x

Dari Bendera AS Sampai Kolam 'Berdarah', Ini Deretan Skandal Ikonik Olimpiade

Selasa, 8 Juni 2021 15:12 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Nugrahenny Putri Untari
Deretan skandal Olimpiade yang dikenang sepanjang sejarah.

INDOSPORT.COM – Berikut ini deretan skandal Olimpiade yang dikenang sepanjang sejarah. Di antaranya skandal bendera Amerika Serikat dan insiden kolam 'berdarah'.

Sejak Olimpiade pertama kali diadakan pada tahun 1896, pesta olahraga internasional empat tahunan ini telah menjadi sumber kebahagiaan dan inspirasi.

Olimpiade tidak hanya menyuguhkan persaingan antar olahragawan dari seluruh dunia, namun menyajikan cerita-cerita unik maupun kontroversial. Tak jarang, cerita-cerita itu mengubah seorang atlet amatir menjadi sensasi dunia dalam semalam.

Baca Juga
Baca Juga

Meski begitu, Olimpiade tetap dianggap sebagai pesta yang menyatukan, membanggakan jiwa, menghibur tanpa henti, walaupun terkandal harus dirusak oleh skandal selama bertahun-tahun.

Mengingat tingginya taruhan para atlet yang terlibat, politik global, dan popularitas Olimpiade, tidak mengherankan jika ada konflik-konflik yang terjadi.

Beberapa skandal yang disajikan oleh INDOSPORT ini mungkin terjadi ketika sobat pembaca belum terlahir di dunia. Namun, ada juga yang pernah menyaksikannya.

Menjelang gelaran Olimpiade Tokyo yang akan digelar bulan Juli mendatang, INDOSORT mencoba merangkum enam skandar paling dikenang dalam sejarah Olimpiade.

1956: Pertandingan “Darah Dalam Air”

Pada Olimpiade Melbourne 1956, pertandingan polo air berubah menjadi huru-hara ketika pemain bintang Hungaria, Ervin Zadorm dipukul wajahnya oleh lawan Rusia Valentin Prokopov hingga berdarah-darah.

Insiden yang membuat kolam arena pertandingan polo berubah memerah karena darah ini menjadi simbol ketegangan politik, akibat dari perjuangan Hungaria melawan kekuasaan Soviet.

Baca Juga
Baca Juga

1968: George Foreman Mengibarkan Bendera Mini Amerika

Setelah dua atlet melakukan kampanye Black Power selama lagu kebangsaan AS dikumandangkan, George Foreman secara tidak sengaja membuat pernyataan dengan mengibarkan bendera kecil Amerika usai  kemenangan tinju kelas beratnya.

Setelah kejadian itu, Foreman kemudian berkomentar bahwa ia hanya ingin menegaskan negara asalnya, namun para kritikus malah menuduhnya sebagai “pengkhianat ras” pada saat itu.

1988: Park Si-hun Mengalahkan Roy Jones, Jr.

Park Si-Hun, petinju Korea Selatan yang mengalahkan petinju Amerika Serikat, Roy Jones, Jr., hingga hari ini masih berharap dia bisa meraih perak.

Sayangnya, hasil pertarungan diputuskan dengan suara 3-2 mengklaim Park Si-hun tidak berhak memenangkan medali, yang membuat kejadian ini sebagai salah satu hal paling kontroversial dalam sejarah tinju.


1. Skandal Lain

Greysia Polii (kiri) dan Meiliana Jauhari (kanan) sempat terseret skandal di Olimpiade London 2012.

1988: Insiden Papan Selam Greg Louganis

Peraih medali emas Amerika, Greg Louganis, langsung menjadi sorotan setelah kepalanya terbentur papan loncat selama babak penyisihan Olimpiade, tetapi itu bukan satu-satunya kejadian yang dia hadapi.

Dia juga diam-diam menderita AIDS pada menjalani turnamen itu, dan dia tidak mengungkapkan kondisinya sampai tujuh tahun kemudian agar tidak kehilangan kesempatan bertanding.

2012: Tim Sepak Bola Korea Utara Menunda Pertandingan

Setelah pengibaran bendera yang berlangsung heboh, di mana bendera Korea Selatan dikibarkan di sebelah tim sepak bola wanita Korea Utara dalam sebuah video, tim Korea Utara kesal.

Alhasil, mereka menolak bermain selama satu jam. Pertandingan ini pada akhirnya dimulai dengan Korea Utara menghadapi Kolombia.

2012: Delapan Pemain Bulutangkis Dikeluarkan dari Turnamen

Empat pasangan bulu tangkis putri, satu dari China, dua dari Korea Selatan, dan satu dari Indonesia, dilarang mengikuti turnamen.

Greysia Polii/Meiliana Jauhari menjadi satu dari empat pasangan ganda putri yang didiskualifikasi dari Olimpiade London 2012. Mereka dicoret dari dinilai memanipulasi permainan dengan tujuan mendapatkan hasil tertentu.

Skandal ini dilakukan demi mendapatkan tiket ke perempat final dengan cara curang, dan melanggar kode etik pemain dalam menggunakan upaya terbaik.

OlimpiadeGreysia PoliiOlimpiade Tokyo 2020FeatureBulutangkisBerita OlahragaMeiliana Jauhari

Berita Terkini