Casillas dan 8 Legenda Ini Dibuang dari Klub
Malang betul apa yang dialami Iker Casillas, legenda Real Madrid yang dikenal loyal, saat konferensi pers untuk yang terakhir kalinya. Kiper berusia 34 tahun itu harus meninggalkan Santiago Bernabeu dengan cara yang pahit dan tak menyenangkan.
Presiden Madrid, Florentino Perez, dengan mudah membuang Casillas yang tak lagi dibutuhkan klub meski sudah mengabdi bersama Madrid selama 25 tahun penuh.
Alhasil, kiper timnas Spanyol itu pun harus melewati momen perpisahan saat konferensi pers dengan tangisan serta tak ada satu pun para pemain Madrid yang hadir karena harus menjalani tur pra-musim.
Casillas harus mengemas kopernya ke Porto sembari diiringi awan kelabu. Namun, Casillas hanyalah salah satu legenda yang disingkirkan klub karena tak lagi dibutuhkan. Nama-nama seperti Raul Gonzalez, Alessandro Del Piero hingga David Beckham sudah lebih dulu pergi dengan suasana pahit. Hal itu sekaligus membuktikan bahwa loyalitas bukanlah segalanya.
Berikut INDOSPORT merangkum kisah Casillas dan 8 legenda yang didepak klub masing-masing karena tak lagi dibutuhkan.
1. Paolo Maldini
Maldini dianggap oleh banyak orang sebagai pemain terbesar dalam sejarah AC Milan. Bersama Milan, Maldini sudah mengabdi selama 25 tahun dan memenangkan 5 gelar Liga Champions.
Tapi, saat momen perpisahannya bersama Rossoneri pada 2009, Maldini malah mendapatkan cemooh dari Ultras klub.
“Grazie Capitano. Di atas lapangan anda seorang juara abadi tetapi anda tidak menghormati orang-orang yang telah membuat anda jadi berharga,” tulis satu spanduk.
“Untuk masa 25 tahun yang telah anda berikan, anda memiliki rasa terima kasih dari orang yang anda sebut tentara bayaran dan orang kikir,” tulis spanduk lainnya yang mengacu saat Maldini dikritik saat gagal bersama Milan di final Liga Champions 2005.
2. Roy Keane
Roy Keane adalah pemain yang luar biasa saat berseragam Manchester United. Apalagi, pelatih MU kala itu, Sir Alex Ferguson tengah membangun tim yang akhirnya merajaiEropa pada 1999.
Ketegangan terjadi antara Fergie dan Keane sejak musim panas 2005. Namun, peristiwa tersebut akhirnya memuncak pada bulan November 2005.
Dalam sebuah wawancara yang pernah disiarkan di MU TV, Keane mengecam pertunjukan dari sejumlah rekan-rekan dan khususnya Rio Ferdinand.
Setelah 12 tahun mengabdi bersama MU, Keane akhirnya meninggalkan klub dengan persetujuan bersama untuk bergabung dengan tim masa kecilnya, Celtic.
3. David Beckham
Beckham merupakan pemain lainnya yang menjadi korban dari manajemen Sir Alex Ferguson di MU. Setelah tumbuh menjadi bintang terkenal berkat tangan Fergie, Beckham adalah pemain kunci dari kesuksesan MU di Liga Champions 1999.
Namun, Beckham akhirnya dijual ke Real Madrid pada tahun 2003 dengan banderol 35 juta Euro. Dalam otobiografinya, Fergie mengatakan bahwa ia merasa pemain terlalu percaya diri dan merasa lebih besar dari manajer.
Fergie yang mengeluh soal gaya hidup Beckham yang seperti selebriti, menendang sepatu ke wajah Beckham sembari mengumpat di ruang ganti pada Februari 2003.
4. Johan Cruyff
Cruyff sudah lebih dulu marah saat pergi meninggalkan Ajax untuk bergabung dengan Barcelona pada 1973 setelah ban kaptennya dilucuti. Tapi, Cruyff akhirnya kembali ke klub masa kecilnya itu 8 tahun kemudian.
Namun, sekembalinya Cruyff ke Ajax, pemain asal Belanda itu juga kembali dihujani air mata. Ajax menolak untuk memenuhi tuntutan upah Cruyff pada 1983 karena Ajax ragu apakah Cruyff masih bisa menjadi pemimpin tim di usia yang sudha tak lagi muda.
