x

5 Kisah Klub 'Underdog' yang Jadi Inspirasi Leicester

Rabu, 10 Februari 2016 20:30 WIB
Editor: Ahmad Priobudiyono

Menilisik perjalanan sejarah sepakbola memang selalu membawa kita semakin dalam mencintai olahraga ini dan memaksa kita untuk memandang bahwa sepakbola merupakan olahraga paling romantis di jagat ini.

Bagaimana tidak, sepanjang sejarahnya sepakbola telah melahirkan klub-klub yang berhasil muncul sebagai juara setelah menjalani serangkaian perjuangan berat yang berujung indah.

Meskipun saat ini banyak klub-klub kaya yang secara gila-gilaan menggelontorkan dana untuk menghadirkan pemain-pemain berkelas untuk mengamankan gelar dan membangun dinasti.

Namun seirama dengan filosofi bola itu bundar, sepakbola selalu memiliki banyak kemungkinan dan ketidakpastian yang kerap memunculkan fenomena-fenomena mengagetkan.

Maka jangan heran jika ada sebuah klub yang sudah jor-joran menghabiskan dana selangit harus kehilangan mimpi dan ambisinya menjadi yang terkuat dan tak terkalahkan.

Fenomena Leicester City yang melejit secara sensasional sebagai klub underdog yang tidak diperhitungkan mengingatkan kita pada sejumlah klub Eropa yang berhasil menaklukkan kejamnya monopoli klub kaya pada jamannya.


Ekspresi kegembiraan para penggawa Leicester saat mempecundangi klub kaya The Citizens yang bakal jadi kenangan terindah dalam sejarah klub. 

Laju mematikan Jamie Vardy, keterampilan halus Riyad Mahrez serta kekuatan sosok Ngolo Kante sebagai pemain-pemain berbandrol murah yang tampil tak terbendung membuat klub kaya sekelas Manchester City gigit jari menyaksikan gawang mereka terkoyak-koyak.

Seluruh dunia pun sontak mengapresiasi dan mendukung klub berjuluk The Foxes tersebut untuk menggapai mimpi mereka yang dianggap sebagaian orang sebagai hal yang mustahil.

Namun tahukah anda, jauh sebelum kemunculan Leicester City musim ini dengan segala kegilaannya sejumlah klub yang bisa dibilang memiliki nasib dan langkah yang sama telah lebih dulu mengukir sejarahnya sebagaimana terangkum kisahnya dalam ulasan INDOSPORT berikut.


1. Atletico Madrid (2013-2014)

Atletico Madrid juara La Liga musim 2013/14.

Musim 2013/14 merupakan momen terindah bagi pelatih Diego Simeone saat dirinya berhasil membawa Atletico Madrid meraih gelar juara La Liga Spanyol yang dianggap sebagai sebuah pencapaian mustahil di tengah dominasi Barcelona dan Real Madrid.

Musim itu juga menegaskan eksistensi Diego Costa sebagai sosok penyerang terbaik di planet ini setelah membuat sensasi mencengangkan dengan mencetak 27 gol.

Selain juga memunculkan Koke sebagai seorang pengumpan terbaik La Liga musim itu dengan koleksi 13 assist nya.

38 pertandingan mereka lakoni dengan penuh sensasi hingga mengakhiri dominasi panjang Real Madrid dan Barcelona.

Skema permainan mereka semakin sempurna karena didukung dengan permainan bertahan terbaik yang sulit ditembus di bawah kawalan Thibaut Courtouis di bawah mistar dan Diego Godin sebagai jendral lini pertahanan.

Selain itu, Godin juga ikut berperan dalam mencetak gol krusial saat menahan imbang Barcelona pada laga akhir musim yang membuat Atletico berhasil keluar dari bayang-bayang tetangga sekotanya Real Madrid untuk pertama kalinya sepanjang 18 tahun terakhir.


2. Montpellier (2011-2012)

Montpellier Juara Ligue 1 Prancis musim 2011-2012.

Kisah keberhasilan Montpellier HSC menjuarai Ligue 1, Prancis pada tahun 2011/12 merupakan salah satu sensasi yang cukup mengejutkan musim itu.

Pasalnya, itu merupakan keberhasilan perdana klub Ligue 1 Prancis meruntuhkan dinasti Paris Saint-Germain sebelum disusul oleh keberhasilan Lille ditahun berikutnya.

Seperti halnya Atletico berhasil memunculkan nama-nama pemain beken yang selanjutnya menjadi primadona klub-klub liga Eropa, di mana mereka berhasil memunculkan Olivier Giroud yang mencetak 21 gol.

Nama pelatih Rene Girard pun sontak melejit karena terbukti berhasil menjadi seorang pelatih yang piawai memoles tim yang tidak diperhitungkan menjadi superior dan diperhitungkan saat itu.

