x

3 Alasan Bung Karno Gila Bola

Minggu, 27 September 2015 22:25 WIB
Editor: Ahmad Priobudiyono

Sepakbola sebagai cabang olahraga terpopuler di Indonesia ternyata memiliki magnet kuat yang menarik hati Sang Ploklamator untuk menggandrunginya.

Kegilaan Soekarno pada sepakbola membuat dirinya dikenal sebagai Presiden Indonesia yang paling peduli dengan sepakbola.

Bung Karno telah akrab dengan sepakbola sejak kecil, dirinya sangat berminat pada perkumpulan-perkumpulan sepakbola. Sayangnya, jaman itu sepakbola seolah haram untuk warga bumiputra. 

Meski gagal bergabung dengan perkumpulan sepakbola, perhatian Bung Karno terhadap bola tidak pudar. Dirinya tetap berhubungan dengan para penggagas sepakbola bumiputera, dan setelah Indonesia merdeka sepakbola menjadi cabang olahraga yang dia prioritaskan. 

Berikut 3 alasan mengapa Bung Karno sangat menggandrungi sepakbola.


1. Nasionalisme

Sepakbola bukan sekedar permainan tapi juga alat perjuangan di awal kemerdekaan Indonesia.

Soekarno paham betul bagaimana atfosmer lapangan sepakbola di saat ada dua tim yang bertanding di dalamnya. Gemuruh teriakan penonton yang mendukung timnya, melahirkan semangat yang luar biasa.

Atmosfer inilah yang berhasil ditangkap dan digunakan oleh Bung Karno untuk menumbuhkan dan menjaga rasa Nasionalisme dan cinta tanah air dari lapangan sepakbola. Rasa nasionalisme yang besar pada zaman itu sangat dibutuhkan bagi bangsa Indonesia yang baru merdeka dan berjuang membangun kedaulatan mempertahankan kemerdekaan.

Motivasi tinggi juga diberikan Presiden Sukarno kepada para pemain tim nasional setiap kali bertanding. Dengan berbekal semangat ketika bertanding, para pemain bermain mati-matian mengeluarkan seluruh kemampuannya.

Perlu diingat, di era Soekarno tidak ada iming-iming hadiah, gaji, atau bonus khusus untuk pemain jika berjaya di lapangan hijau. Kebanggan mereka hanya satu, bersalaman dengan sang Pemimpin Besar Revolusi di Istana Negara.


2. Macan Asia

Ambisi besar Soekarno adalah Indonesia diakui sebagai negara hebat dan dipandang bermartabat di mata dunia bisa dikatakan sebagai alasan utama Presiden RI pertama ini.

Sepakbola Indonesia di bawah arahannya menjelma menjadi sebuah kekuatan yang diperhitungkan baik di Asia maupun di dunia Internasional.

Tercatat pada tahun 1956, Indonesia tampil di Olimpiade Melbourne dan berhasil menembus perempat final meski harus bertemu lawan-lawan tangguh seperti Jerman Timur dan Uni Soviet.

Tahun 1958, Indonesia sukses menembus babak II kualifikasi Piala Dunia dengan setelah berhasil mengalahkan China di babak I kualifikasi. Namun di babak II Indonesia harus berhadapan dengan Israel, karena alasan politik Indonesia menolak bertanding.

Selain itu Indonesia tercatat memenangi sejumlah kompetisi internasional seperti Turnamen Merdeka 1961, 1962, Asian Games 1966, dan Piala Emas Agha Khan 1966. Indonesia juga menempatkan 4 pemainnya di Asian All-Star pada 1967-1968.


3. Melawan Kapitalis

Olahraga khususnya sepakbola oleh Bung Karno dijadikan senjata untuk membangun perekonomian bangsa dan melawan kapitalisme.  

Karenanya, pada tahun 1958, Bung Karno berniat membangun gelanggang olahraga. Proyek itu meraup anggaran sebesar US$ 12,5 juta atau Rp 117,6 miliar.

Istana Olahraga (Istora) selesai dibangun pada 21 Mei 1961, Stadion Renang, Stadion Madya, dan dan Stadion Tenis (Desember 1961), Gedung Basket (Juni 1962), serta Stadion Utama (21 Juli 1962).

Kompleks stadion olahraga dibangun selama 2 1/2 tahun, siang dan malam oleh 14 insinyur Indonesia, 12.000 pekerja sipil dan militer bergantian dalam 3 shift.

Yang menarik, Bung Karno sukses membangun stadion sepak bola yang bisa menampung 100.000 orang. Stadion ini termasuk stadion terbesar dan termegah pada jamannya.

Stadion ini menggunakan arsitektur temu gelang (melingkar). Sayang, pada tahun 2007, stadion ini disusutkan kapasitasnya menjadi 80.000.

Bung Karno sendiri mengatakan, “Ya, memberantas kelaparan memang penting, tetapi memberi makan kepada jiwa-jiwa yang telah diinjak-injak (kolonialisme) dengan sesuatu yang dapat membangkitkan kebanggaan mereka—inipun penting.”

Garuda IndonesiaIndonesia U-19IndonesiaSuporter sepakbolaStadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK)Soekarno

Berita Terkini