x

3 Atlet Dunia Pengidap HIV yang Wariskan Semangat Anti AIDS

Kamis, 1 Desember 2016 22:20 WIB
Editor: Mitjanna Lotusina Rangkuti

Hari ini, tepat tanggal 1 Desember adalah hari di mana seluruh dunia memperingati penderitaan dan menyebarkan informasi atas kesadaran pencegahan virus HIV/AIDS. Sejak ditemukan sekitar satu abad silam, virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia ini menjadi pandemik di seluruh penjuru bola dunia.

Kasus HIV/AIDS pertama kali ditemukan setelah kematian seorang warga di Congo pada 1959 silam. Setiap tahunnya, virus HIV terus berkembang dan tersebar hingga keluar benua Afrika. 

Seperti kasus pertama yang terjadi di Amerika Serikat pada 1980-an. Seorang warga San Fransisco bernama Ken Horne tercatat sebagai pasien dengan HIV/AIDS pertama. Dengan latar belakang penemuan di benua Afrika yang diniliai memiliki edukasi rendah, virus ini dianggap tidak mungkin tersebar di negara-negara maju. Ternyata, hal ini dipatahkan oleh kasus Horne.
 


Kesadaran terhadap virus HIV bisa disebarkan melalui dunia olahraga.

Pada era 1970-an, HIV kemudian banyak menyerang kaum berorientasi seksual homoseksual. Sebut saja vokalis band legendaris, Queen, Freddie Mercury yang terjangkit HIV/AIDS dan dipercaya tertular karena melakukan hubungan seksual sesama jenis kelamin. Pandangan bahwa HIV/AIDS berhubungan erat dengan kaum homoseksual bertahan hingga 1990-an.

Tapi, pandangan-pandangan itu dipatahkan oleh beberapa kasus yang terjadi di dunia olahraga. Sebut saja, legenda tim NBA, LA Lakers yang tak diduga-duga mengumumkan bahwa dirinya mengidap HIV/AIDS di 1991. Sekitar hampir satu dekade sebelum pebasket itu, seorang legenda tenis Amerika juga terjangkit dan mengejutkan dunia.

Berikut ini INDOSPORT merangkum tiga kasus HIV dari dunia olahraga yang memberikan pengaruh bagi kesadaran khalayak terhadap virus mematikan ini.


1. Satu-satunya Pembalap Homoseksual di Formula 1

Mike Buettler, pembalap Formula 1 yang mengidap HIV.

Michael Beuttler adalah pembalap Formula 1 dari Britana Raya. Beuttler memang menjadi sorotan di masanya karena mengungkapkan orientasi seksual yang tak biasa. Beuttler adalah seorang homoseksual dan tercatat sebagai satu-satunya pembalap F1 dengan orientasi seksual luar biasa itu hingga saat ini.

Beuttler memulai karier membalap untuk tim Clarke Mordaunt Guthrie Racing di F1 pada Grand Prix Kanada di 1971 silam. Setelah sekitar tiga tahun berkarier di lintasan balap, Beuttler memutuskan pensiun di 1974.
 


Mike Beuttler saat berlaga di ajang balapan Formula 1.

Meski tak pernah mengumumkan secara resmi bahwa dirinya terjangkit virus HIV, Beuttler meninggal dunia akibat penyakit komplikasi yang berhubungan dengan HIV/AIDS pada 29 Desember 1988.

Semasa hidupnya, Beuttler lebih memilih menghabiskan waktu personal tanpa menyuarakan penyuluhan terhadap virus HIV. Sebelum menutup usia, Beuttler tinggal di Los Angeles, Amerika Serikat.


2. Petenis Legendaris Amerika Serikat

Arthur Ashe, petenis keturunan Afrika-Amerika pertama dunia.

Arthur Ashe mengumumkan bahwa dirinya terjangkit virus HIV pada April 1992 silam. Ini menjadi salah satu berita yang menarik banyak perhatian publik Amerika Serikat saat itu. Pasalnya, Ashe adalah legenda dan pencetak sejarah di Negeri Paman Sam. 

Ashe adalah petenis keturunan Afrika-Amerika pertama yang mengikuti kejuaraan Wimbledon dan Amerika Serikat Terbuka. Ashe juga mencetak sejarah sebagai petenis Afrika-Amerika pertama yang mencapai peringkat satu dunia.

Dia telah memenangkan tiga gelar Grand Slam dan menjelma menjadi kekuatan baru tenis dunia, khususnya Amerika di era 1970-an hingga 1980-an. 
 


Arthur Ashe menjadi petenis Afrika-Amerika pertama di kompetisi Wimbledon.

Pria kelahiran 10 Juli 1943 silam itu diduga tertular virus HIV karena transfusi darah yang dia terima. Ashe menerima transfusi darah karena harus menjalani operasi bypass jantung di awal 1980-an.

Semasa hidupnya, Ashe aktif menggerakkan berbagai program penyuluhan agar publik lebih sadar dan mengetahui permasalahan HIV dan AIDS.

Tak bisa pulih dari penyakit mematikan itu, Ashe meninggal dunia akibat pneumonia atau paru-paru basah yang disebabkan komplikasi AIDS. Ashe meninggal di usia 49 tahun pada 6 Februari 1993.


3. Rival Michael Jordan di NBA

Magic Johnson saat masih membela LA Lakers.

Earvin Magic Johnson Jr. mengejutkan dunia NBA dan olahraga dunia ketika mengumumkan dirinya positif terjangkit virus HIV, 25 tahun silam. Mantan point guard LA Lakers itu mematahkan tentang penyakit ini dan menjadi inspirasi bagi pencinta olahraga karena telah berjuang melawan virus HIV.

Pengalamannya membawa perubahan bagaimana publik melihat dan menilai virus itu. Johnson juga membuka ruang bagi para penderita dan publik secara umum untuk lebih pintar mengenal penyakit ini sehingga bisa melakukan pencegahan dan pengobatan.

"November 7, 1991 adalah waktu ketika hidup saya berubah tanpa terduga. Dulu, saya berpikir bahwa hal terberat adalah mengalahkan Michael Jordan atau Larry Bird. Tapi, di hari itu, saya sadar pertarungan sebenarnya adalah bertahan hidup," tulis Johnson di theplaybook.magicjohnson.com.
 


Magic Johnson saat berlaga di pertandingan LA Lakers.

"Saya menyadari bagaimana Tuhan berkehendak di kehidupan saya."

Johnson menutup kariernya tahun 1996 dengan rata-rata 11 assist per game. Selama kariernya di NBA, Johnson hanya membela satu tim yakni LA Lakers.

Sejak pensiun, Johnson menghabiskan kesehariannya dengan mengelola bisnis, Magic Johnson Enterprises (MJE) dan tetap aktif memberikan penyuluhan kepada publik soal virus HIV. Kini, Johnson sudah memiliki cucu dan hidup bersama keluarganya di Michigan, Amerika Serikat.

Beberapa rumor mengatakan bahwa Johnson sudah tak lagi terjangkit HIV dan lainnya menyiratkan bahwa dirinya sama sekali tak pernah terjangkit virus pandemik itu. Entah mana yang benar, Johnson tetap berjasa memberikan publik kesempatan untuk lebih banyak belajar soal HIV/AIDS.

Magic JohnsonHIV/AIDS

Berita Terkini