x

Kisah 'Tarik Ulur' Tuan Rumah Asian Games 2018 dan Asian Youth Games

Rabu, 29 Agustus 2018 09:54 WIB
Editor: Abdurrahman Ranala
LOGO ASIAN GAMES 2018.

INDOSPORT.COM - Jakarta-Palembang menjadi tuan rumah Asian Games ke-18 tahun 2018. Sejatinya, Jakarta-Palembang bukanlah tuan rumah awal Asian Games ke-18. 

Perhelatan Asian Games ke-18 tahun 2018 di Jakarta-Palembang dalam beberapa hari akan selesai. Dari 40 cabang olahraga yang dipertandingkan, sejumlah cabor telah menggelar semua pertandingannya. 

Sejumlah kejutan dan cerita menarik terjadi di Asian Games 2018. Mulai dari Korea Bersatu yang meraih medali emas pertamanya di Asian Games, hingga aksi walk out atlet Malaysia di cabor pencak silat. 

Timnas Sepak Bola Putra U-23 Indonesia yang gagal meraih target yang ditetapkan juga menjadi sorotan dan cerita tersendiri pada perhelatan Asian Games 2018. Sebenarnya cerita menarik tentang Asian Games ke-18 sudah terjadi sejak penetapan tuan rumah. 

Baca Juga

Drama tarik ulur tuan rumah Asian Games ke-18 sempat terjadi, dan Jakarta-Palembang sebenarnya bukanlah kandidat tuan rumah Asian Games ke-18. 


1. Proses Pencalonan Tuan Rumah

Vietnam Asian Games 2018.

Jauh sebelum Jakarta-Palembang ditetapkan menjadi tuan rumah Asian Games ke-18, tiga kota mencalonkan diri menjadi tuan rumah. Tiga kota tersebut Dubai (Uni Emirat Arab), Surabaya (Indonesia), dan Hanoi (Vietnam). 

Ketiga kota tersebut merupakan wajah baru karena belum pernah menggelar pesta olahraga Asian Games sebelumnya. Dan dalam proses voting yang dilakukan oleh Olympic Council of Asia (OCA), Hanoi ditetapkan sebagai tuan rumah Asian Games ke-18. 

Pada 8 November 2012, Hanoi ditetapkan menjadi tuan rumah karena mendapat 29 suara dan unggul cukup jauh dari Surabaya yang hanya mendapat 14 suara. Dubai sendiri memutuskan untuk mundur dari pencalonan tuan rumah di detik-detik akhir menjelang proses voting.

Baca Juga

Saat Hanoi memenangkan voting, Presiden OCA Sheikh Ahmad Al-Fahad Al-Sabah mengatakan bahwa Vietnam memiliki segala hal yang diperlukan untuk menjadi tuan rumah Asian Games, dan Vietnam juga merupakan negara dengan potensi ekonomi yang besar.  

Namun, dua tahun berselang atau tepatnya tahun 2014, Vietnam memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai tuan rumah Asian Games ke-18. 


2. Mundurnya Vietnam dan Penetapan Indonesia

Logo Asian Games 2018.

Dua tahun setelah Hanoi ditetapkan menjadi tuan rumah Asian Games ke-18, mulai muncul banyak kekhawatiran. Kekhawatiran utama disebabkan karena banyak venue dan fasilitas olahraga di Hanoi yang tak terawat sejak terakhir digunakan di SEA Games 2003. 

Selain itu, kekhawatiran terbesar muncul karena kondisi ekonomi Vietnam yang terpengaruh oleh krisis ekonomi yang melanda dunia. Dan akhirnya Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Tan Dung, mengumumkan secara resmi bahwa Hanoi mengundurkan diri sebagai tuan rumah Asian Games pada 17 April 2004. 

Perdana Menteri Nguyen Tan Dung mengatakan bahwa Vietnam yang terkena dampak dari krisis ekonomi global membuat negara tersebut tak mampu menanggung biaya untuk membangun dan merenovasi fasilitas dan venue olahraga untuk Asian Games. 

Saat itu, biaya yang diperkirakan untuk Vietnam menggelar Asian Games adalah 150 juta dolar hingga 500 juta dolar (2,2 hingga 7 miliar rupiah). 

Setelah Vietnam mundur, OCA mengatakan bahwa Indonesia, China, dan Uni Emirat Arab merupakan kandidat kuat sebagai tuan rumah pengganti. Dan dalam waktu kurang dari satu bulan, Indonesia dinyatakan sudah siap menjadi tuan rumah oleh OCA. 

"Kami berikan kepada Indonesia. Karena Indonesia merupakan pesaing Vietnam dalam pencalonan sebelumnya. Jadi Indonesia harus diprioritaskan untuk menjadi tuan rumah," ujar Presiden OCA Sheikh Ahmad Al-Fahad Al-Sabah dikutip dari Reuters. 

Pada 5 Mei 2014, OCA mengunjungi beberapa kota di Indonesia, Jakarta, Bandung, Palembang, dan Surabaya. Dan pada 25 Juli 2014 di Kuwait, OCA menunjuk Jakarta sebagai tuan rumah utama dan Palembang sebagai tuan rumah pendukung untuk penyelenggaraan Asian Games ke-18. 

Baca Juga

Sebenarnya Komite Olimpiade Asia (OCA) pada awalnya memutuskan untuk menggelar Asian Games ke-18 di tahun 2019. Hal itu dilakukan agar Asian Games tidak bentrok dengan event olahraga besar lainnya seperti Piala Dunia FIFA dan Olimpiade Musim Dingin. 

Selain itu, jika Asian Games digelar pada tahun 2019, persiapan para atlet bisa sekalian dengan persiapan menghadapi Olimpiade 2020. Namun karena tuan rumah Indonesia akan menggelar pemilihan umum pada tahun 2019, OCA memutuskan untuk menggelar Asian Games ke-18 pada tahun 2018. 


3. Dampak untuk Asian Youth Games

Stadion Gelora Bung Tomo.

Tarik ulur tuan rumah Asian Games ke-18 ternyata juga berdampak untuk Asian Youth Games ke-3. Asian Youth Games ke-3 pada awalnya akan diselenggarakan pada tahun 2017, namun akhirnya ditunda menjadi tahun 2021. 

Hambantota, Sri Lanka awalnya memenangkan proses pemilihan tuan rumah Asian Youth Games 2017. Indonesia, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Uzbekistan menjadi kandidat lain tuan rumah Asian Youth Games 2017. 

Namun sejumlah masalah menghantui persiapan Hambantota sebagai tuan rumah. Hingga akhirnya OCA memutuskan untuk memberikan tuan rumah Asian Youth Games 2017 kepada Jakarta, dan direncanakan menjadi test event untuk Asian Games 2018. 

Baca Juga

Akan tetapi pada akhirnya OCA memutuskan untuk membatalkan Asian Youth Games 2017 dan menundanya hingga tahun 2021. Dan tebak siapa yang menjadi tuan rumah?

Ya, Surabaya yang awalnya merupakan kandidat tuan rumah Asian Games 2018 akhirnya dipilih menjadi tuan rumah Asian Youth Games ke-3 tahun 2021. 

Ikuti terus berita seputar sepak bola dan olahraga lain serta serba-serbi Asian Games 2018 hanya di INDOSPORT 

IndonesiaAsian GamesVietnamAsian Games 2018PalembangDKI JakartaSurabayaSerba Serbi Asian Games 2018

Berita Terkini