x

Napak Tilas Kebangkitan PSMS Medan

Selasa, 15 September 2015 15:43 WIB
Editor: Zainal Hasan

PSMS Medan memang baru saja menasbihkan diri menjadi kampiun di ajang Piala Kemerdekaan 2015. Mereka menjadi menang setelah menang atas Persinga Ngawi di partai puncak yang berlangsung pada Stadion Gelora Bung Tomo Minggu 13 September kemarin.

Tim berjuluk Ayam Kinantan ini menang berkat gol semata wayang Legimin Laharjo di penghujung laga. 

Kemeangan ini juga sekaligus menandakan kebangkitan PSMS Medan di kancah sepakbola Indonesia. Seperti kirta ketahui, PSMS sejatinya merupakan tim besar yang sempat berjaya di ranah sepakbola Indonesia.

Namun, mereka sempat tenggelam beberapa waktu lantaran konflik internal yang terjadi. Untuk mengenal lebih dalam, PSMS Medan, berikut momen-momen penting perjalanan tim berejuuluk Ayam Kinantan versi INDOSPORT:


1. MASA KEJAYAAN

Tim yang berdiri pada 21 April 1950 ini sempat memiliki masa kejayaan. Tim yang memiliki ciri khas bermain yang keras dan ngotot namun tetap menjungjung sportivitas.

Maka dari itu, PSMS Medan selalu ngotot untuk meraih kemenangan dalam setiap pertandingan. Turun pertamakali dalam masa persekrikatan PSMS menjadi tim yang sangat ditakuti.

Mereka telah merengkuh juara pertamakalinya di tahun 1967 dengan mengalhkan Persebaya Surabaya. Bahkan mereka mampu juara sebanyak lima kali, terakhir mereka juara pada 1985 saat mengalahkan Persib Bandung.

Tak hanya itu, pada masa memasuki fase Liga Indonesia, klub yang bermarkas di Stadion Teladan, Medan ini menjadi runner up pada tahun 2007.

Tak hanya itu, mereka juga meraih juara pertama pada perhelatan Piala Emas Bang Yos pada tahun 200h dengan mengalahkan klub asal Singapura Geylang United FC dengan skor 5-1.


2. PENGHASIL PEMAIN BINTANG

PSMS Medan juga dapat dikatakan klub tempatnya para nama-nama besar. Banyak putra asli Medan yang bermain di PSMS Medan dan menjadi pemain kenamaan. Sebut Saja, Saktiawan Sinaga, Sarman Panggabean, Tumpak Sihite, Ronny Pasla.

Tak hanya itu, banyak pemain asing yang menjadi besar setelah bermain di PSMS Medan. Sebut saja, Esteban Guillen, Greg Nwokolo, Inkyun Oh, Mbom Mbom Julien, Patricio Jimenez, Gustavo Chena.


3. MASA KELAM

Seakan kehidupan di atas roda yang terus berputar, PSMS Medan juga tak hanya merengkuh pada masa kejayaan. Mereka sempat diterpa badai masalah yakni permasalahan internal yang membaewa mereka terpuruk.

Masa-masa kelam tersebut terjadi pada tahun 2011, dimana perpecahan terjadi di kubu PSMS. Akibat permasalahan ini, mereka harus menunggak membayart gaji pemain dan hingga ditinggal pemain bintangnya, seperti sang kapten kala itu, Markus Horison.

Tak hanya itu, mereka juga harus terusir dari markas kebesaran mereka, Stadion Teladan, lantaran markas mereka tidak masuk verifikasi dari PT Liga. Maka dari itu mereka harus menjadi musafir dengan bermain di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.


4. KEMBALI BANGKIT

Kebangkitan PSMS Medan seakan sudah dimulai. Dimana pada tahun 2015, PSMS yang turun di Piala Kemerdekaan berhasil menjadi kampiun.

Dalam turnamen yang digagas oleh Mahaka Sport and Entertainment ini Ayam Kinantan seakan bangkit dari kubur. Mereka berhasil tampil di babak final. 

Bahkan di partai puncak dan mengahadapi Persinga Ngawi, mental juara PSMS Medan kembali diuji. Hanya bermain dengan 10 pemain mereka berhasil menjadi kampiun berkat gol semata wayang, Legimin Laharjo di penghujung laga.

Bukan tidak mungkin raihan gelar ini, menjadi penanda bangkitnya PSMS Medan di kancah sepakbola Indonesia. 

PSMS MedanPiala KemerdekaanMarkus Haris MaulanaSaktiawan Sinaga

Berita Terkini