x

4 Dampak Positif Seks Sebelum Bertanding

Sabtu, 10 Oktober 2015 16:09 WIB
Editor: Ahmad Priobudiyono
Kedatangan WAGs Inggris ke turnamen Piala Dunia berhubungan dengan pasangan mereka, sempat dikhawatirkan menggangu konsentrasi pemain.

Beberapa pelatih menetapkan larangan berhubungan seks bagi para atlet sebelum bertanding dalam sebuah kejuaraan besar.

Mereka berpendapat hubungan seks sebelum bertanding akan menguras stamina yang membuat performa seorang atlet saat bertanding tidak maksimal karena kebugaran fisiknya menurun.

Teori yang menghubungkan seks dengan performa atlet sudah lama didengungkan sejak jaman Yunani Kuno.

Mereka percaya bahwa menahan sperma sebelum bertanding bisa membuat pria menjadi agresif dan garang saat bertarung di arena.

Pendapat ini memang rasional, namun sejumlah pakar kesehatan tidak sepenuhnya setuju membenarkannya. Bahkan sejumlah ahli kesehatan menemukan sejumlah fakta yang menentang teori tersebut.

Bahkan seorang bintang sepakbola Brasil Ronaldinho membenarkan hal tersebut dan mengaku telah membuktikannya.

"Saat masih memperkuat Barcelona, saya sering melakukan hubungan seks sebelum pertandingan. Kebiasaan itu tidak hanya menjadi masalah, tapi juga mendatangkan keuntungan, karena membuat saya lebih bahagia sebelum bertanding," ujar Ronaldinho seperti dilansir 101 Great Goals.

INDOSPORT merangkum sejumlah fakta yang menunjukkan hubungan seks sebelum pertandingan dapat membantu meningkatkan performa seorang atlit saat bertanding.


1. Teori Frustasi Seks Hanya Mitos

Wisata seks di Euro 2012.

Teori bahwa frustrasi seksual membuat orang lebih agresif, dan seks dapat menguras testosteron dan menurunkan kinerja otot atletik akibat pelepasan hormon yang keluar dari tubuh, belum pernah terbukti secara ilmiah.

Bahkan sejumlah penelitian menemukan bahwa kadar testosteron dapat meningkat dengan melakukan hubungan seks.

Pada tahun 2000, Clinical journal of Sport Medicine kembali mempublikasikan beberapa artikel studi yang menguji secara luas parameter psikologi dari performa atlet.

Studi ini menampik keyakinan yang sudah berkembang luas termasuk dugaan bahwa seks menyebabkan kelemahan otot.

Ternyata dibuktikan bahwa tidak terjadi penurunan kekuatan atau kemampuan aerobik termasuk VO2max dan lain-lain.


2. Sperma Dopping

Sebuah penelitian yang dipublikasi oleh Journal of Sports Medicine and Physical Fitness tahun 1995 mengatakan, performa seorang atlet pada tes treadmill tidak terpengaruh oleh hubungan seks yang dilakukan 12 jam sebelumnya.

Para pakar sepakat, bersetubuh tidak terlalu melelahkan bagi manusia sehat.

Para peneliti dari University of Montreal pada tahun 2013 menemukan bahwa rata-rata pria membakar 100 kalori saat berhubungan seks atau sama dengan 20 menit berkebun.

Studi lain menambahkan, hubungan seksual hanya membutuhkan 25 – 50 kalori atau setara dengan energi yang dibutuhkan untuk naik tangga bangunan dua lantai dan seandainya hubungan seksual dilakukan sangat agresif hanya membutuhkan 250 kalori.

Oleh sebab itu para pakar menolak anggapan bahwa seks menjelang pertandingan menimbulkan efek kelelahan yang dapat melemahkan otot-otot.

Terbukti bagi banyak atlet, bercinta sebelum pertandingan menjadi penting karena mengurangi stres dan membuat tidur lebih lelap sehingga saat bangun tubuh menjadi lebih bugar.


3. Orgasme Bikin Ambisi

Sejumlah penelitian juga menyatakan bahwa atlet wanita yang bercinta sebelum bertanding semangatnya akan lebih tinggi di bandingkan dengan atlet pria.

Pasalnya, orgasme selain dapat meningkatkan energi bagi atlet wanita juga dapat meningkatkan ambisi seorang wanita untuk berprestasi.

Seorang dokter Israel mengatakan, “Dari fakta di lapangan yang kami dapatkan, para atlet wanita tampil lebih baik setelah mendapatkan orgasme. Ini dibuktikan pada atlet-atlet lompat tinggi dan lari.

Semakin banyak orgasme yang mereka alami, semakin besar kemungkinan mereka menggondol medali,” terang Alexander Olshanietzky sebagaimana dikutip dari BBC Sport.

Olshanietzky mengakui, masih banyak pelatih olahraga hingga kini yang melarang seks sebelum pertandingan berlangsung.

“Untuk atlet wanita, hal ini merupakan instruksi yang salah sama sekali,” tegasnya. Olshanietzky  malah menganjurkan seks pada atlet wanita.

"Kami percaya bahwa seorang wanita akan berhasil dengan lebih baik dalam kompetisi olahraga setelah orgasme. Semakin banyak orgasme, semakin banyak kesempatan untuk meraih medali," katanya. 


4. Menurunkan Kecemasan

Wags Inggris ketika menonton laga melawan Belgia di Tribun.

Kecemasan adalah situasi dan kondisi yang umum dihadapi dan dialami oleh setiap atlet yang akan tampil dalam sebuah pertandingan.

Seorang atlet biasanya dihadapkan dengan kecemasan terhadap lawan yang lebih tangguh, tidak percaya diri dengan kondisi fisik, atau level pertandingan yang baru di hadapi.

Melakukan hubungan seks sebelum bertanding diyakini dapat menekan dan mengurangi kadar kecemasan dan meningkatkan rasa percaya diri.

Pasalnya aktivitas seks berperan penting dalam menjaga keseimbangan kondisi fisik dan emosi.  Seperti latihan fisik lainnya maka seks juga menjaga level kadar kolesterol dan meningkatkan sirkulasi darah.

Dari sisi klinis, bila seseorang terangsang secara seksual maka terjadi peningkatan kerja jantung dan pernapasan.

Selanjutnya rangsangan seksual yang meningkat akan berujung pada orgasme maka saat itu juga terjadi pengeluaran beberapa hormon antara lain adrenalin, noradrenalin, prolactin, DHEA (dehydroepiandrosterone) dan testoteron.

Pelepasan hormon-hormon tersebut secara psikologis diyakini sangat membantu merelaksasi dan mengurai stres seorang atlet saat menghadapi sebuah pertandingan. 

YunaniBarcelonaAtletikRonaldinhoSepakbola WanitaidsbackupBerita Transfer

Berita Terkini