Oase

Kritisi Penanganan Covid-19, IDI: Pemerintah Jangan Hanya Fokus Vaksinasi

Sabtu, 21 Agustus 2021 15:25 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Shutterstock/ By BaLL LunLa
Illustrasi Vaksinasi Copyright: © Shutterstock/ By BaLL LunLa
Illustrasi Vaksinasi

INDOSPORT.COM – Wakil Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet Budiarto mengkritisi langkah pemerintah yang dinilai belum serius menekan angka kematian akibat Covid-19.

Slamet Budiarto keberatan penanganan pandemi Covid-19 hanya difokuskan pada pelaksanaan vaksinasi. Pasalnya di saat bersamaan, pemerintah abai pada upaya pencegahan tingginya kasus kematian.

"Padahal dalam penanganan Covid-19, ada promotif, preventif, kuratif. Nah indikatornya kan, satu menurut WHO angka infeksi. Yang utama adalah angka kematian. Seolah-olah yang sekarang ini mengejar vaksin.”

Betul mengejar vaksin tapi kuratifnya jangan diabaikan. Kematiannya tinggi sekali, masih di atas 1000 kasus," katanya pada diskusi virtual MNC Trijaya FM, Sabtu (21/8/2021).

Jadi, kata dia, penanganan pandemi tidak bisa hanya sekedar mengandalkan vaksinasi. Kementerian Kesehatan harus melakukan upaya meminimalisasi tingginya kasus kematian akibat Covid-19 di tanah air.

"Jadi, kementerian terkait harus melakukan upaya menekan angka kematian," katanya. 

Sebenarnya, kata Slamet, vaksinasi mudah dilakukan. Berapapun target cakupan vaksinasi harian bisa dicapai selama ketersediaan vaksin tercukupi. Tetapi, kata dia, vaksinasi bukan satu-satunya cara mengatasi pandemi. 

"Vaksin terus jalan, targetnya dua atau tiga juta. Tapi saya sepakat gunakan resources kesehatan yang ada. Ada praktek dokter jumlahnya 70 ribu, ada klinik pratama jumlahnya 30 ribu, ada praktek bidan 30 ribu. “

“Praktek perawat juga sama. Itu nggak dipakai. Sebenarnya sehari 5 juta vaksin pun bisa asal vaksinnya ada," ungkapnya.

Selain itu, dia menilai ada upaya promotif yang juga diabaikan pemerintah dalam menanggulani wabah Covid-19.

Dia mengatakan, upaya sosialisasi secara massif hingga lapisan masyarakat terbawah harusnya gencar dilakukan sejak awal. Hal ini untuk membangun kesadaran masyarakat bahwa pandemi Covid-19 berbahaya. 

"Kemudian upaya promotif itu adalah sosialisasi agar masyarakat sampai terbawah itu tau bahwa Covid-19 bahaya, itu belum maksimal. Preventifnya vaksin. Kuratifnya, tujuannya adalah mencegah orang sakit menjadi meninggal atau cacat," katanya. 

Dia mengatakan, cara mencegah tingginya kematian adalah dengan mencukupi kebutuhan SDM kesehatan, logistik kesehatan seperti obat, oksigen, alat kesehatan, tempat tidur di rumah sakit, hingga pembiayaan jasa rumah sakit. 

"Sampai saat ini kan RS banyak yang belum dibayar, termasuk yang 2020. Nah, Presiden Jokowi sudah sangat baik. Pak Jokowi sudah sangat baik mengucurkan ratusan triliun untuk penanganan Covid-19 tapi sayangnya di bawah, implementasinya itu tidak solid. Masing-masing jalan sendiri," pungkasnya.

Baca berita asli di AkuratCo

Disclaimer : Artikel ini adalah kerja sama antara Indosport.com dengan AkuratCo Hal yang berkaitan dengan tulisan, foto, video, grafis, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab dari AkuratCo.