Selain itu, Montpellier juga berhasil memunculkan nama Younes Belhanda sebagai playmaker jenius, yang bermain tepat di belakang Giroud yang menjadi aktor utama yang mengantarkan Giroud menuju Arsenal di musim berikutnya.

Finis tiga angka di atas PSG cukup untuk menghancurkan dominasi PSG di kancah sepakbola Prancis selama bertahun-tahun. Benar-benar sebuah kisah tim underdog yang cukup menginspirasi.


3. Lazio (1999-2000)

Lazio, Juara Serie A Italia musim 1999-2000.

Di Serie A Italia, Lazio berhasil mengukir sejarah baru yang begitu mengagumkan di mana mereka berjuang sepanjang musim berebut papan klasemen dengan Juventus yang telah bertahun-tahun mendominasi persaingan kompetisi Serie A.

Adalah Sven Goran Eriksson yang dianggap sebagai aktor intelektual di balik kesuksesan Lazio mengamankan mahkota scudetto pertamanya sejak tahun 1974 di era milenium baru yang sekaligus menegaskan eksistensi mereka keluar dari bayang-bayang rival sekota AS Roma.

Nama-nama besar seperti Alessandro Nesta, Pavel Nedved dan Sebastian Veron pun melejit ke permukaan karena menjadi pilar kesuksesan Lazio saat itu.

Ini merupakan kisah besar sepanjang perjalanan klub di mana mereka berhasil menghancurkan dominasi Juventus dan dua klub asal kota Milan, Internazionale dan AC Milan yang selama bertahun-tahun menjelma sebagai kekuatan yang sangat mengakar di kancah sepakbola Italia.


4. FC Kaiserslautern (1997-1998)

FC Kaiserslautern Juara Bundesliga musim 1997-1998.

Musim 1997/98 merupakan musim yang tidak akan terlupakan bagi salah satu klub tertua di Jerman, FC Kaiserslautern.

Sebagai sebuah klub yang baru dipromosikan dari divisi dua Bundesliga Jerman, eksistensi FC Kaiserslautern saat itu diprediksi hanya akan memanasi zona degradasi karena begitulah yang mereka alama sepanjang sejarah pergulatan mereka di kancah kompetisi Bundesliga.

Namun pelatih legendaris Otto Rehhagel berhasil membalikkan fakta dan menepis pandangan minor tersebut dengan membawa FC Kaiserslautern meraih gelar Bundesliga pertama mereka sejak musim 1990/91.

FC Kaiserslautern pun tercatat sebagai satu-satunya tim yang berhasil memenangkan gelar kompetisi di musim promosi pertama sepanjang sejarah Bundesliga.

Nama Olaf Marschall pun sontak melejit setelah berhasil menyumbangkan 21 gol dari 24 penampilan yang juga menandai munculnya nama besar Michael Ballack yang saat itu baru memulai debutnya di Bundesliga.

Momentum tersebut juga menjadi kenangan terindah bagi bek Andreas Brehme, yang memutuskan untuk mengakhiri kariernya saat itu.


5. Nottingham Forest (1977-1978)

Nottingham Forest juara Liga Primer musim 1977/78.

Sosok kontroversial dan arogan namun cemerlang dalam kariernya sebagai pelatih. Bukan Jose Mourinho tapi Brian Clough lah yang menjadi dalang bagi Nottingham Forest memasuki era keemasannya.

Pandangan skeptis pun mewarnai kemunculan Forest sebagai tim promosi di Liga Primer musim itu dan memprediksi eksistensi mereka di Liga hanya akan menjadi penghangan zona degradasi untuk selanjutnya kembali tenggelam dan menghilang.

Apalagi dengan hadirnya sosok Clough sebagai pelatih arogan yang banyak dibenci publik sepakbola Inggris saat itu.

Berbekal kiper Inggris terbesar, Peter Shilton, dan beberapa penampilan luar biasa dari pemain-pemain muda seperti Tony Woodcock dan Kenny Burns, Clough membawa Forest terus merangsek dan tidak terbendung dalam menapaki tangga juara.

Sebuah prestasi yang super luar biasa, karena dari 42 pertandingan dalam satu musim Forest hanya mencatat tiga kali kekalahan.

Forest dengan nyaman bercokol di atas Liverpool di papan klasemen sejak awal musim dan memaksa klub asal Merseyside itu menyerahkan mahkota juaranya pada akhir musim.

Sulit untuk bisa kembali melihat fenomena langka tersebut namun sepertinya tak lama lagi kita akan temukan pada Leicester City.

Premier LeagueAtletico MadridLazioLeicester CityKaiserslauternLiga Primer InggrisMontpellierHSC MontpellierNottingham ForestIn Depth Sports

Berita Terkini