Kasus RasialismeToure di Twitter Berlanjut
Yaya sudah lima bulan lalu tidak menggunakan Twitter. Begitu aktif lagi di media sosial maya tersebut, aksi pertama Yaya berbuah masalah.
Toure berkomentar soal derbi Manchester yang dimenangi City atas United dengan skor 1-0 berkat gol Sergio Aguero, 2 Oktober 2014.
“Saatnya kembali ke Twitter setelah kemenangan baik kemarin. Sekarang fokus saya pada pertandingan berikutnya... Happy Monday everyone!!” kata Yaya.
Tak lama setelah posting pertama tersebut, Yaya mendapat balasan kasar dari pengguna Twitter lain. Kasus ini diketahui polisi bukan dari Yaya, tapi dari organisasi Kick It Out.
“Kami telah menerima keluhan tentang dua tweet terpisah yang bersifat rasial yang ditujukan untuk Yaya Toure dan sekarang kami menginformasikan ke polisi. Yaya telah di Twitter untuk hitungan jam dan dia menerima pelecehan bersifat mengerikan. Kami terganggu fakta bahwa seseorang dapat sakit dengan cara ini,” demikian pernyataan Kick It Out.
“Itu membuat pemain mulai mempertanyakan mengapa mereka harus menggunakan media ini. Kami akan menawarkan dukungan penuh kepada Yaya Toure.”
Kasus ini bukan yang pertama menimpa Yaya Toure. Bekas pemain Barcelona ini merasakan pengalaman tidak mengenakkan saat menjadi sasaran teriakan rasial ketika City mengalahkan CSKA Moscow di Rusia di Liga Champions.
Kasus rasialisme yang menimpa Pemain Terbaik Afrika dalam tiga tahun terakhir ini berlanjut ke Badan Sepakbola Eropa (UEFA). UEFA mengizinkan CSKA menggelar pertandingan kandang Liga Champions tanpa kehadiran penonton stadion.