5 Kisah Kasih Luis Suarez dan Sofia Balbi
Ketajaman Luis Suarez di lapangan hijau telah terbukti dengan pertandingan yang dia menangkan bersama Barcelona. Dia kini telah menjadi salah satu striker terbaik dunia, berdampingan dengan pemain bintang Lionel Messi dan Neymar Jr.
Berita Transfer Klub Top Eropa, klik di sini.
Dalam laga kontra Sevilla di ajang Piala Super Eropa dini hari tadi, Suarez juga turut andil dalam kemenangan yang diraih Blaugrana. Dia dua kali mencetak gol di laga itu, meski gol pertamanya dianulir karena tertangkap offside.
Kesuksesan yang diraih Suarez saat ini tak terlepas dari seorang wanita yang sangat dicintainya, Sofia Balbi. Dia tak hanya berjasa dengan memberi motivasi yang kemudian memberinya kecemerlangan di lapangan, perempuan cantik berambut pirang itu juga telah berulang kali menyelamatkan hidupnya.
WAJIB BACA
4 Nomor Jersey Sepakbola Paling Keramat
7 Pemain Bintang yang Hampa Gelar Liga Inggris
6 Pesepakbola Bersaudara Ini Berbeda Kewarganegaraan
5 Bek Tengah Ini Berpotensi ke Old Trafford
5 Pemain Terbaik di Pekan I Liga Primer Inggris
Sofia telah menerima Suarez saat pemain asal Uruguay itu masih seorang bocah miskin yang tampak memiliki masa depan suram. Sofia juga lah yang memberinya makan kala perut Suarez menjerit ingin menggiling makanan.
Keduanya sempat berpisah, namun Suarez berjuang dan berkelana meninggalkan negerinya untuk kembali mendapatkan cinta sang kekasih. Seperti apa kisah lain yang pernah dirajut pasangan ini? Berikut INDOSPORT sajikan untuk anda.
BACA JUGA
Liga Indonesia | Liga Primer | Liga Champions | Bundesliga
La Liga | Serie A | Selebrita | Komunitas | Transfer Pemain
1. Pertemuan
13 tahun lalu, seorang remaja penyapu jalan berpenampilan lusuh berpapasan dengan seorang gadis cantik berambut pirang. Pertemuan yang tak disengaja itu sangat berbekas di benak si penyapu jalan.
Pada pertemuan selanjutnya, dia tak menyianyiakan kesempatan untuk berkenalan. Beruntung gadis pirang itu bukan tipe gadis songong yang hanya melihat penampilan. Si tukang sapu itu pun menyisihkan penghasilannya untuk mengajak gadis bernama Sofia Balbi itu berkencan.
Saat pertama kali bertemu, Sofia tahu bahwa Luis Suarez, yang mengajaknya berkenalan, adalah lelaki dengan masa depan suram. Namun entah karena cinta atau kepolosan yang dimiliki gadis 13 tahun itu yang membuatnya tetap menerima Suarez dan mengajaknya berkenalan dengan keluarganya.
Beruntung keluarga Sofia pun bukan jenis keluarga yang mementingkan materi diatas hal lainnya. Mereka menerima si tukang sapu jalan itu dengan baik.
2. Beda Status
Luis Suarez adalah satu dari tujuh anak pasangan Rodolfo dan Sandra. Ayahnya yang hanya seorang kuli panggul, dan ibunya yang hanya seorang ibu rumah tangga membuat Suarez kecil tak bisa hidup senang.
Saat berusia enam tahun, Suarez pindah bersama keluarganya ke ibukota Montevideo, di Uruguay. Saat itulah dia diajak sang ayah mendaftar klub sepakbola dan diterima oleh klub Urreta. Sayang saat dia mulai meniti karir di dunia sepakbola, orangtuanya tak lama kemudian harus bercerai.
"Kehidupan keluargaku sangat berat karena orangtuaku bercerai, aku sulit konsentrasi dan akhirnya aku pun berhenti bermain bola," kata Suarez.
Sementara Sofia Balbi yang memiliki tiga saudara berasal dari keluarga kelas menengah. Saat Sofia menerima cinta Suarez, rumah Sofia menjadi rumah Suarez. Baru dua bulan berpacaran, Suarez kerap datang ke rumah Sofia dan meminta makanan.
Saat datang, Suarez biasanya menuju kulkas dan memakan apapun yang ada didalamnya. Meski mengaku malu, namun Sofia dan keluarganya memahami dan tetap menerima kondisi Suarez.
3. Perpisahan
Meski sempat berhenti bermain sepakbola, Suarez akhirnya melanjutkan hobinya itu dengan bergabung bersama klub sepakbola Uruguay, Nacional.
Namun kondisi ini berbanding terbalik dengan kisah asmara mereka. Karena krisis ekonomi yang terjadi di Uruguay di tahun 2004, Sofia dan keluarganya meninggalkan tanah kelahiran mereka dan pindah ke Barcelona, Spanyol.
Saat perpisahan, Sofia memberinya sebuah kaset berisi lagu-lagu romantis. Dia pun berpesan agar sang kekasih fokus pada sekolah dan sepakbola yang digelutinya.
Bertahun-tahun kemudian, Suarez mengenang peristiwa tersebut sebagai peristiwa paling menyedihkan yang terjadi dalam hidupnya.
Esok harinya, saat harus bertanding membela Nacional, Suarez masih terus menangis hingga kakaknya yang harus memboyong dia ke lapangan hijau.
"Kami menang, tapi aku tetap menangis," kata Suarez.
4. Motivasi
Perpisahan dan pesan terakhir Sofia menjelang keberangkatannya ke Spanyol membuat Suarez termotivasi. Keinginannya untuk bertemu sang kekasih terasa sangat sulit dicapai karena hidupnya yang miskin. Satu-satunya jalan adalah dengan menjadi seorang pemain sepakbola handal agar bisa menemui Sofia.
"Saat itu aku sadar, kalau aku ingin dia berada di sampingku, aku harus kerja keras. Aku pun kerja keras melampaui apa yang harus aku lakukan. Aku harus latihan maksimal agar bisa ke Eropa dan bertemu dengannya," ucap Suarez.
Suarez pun dengan tekun berlatih dan mengasah keterampilannya mengolah bola. Hasilnya nampak tiga tahun kemudian, saat klub Belanda, FC Groningen merekrutnya. Tak lama, Ajax Amsterdam menggaji keterampilannya.
Memiliki cukup uang, Suarez yang trauma kehilangan Sofia meminta keluarga sang kekasih agar mengijinkan putri mereka tinggal kersamanya di Belanda. Permintaan tersebut dikabulkan dan mereka memuaskan rasa cinta yang sempat tertahan.
5. Keluarga
Setahun setelah Sofia tinggal bersama Suarez di Belanda, mereka memutuskan untuk menikah pada Desember 2009. Saat itu Suarez berusia 22 tahun dan Sofia 20 tahun.
Pada 5 Agustus 2010, Sofia melahirkan putri pertama mereka di Teknon Klinik di Barcelona, Spanyol. Anak kedua mereka, Benjamin, lahir 26 September 2013.