x

4 Sisi Kepribadian Zidane yang Menginspirasi

Sabtu, 9 Januari 2016 17:43 WIB
Editor: Ahmad Priobudiyono
Zinedine Zidane

Sosok seorang Zidane memang seperti tidak habisnya untuk ditelisik, baik di dalam ataupun di luar lapangan.

Di lapangan orang tidak akan berhenti berdecak dan mengagumi gerakan, visi dan keanggunannya dalam mengolah si kulit bundar. Sementara di luar lapangan orang tergila-gila untuk mencintai dan memujanya.

Saat dirinya bermain untuk tim nasional Prancis ia adalah impian dan harapan bagi seluruh rakyat Prancis. Namun setelah laga bubar sudah menjadi rahasia umum jika sebagaian warga Prancis memandang rendah dengan menyebut Zidane hanyalah keturunan Prancis-Aljazair.

Begitulah sekelumit gambaran sosok seorang Zidane saat dirinya masih menjadi seorang pemain. 

Kini saat dirinya akan memasuki babak baru kehidupan sepakbolanya, tatapan mata orang-orang kembali mengarah kepadanya.

Seperti tak sabar dan penasaran menanti kejutan dan keindahan apa yang akan dibuatnya bersama Real Madrid publik pun tergelitik dan penasaran untuk kembali menggali beragam sisi kepribadian legenda hidup sepakbola dunia itu.

Jika sebelumnya sisi-sisi unik perjalanan hidup Zidane telah terulas, kini INDOSPORT mengungkap sisi kepribadian seorang Zidane yang jarang orang tahu.


1. Bangga dengan Asal Usulnya

Zinedine Zidane merupakan sosok pesepakbola yang besar dari bawah melalui beragam proses yang tidak mudah. 

Meskipun namanya telah melambung tinggi namun pria yang akrab dipanggil Zizou ini tidak pernah lupa dari mana ia berasal.

Zidane adalah pesepakbola yang memiliki loyalitas yang tinggi untuk Prancis, meskipun dalam tubuhnya mengalir kuat darah Aljazair yang diwariskan dari kedua orang tuanya.

Zizou kecil dibesarkan di La Castellane, sebuah pemukiman kumuh atau biasa disebut Ghetto di wilayah Marseille Utara yang dikenal keras dan terbelakang.

Ayahnya bukan dari mayoritas Arab tetapi Berber yang berimigrasi dari Kabylie sebuah kota di Aljazair ke daerah Marseille pada tahun 1960-an.

Ayahnya sempat dituduh sebagai seorang Harki, sebutan untuk orang Aljazair yang berberang untuk Prancis dalam upaya meredam tuntutan kemerdekaan Aljazair. Pendek kata, ayahnya dicap sebagai pengkhianat untuk orang Aljazair.

Namun Zidane membantah dan tak pernah mengakui bahwa ayahnya bukanlah seorang harki. Ia sempat mengeluarkan sebuah pernyataan untuk membantah anggapan tersebut usai menjadi pahlawan Prancis di Piala Dunia dulu.

"Ayah saya orang Aljazair, dan tidak pernah berperang melawan negerinya sendiri. Saya pun bangga akan status ayah saya sebagai orang Aljazair," tegas Zidane.


2. Gigih Namun Sensitif

Zinedine Zidane, legenda Real Madrid.

Zidane mulai mengenal dan belajar bermain sepakbola di lapangan pusat kota La Castellane yang dikenal keras.

Dari sana dirinya belajar bagaimana bisa melindungi diri di lapangan yang permainannya kadang bisa tiba-tiba berubah menjadi brutal.

Seorang sahabat masa kecilnya pernah mengisahkan bahwa Zidane kecil adalah sosok sederhana yang memiliki keyakinan kuat untuk selalu memenangkan permainan.

Karier sepakbola Zidane mulai merangkak saat dirinya dikontrak AS Cannes ketika ia berusia 16 tahun.

Namun di awal kedatangannya, selama beberapa minggu pertama di Cannes dirinya tidak lantas mendapat perlakuan yang nyaman.

Tugas pertamanya di minggu-minggu awal di Cannes adalah membersikan sepatu dan kamar ganti pemain sebagai hukuman karena memukul lawan yang mengejek asal-usulnya dari Ghetto.

Ya, Zidane seketika bisa berubah menjadi emosional dan tempramen jika asal usul dirinya diusik.

Namun setelah dirinya mulai muncul di lapangan, Zidane langsung meraih simpati dan rasa hormat. Visi bermainnya di atas rata-rata, fisiknya kuat, kontrol bolanya mematikan, gerakannya indah dan skill olah bolanya begitu elegan.

Melihat Zidane bermain seperti melihat keanggunan seorang penari, itu yang dikatakan pemain-pemain besar seperti Maradona, Pele, Platini, hingga ke Beckenbauer. 

"Kalau melihat Zidane bergerak ke arahmu dengan bola di kaki, cepat-cepat buat tanda salib di mukamu," kata gelandang Italia, Gennaro Gattuso.


3. Pribadi yang Tertutup

Ya, Zidane adalah seorang pesepakbola yang lebih suka bermain dengan melakukan interaksi dan kerjasama dengan rekan setimnya.

Dia bukanlah tipe pesepakbola selfis yang suka berlama-lama dengan bola dan mencoba melakukan penetrasi sendiri ke jantung pertahanan lawannya.

Namun di luar lapangan dirinya sangat berbanding terbalik dengan sosoknya di lapangan. Saat bermain untuk Juventus, rekan-rekan setimnya mengingatnya sebagai pribadi yang gemar menutup diri.

Khususnya bagi perempuan, mobil dan kehidupan malam di Turin.


4. Sumber Inspirasi

Zidane di masa keemasannya merupakan contoh sukses pesepakbola yang lahir dari warga keturunan Arab, apalagi dirinya juga dikenal sebagai seorang muslim yang taat.

Fakta inilah yang membuat banyak orang tua yang beruntung memiliki anak yang lahir di era keemasannya menyisipkan kata 'Zidane' untuk nama bayi mereka.

Ya, ini adalah fenomena yang luar biasa, bahkan di negeri kita Indonesia, bayi-bayi bernama Zidane yang dilahirkan menjelang milenium ketiga itu kini mungkin sudah pandai berlari dan menyepak bola.

Kelahiran bayi-bayi bernama Zidane itu menjadi pertanda bahwa di saat dirinya dilahirkan ada seorang pesepakbola Prancis bernama Zinedine Zidane yang telah menyita perhatian masyarakat dunia.

Real MadridPrancisAljazairZinedine ZidaneJuventusOlympique MarseilleMarseille

Berita Terkini