Oase

Menkes Beberkan Alasan Vaksin Belum Bisa Atasi Penularan Covid-19

Minggu, 14 November 2021 16:46 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Garfis: Yanto/INDOSPORT
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, sempat menduga bahwa vaksinasi bisa mengakhiri penularan virus corona Covid-19 di Indonesia. Copyright: © Garfis: Yanto/INDOSPORT
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, sempat menduga bahwa vaksinasi bisa mengakhiri penularan virus corona Covid-19 di Indonesia.

INDOSPORT.COM - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, sempat menduga bahwa vaksinasi bisa mengakhiri penularan virus corona Covid-19 di Indonesia.

Namun pada kenyataannya, masih banyak hal yang belum diketahui baik pihaknya maupun masyarakat awam terkait virus yang menyebar dari Wuhan, China, ini.

Hal tersebut ia ungkapkan sebagai pembicara kunci di acara webinar kesehatan nasional yang diselenggarakan DPP PKS dan ditayangkan secara live streaming.

"Nah, apakah ini (pandemi Covid-19) sudah selesai? Teman-teman, virus ini banyak sekali yang belum kita tau. Tadinya kita berpikir bahwa dengan vaksinasi semuanya bisa selesai," ungkapnya dilansir dari YouTube PKS TV, Minggu (14/11/21).

Dia mengungkapkan, beberapa negara maju yang statistik vaksinasinya tinggi, kata dia, justru sedang menghadapi kenaikan kasus Covid-19.

Bahkan, beberapa negara di Asia Tenggara juga tengah menghadapi goncangan baru akibat kenaikan kasus.

"Ini adalah contoh tiga negara yang vaksinasinya sudah tinggi di atas 60 persen, 70 persen, Singapura malah sudah di atas 80 persen dua dosis. Tetapi mereka tetap terjadi gelombang kenaikan kasus lagi," katanya.

Budi Gunadi Sadikin pun mengaku telah mempelajari penyebab kenaikan kasus Covid-19 di negara-negara tersebut.

Faktor utamanya adalah mutasi virus dan munculnya varian baru yang dengan cepat menjalar serta menyerang masyarakat di suatu negara. Akibatnya, kenaikan kasus tak terhindarkan.

"Sesudah kami liat (dipelajari) kenapa, karena memang ada varian baru. Yang namanya varian delta. Jadi kalau ada varian baru yang lebih ganas, itu terjadi lagi kenaikannya," ungkapnya.

Dia mengatakan, Indonesia juga pernah mengalami kenaikan kasus dengan cepat setelah varian delta masuk ke Tanah Air.

Mutasi virus varian delta pertama kali muncul di India. Sementara di Indonesia pertama kali ditemukan di Kudus, Jawa Tengah.

"Jepang, Singapura, Malaysia, itu semuanya naik varian Delta. Varian ini pertama kali masuk dari India khususnya di Indonesia kemudian menyebar ke seluruh Tanah Air," katanya lagi.

Lebih lanjut, Menkes menekankan, meski kasus Covid-19 di Indonesia telah menunjukkan tren menurun, sejumlah daerah diketahui mencatatkan kenaikan kasus yang sudah speatutnya diwaspadai.

Baca berita asli di Akurat.co