Mengenang 4 Tahun Insiden Berdarah di Persepakbolaan Mesir
1 Februari 2012 menjadi catatan kelam dunia sepakbola, khususnya persepakbolaan di Messi. Siapa sangka, pertandingan antara Al Marsy melawan Al Ahly menjadi pertumpahan darah di akhir pertandingan, yang berkesudahan 3-1 untuk tim tuan rumah.
Kejadian bermula saat beberapa suporter Al Ahly membentangkan spanduk yang bertujuan memancing emosi pendukung tuan rumah. Namun, aparat keamanan yang melihat kejadian itu tidak melakukan tindakan.
Setelah pertandingan usai, pendukung Al Masry turun ke lapangan dan menyerang pemain Al Ahly. Dalam penyerangannya itu, pendukung tuan rumah turut melemparkan botol dan kembang api ke arah pemain dan pendukung Al Ahly yang lari dari serangan.
Ribuan suporter masuk ke dalam lapangan usai laga antara Al Masry vs Al Ahly, 1 Februari 2012.
Tidak sampai di situ. Pendukung Al Masry juga masuk menembus lorong pemain untuk masuk ke ruang ganti dan ratusan lainnya mengejar pendukung tim tamu dengan pisau, pedang dan batu hingga tewas.
Pemain Al Ahly berlarian menuju ruang ganti demi menghindari amukan pendukung tim tuan rumah.
Besarnya gelombang massa yang terlibat dan kurangnya jumlah aparat keamanan di stadion,menjadi salah satu faktor banyaknya korban yang muncul. Mereka yang meninggal dikabarkan karena benturan proyektil, terinjak-injak, atau terkena pukulan.
Dalam upaya penuntasan insiden mencekam ini, pihak berwenang menangkap 73 orang. Dari mereka, 21 diadili dan dijatuhi hukuman mati pada Januari 2013, yang memicu serangkaian kerusuhan bahkan lebih mematikan daripada yang pertama. Putusan belum dikeluarkan untuk sisa 52 terdakwa lainnya.