5. Fernando Hierro
Hierro adalah salah satu pemain penting Madrid medio 1990-an. Ia sukses memenangkan 5 gelar La Liga dan 3 gelar Liga Champions, namun Hierro akhirnya dibuang oleh klub pada 2003.
Saat itu, Madrid percaya bahwa Hierro sudah terlalu tua untuk berkontribusi secara efektif dan melepasnya kurang dari seminggu setelah gelar dimenangkan.
Kepergiannya memicu periode kritis bagi Madrid. Hierro akhirnya kembali ke Madrid pada 2014/15 sebagai asisten pelatih Carlo Ancelotti, namun akhirnya hengkang lagi bersama Ancelotti pada musim panas ini.
6. Alessandro Del Piero
Del Piero menjelma sebagai pemain yang dicintai publik Juventus. Del Piero juga menjadi favorit besar dari presiden yang paling terkenal, Gianni Agnelli legendaris, yang memberinya julukan ‘Pinturicchio’ (nama seorang pelukis di era Renaisance).
Namun, keponakan Agnelli bernama Andrea, yang menjadi presiden sejak 2010, tidak memiliki ikatan yang bagus dengan Del Piero. Hanya beberapa bulan ke musim 2011/12, Andrea mengumumkan bahwa kontrak Del Piero tidak akan diperpanjang, sehingga pada dasarnya memaksa Del Piero keluar dari klub.
Del Piero tetap menunjukkan kelasnya hingga akhir masa baktinya bersama Juventus. Sebuah pengabdian dan kesetiaan yang tak ternilai harganya.
7. Sol Campbell
Kepindahan Campbell ke Arsenal dari Tottenham Hotspurs menimbulkan kontroversi besar pada musim panas 2001.
Di White Hart Lane, Campbell tumbuh menjadi kunci pertahanan dan kapten tim pada tahun 1999. Sebelumnya, Campbell mengatakan dalam wawancara bahwa ia tak akan pindah ke Arsenal, namun akhirnya para penggemar Tottenham sudah terlanjur menjulukinya ‘Judas’.
8. Raul Gonzalez
Raul dikenal sebagai ikon Real Madrid sehingga ia dijuluki sebagai Pangeran Madrid. Namun, Raul akhirnya harus terusir dari kerajaannya sendiri, Santiago Bernabeu setelah sang presiden klub tak lagi membutuhkannya.
Sebelumnya, Raul sempat menyatakan kesediaannya menandatangani kontrak seumur hidup sekaligus ingin pensiun di Madrid.
Namun, loyalitas Raul akhirnya harus dikubur dalam usai Los Blancos tak menginginkannya lagi akibat usia yang sudah mulai menua. Ironisnya, Raul didepak saat tengah menjadi simbol klub dan di tengah hasratnya yang ingin pensiun di Madrid.
Raul akhirnya pindah ke Schalke 04 dan gagal mencapai impiannya untuk pensiun di Real Madrid.
9. Iker Casillas
Serupa dengan Raul, Casillas juga ingin pensiun di Madrid dan menandatangani kontrak seumur hidup bersama Los Blancos.
Casillas tumbuh sebagai ikon dan legenda klub selama masa baktinya di Santiago Bernabeu. Namun, seiring berjalannya waktu, Casillas akhirnya harus terdepak dengan cara yang menyakitkan.
Dimulai dari perlakuan Jose Mourinho yang membangku cadangkannya sampai hasrat Presiden Madrid, Florentino Perez yang ingin membuang kiper berusia 34 tahun itu karena memiliki tubuh pendek dan menggantikannya dengan Gianluigi Buffon yang memiliki tubuh tinggi.
Perlahan, Casillas tak mendapat tempat di hati para fans Madrid. Setiap ia tampil buruk dan melakukan blunder, bukan dukungan yang ia dapat, fans Madrid di Bernabeu malah menyoraki Casillas dengna kata-kata ‘boo’ di musim 2013/14. Hal yang sebenarnya tak pantas dilakukan terhadap seorang legenda yang telah memberikan segalanya bagi klub.
Casillas akhirnya harus meninggalkan Madrid menuju Porto dengan cara yang pahit. Dengan cucuran air mata saat konferensi pers, Casillas tak ditemani rekan-rekannya yang tengah pergi tur pra-musim ke Australia. Ia pun harus menangisi kepergiannya itu sendiri. Gracies Iker!