x

6 Momen Luar Biasa Piala Afrika 2015

Kamis, 5 Februari 2015 10:34 WIB
Editor: Dimas Hendro Nugroho

Kompetisi ini sendiri telah memasuki fase semifinal, dimana Pantai Gading menang 3-1 atas Republik Demokratik Kongo. Pantai Gading pun melaju ke final, menunggu pemenang dari seminal satunya antara Ghana dan tuan rumah, Guinea Khatulistiwa, yang baru akan berlangsung Jumat (06/02/15) dini hari.

Akan tetapi sejumlah peristiwa luar biasa terjadi sepanjang turnamen, bahkan sebelum kompetisi benar-benar dimulai. Berikut momen-momen tersebut:


1. Penentuan Tuan Rumah

Momen pertama yaitu penentuan tuan rumah. Federasi Sepakbola Afrika (CAF) pada Januari 2011 memilih Maroko untuk menjadi penyelenggara turnamen oleh, mengalahkan pesaing tunggal Afrika Selatan. Akan tetapi pada Oktober 2014, Maroko meminta kompetisi ditunda terkait epidemi Ebola di benua Afrika, namun hal itu ditolak CAF. Awal November CAF menyatakan status tuan rumah Maroko gugur.

Lima negara, Afrika Selatan, Sudan, Mesir, Angola dan Ghana semua menolak untuk menjadi penyelenggara darurat. Akhirnya, Guinea Khatulistiwa yang sebenarnya gagal lolos kualifikasi mengajukan diri dan malah berhak tampil dengan status tuan rumah, dengan persiapan yang hanya dua bulan lamanya, November 2014-Januari 2015.

Akibatnya fasilitas pun kurang memadai, mulai dari matinya keran air di hotel tempat para pemain menginap hingga listrik yang kadang padam.


2. Para Juara Gagal Lolos

Tim Nasional Nigeria

Mesir dan Nigeria yang masing-masing telah menjuarai Piala Afrika sebanyak 7 kali dan 3 kali, tersingkir di ajang kualifikasi. Mesir kalah bersaing dengan Tunisia dan Senegal, sementara Afrika Selatan dan Kongo mengandaskan Nigeria.


3. Pukulan Gervinho

Aksi tidak terpuji dilakukan oleh Gervinho (AS Roma) yang melakukan pemukulan terhadap pemain Guinea Khatulistiwa, Naby Keita, pada pertandingan pertama Grup D Piala Afrika 2015 di Malabo (22/01/15).

Entah apa motif dibalik Gervinho yang memukul Keita. Namun tampaknya pemain 27 tahun itu frustasi karena selalu mendapat kawalan ketat dari pemain Guinea. Apalagi pada saat itu Pantai Gading dalam kondisi tertinggal 0-1.

Berikut video tayangan ulang dari insiden pemukulan Gervinho terhadap Keita:


4. Gugurnya Tim Unggulan

Tim Nasional Mali

Tiga tim unggulan Kamerun, Zambia dan Mali gugur di babak grup. Cukup mengejutkan karena Kamerun adalah langganan juara yang mengoleksi 4 trofi Piala Afrika, dan Zambia meraih gelar juara perdananya pada 2012 lalu, sementara Mali memiliki skuad yang mayoritas adalah pemain di liga-liga utama Eropa, salah satunya adalah Seydou Keita (AS Roma).


5. Lolosnya Tuan Rumah ke Perempatfinal

Tim Nasional Guinea Khatulistiwa

Sementara itu sang tuan rumah, Guinea Khatulistiwa, yang sama sekali tidak diunggulkan karena sebenarnya tidak lolos kualifikasi dan hanya diperkuat oleh pemain-pemain semi-profesional malah lolos dari babak grup untuk bertanding di perempatfinal. Lolosnya Guinea Khatulistiwa ditentukan oleh pertandingan terakhir di babak grup melawan Gabon dimana mereka menang 2-0.

Di pertandingan itu Gabon sebenarnya hanya butuh hasil imbang karena telah meraih 3 poin sementara Guinea Khatulistiwa harus menang karena baru dapat 2 poin. Gabon sudah diambang lolos ketika babak pertama berakhir imbang 0-0, namun memasuki babak ke-2 Guinea Khatulistiwa mendapat penalti kontroversial di menit 55’ dan skor pun jadi 1-0 setelah striker tuan rumah, Javier Balboa, melakukan diving. Ia pun tanpa malu mengkonversi penalti tersebut.

Protes yang dilakukan Gabon kepada wasit Noumandiez Doue asal Pantai Gading pun percuma. Mental para pemain Gabon sepertinya runtuh dan Guinea Khatulistiwa sukses mencetak gol kedua di menit ke 85’, tuan rumah pun lolos ke perempatfinal, hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Berikut cuplikan terjadinya penalti kontroversial tersebut:


6. Penalti Kontroversial untuk Tuan Rumah

Di perempatfinal Guinea Khatulistiwa sudah ditunggu oleh tim unggulan Tunisia, sang jawara 2004. Tunisia unggul 1-0 di menit 70’ lewat gol striker Ahmed Akaichi, skor bertahan hingga menit 90’ dan sepertinya Tunisia akan melaju ke semifinal.

Tapi tunggu dulu.

Di menit pertama injury time wasit Rajindraparsad Seechurn asal Mauritius menghadiahi tuan rumah dengan penalti kontroversial menyusul diving yang cukup kentara dari pemain sayap Guinea Khatulistiwa. Striker Javier Balboa pun mengeksekusi penalti tersebut. Skor 1-1.

Di babak tambahan 2x15 menit pertama, kontak minim diluar kotak penalti Tunisia berbuah tendangan bebas di posisi berbahaya di menit 103’, Balboa pun melakukan tendangan placing melewati pagar betis pemain Tunisia. Skor 2-1.

Hasil itu bertahan hingga menit 120’ dan rekor lain pun tercipta, Guinea Khatulistiwa lolos ke semifinal untuk pertama kalinya.

Namun ternyata masih ada lagi hal menarik di pertandingan tersebut. Para pemain Tunisia yang murka mengejar wasit Seechurn, bahkan mencoba memukulnya sebelum dihentikan oleh pasukan anti huru-hara.

Belakangan, sehari setelah pertandingan, CAF menyatakan bahwa wasit Seechurn dihukum tidak boleh memimpin pertandingan selama 6 bulan. Keputusan diambil CAF setelah Seechurn dinyatakan bersalah melalui sidang singkat.

Piala Afrika 2015

Berita Terkini