x

Tempat Karantina Bak Penjara, Panitia Olimpiade 2020 Dapat Teguran

Sabtu, 31 Juli 2021 20:15 WIB
Penulis: Izzuddin Faruqi Adi Pratama | Editor: Indra Citra Sena

INDOSPORT.COM - Gelaran Olimpiade Tokyo 2020 kembali mendapat sorotan negatif. Setelah sejumlah kontroversi muncul ke permukaan sejak sebelum upacara pembukaan, kini panitia dikritik atas penanganan terhadap atlet yang diharuskan menjalani karantina akibat Covid-19.

International Olympic Committee atau IOC dikecam karena memiliki fasilitas yang jauh dari kata layak untuk menunjang proses isolasi karena sangat minim sirkulasi udara.

Athleten Deutschland, badan olahragawan Jerman, bahkan mengungkapkan jika kesehatan psikologis para atlet juga tidak diperhatikan dengan benar-benar memutus mereka berkontak dengan siapa pun. Padahal, untuk makan dan menjaga kebersihan saja sudah susah.

Baca Juga
Baca Juga

Mereka melakukan protes setelah salah satu kontingennya, yakni Candy Jacobs, mengeluh usai diperlakukan layaknya tahanan di penjara. Jacobs adalah atlet wanita untuk cabang papan luncur atau skateboard.

"Penginapan untuk karantina saat ini tidak memiliki ventilasi memadai. Makanan yang diberikan juga tidak memenuhi syarat kecukupan nutrisi," sebut pernyataan Athleten Deutschland.

"Atlet yang harus terus berlatih juga harus mencuci baju kotor mereka sendiri di wastafel. Tentu sulit tanpa adanya mesin pengering," cetusnya.

"Mereka juga dibiarkan seorang diri. Langkah karantina sendiri tidak terlalu jelas. Kami diberitahu jika staf medis di sana tidak dibekali dengan kecakapan berbahasa asing," tambah pernyataan tersebut.


1. Kasus Bertambah

Miraitowa, maskot Olimpiade Tokyo.

Menanggapi hal ini, Jepang kemudian mengambil respons cepat untuk berbenah. Mereka berjanji akan memperbaiki semua kekurangan dan keluhan agar bisa menjadi tuan rumah yang lebih baik.

Statistik menyebutkan, saat ini ada setidaknya 20 atlet yang terpapar virus corona. Hasil tersebut diperoleh berdasarkan tes dari negara asal mereka maupun saat tiba di Jepang.

Sepasang atlet asal Trinidad-Tobago, Sparkle Ann McKnight dan Andwuelle Wright, menjadi korban terbaru dari peserta Olimpiade. Mereka terpaksa harus mundur dari ajang lari 400 meter dan lompat jauh.

Baca Juga
Baca Juga

Sejak Olimpiade Tokyo 2020 digelar dilaporkan ada 246 kasus positif terpapar virus corona baru. Oleh IOC, angka tersebut dianggap masih dalam taraf wajar dan masuk dalam perhitungan mereka sebelum acara berlangsung.

Padahal, ajang empat tahunan tersebut sebelumnya menuai banyak protes dari kalangan medis negeri Sakura. Mereka mengkhawatirkan kesehatan khalayak ramai sehingga sempat menimbulkan wacana untuk pembatalan

JepangOlimpiadeInternational Olympic Committee (IOC)Olimpiade 2020AtletOlimpiade Tokyo 2020Virus Corona

Berita Terkini