x

Kisah Inspiratif Ibrahim Hamadtou, Atlet Tenis Meja Paralimpiade yang Tak Punya Lengan

Kamis, 26 Agustus 2021 16:39 WIB
Editor: Yosef Bayu Anangga
Di tengah gelaran Paralimpiade Tokyo, nama Ibrahim Hamadtou jadi perbincangan. Pasalnya, ia bisa menjadi atlet tenis meja meski tak memiliki kedua lengan.

INDOSPORT.COM – Di tengah gelaran Paralimpiade Tokyo, nama Ibrahim Hamadtou jadi perbincangan. Pasalnya, ia bisa menjadi atlet tenis meja meski tak memiliki kedua lengan.

Usai Olimpiade Tokyo beberapa waktu lalu, dunia olahraga kini tengah dimeriahkan gelaran Paralimpiade Tokyo 2020.

Diikuti oleh para atlet penyandang disalibitas, Paralimpiade Tokyo 2020 kerap menimbulkan kisah inspiratif pada pencinta olahraga. Salah satunya dimunculkan oleh atlet tenis meja asal Mesir, Ibrahim Hamadtou.

Baca Juga
Baca Juga

Berstatus sebagai atlet tenis meja, Hamadtou memiliki disabilitas tubuh yakni tidak memiliki kedua lengan. Ia kehilangan kedua lengannya ketika masih berusia 10 tahun, akibat kecelakaan kereta.

Atlet berusia 48 tahun ini pun bermain tenis meja dengan cara menggigit bet di mulutnya, dan melempar bola untuk servis dengan menggunakan kakinya.

Saat servis, ia mencengkeram bola dengan jemari kaki kanannya, lalu melemparkannya ke atas dengan teknik spin, untuk kemudian dipukul dengan bet tenis meja yang ia gigit. Teknik ini pula yang membuat ia selalu bertanding dengan bertelanjang kaki.

Di Paralimpiade Tokyo 2020 ini, Ibrahim Hamadtou turun di babak kualifikasi kelas 6 tenis meja yang merupakan kelas bagi atlet yang bisa berdiri tapi memiliki disabilitas di kaki atau lengan, pada Rabu (25/08/21) lalu.

Baca Juga
Baca Juga

Meski pada akhirnya kalah tiga set langsung 6-11 4-11 9-11 dari atlet Korea Selatan, Park Hong-kyu, Hamadtou berhasil mencuri perhatian berkat penampilannya yang memukau dan sikapnya yang inspiratif.

Paralimpiade Tokyo 2020 sendiri adalah paralimpiade kedua bagi Hamadtou. Sebelumnya, ia sudah lebih dulu menjalani debut di Paralimpiade Rio 2016. Ketika itu, ia finis di posisi ke 11 nomor tunggal kelas 6, dan posisi 9 di nomor beregu.

Sebelumnya, ia pernah meraih medali perak atau tempat kedua di Piala Afrika 2011, 2013, dan 2016 serta pada ajang Mesir Terbuka 2013.


1. Pilih Tenis Meja demi Tantangan

Ibrahim Hamadtou, atlet tenis meja paralimpiade

Menariknya, tenis meja sebenarnya bukan olahraga pilihan utama Ibrahim Hamadtou. Semasa kecil, ia lebih suka bermain sepak bola.

Namun, ia pada akhirnya beralih bermain tenis meja karena besarnya tantangan yang disediakan olahraga tersebut.

“Saya sedang menjadi wasit bagi pertandingan antara teman-teman saya,” ungkapnya dalam wawancara dengan federasi tenis meja internasional (ITTF) tahun lalu.

“Mereka berdebat tentang sebuah poin, dan ketika saya memberikan poin itu kepada salah seorang dari mereka, yang lain meminta saya untuk tidak ikut campur karena saya tidak akan bisa memainkan olahraga itu. Kalimat itulah yang mendorong saya bermain tenis meja,” lanjutnya.

Sebelumnya, pada wawancara dengan CNN pada tahun 2014, ia mengaku kesulitan untuk bermain tenis meja setelah kecelakaan yang dialaminya.

“Saya harus berlatih keras setiap hari selama 3 tahun berturut-turut. Awalnya, orang-orang kagum dan terkejut melihat saya bermain.”

“Mereka mendorong dan menyemangati saya, dan mereka sangat bangga terhadap tekad, kegigihan, dan determinasi yang saya miliki,” lanjutnya.

Ibrahim Hamadtou memang harus menelan kekalahan dari Park Hong-kyu di babak kualifikasi di Paralimpiade Tokyo 2020. Namun, kegigihannya dalam mengatasi kesulitan yang ia alami telah berhasil menginsipirasi para penggemar olahraga di seluruh dunia.

Bukan tidak mungkin, ia akan kembali berlaga di Paralimpiade Paris yang akan digelar pada tahun 2024, yang akan menjadi paralimpade ketiga beruntun yang ia ikuti.  

MesirTenis MejaParalimpiade Tokyo 2020

Berita Terkini