Ketika Fabio Capello Memuji Persib Bandung
Stadion Senayan bergemuruh. Dua tim klasik beda kasta saling bertarung. Pencinta AC Milan berbaur bersama Bobotoh untuk menyaksikkan laga penting antara Persib Bandung melawan AC Milan. Keriuhan bahkan sudah terjadi saat para fans menyambut Milan di Bandara Soekarno-Hatta.
Namun Milan bukanlah tim kuat pertama yang dijajal Persib 22 tahun silam, namun sebelumnya mereka sempat menjajal jawara Eredivisie PSV Eindhoven 1987 silam.
Pelatih Rossoneri, Fabio Capello yang baru saja membawa Milan juarai Liga Champions tak mau kehilangan muka melawan Persib, dengan tetap menurunkan skuat terbaiknya kala itu. Terlebih, sebelum jalani eksebisi tur Asia itu, Milan kalah 1-2 dari timnas Kolombia.
Dikutip dari Arasadeta.blogspot.co.id, skuat Milan berada di Jakarta selama 5 hari dan menginap di Hotel Horison, Ancol.
Di antara daftar pemain Milan yang diboyong pelatih Fabio Capello tidak terdapat nama Franco Baressi dan Paolo Maldini yang tengah berkonsentrasi membela timnas Italia di Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat.
Dua penyerang bintang asal Belanda Ruud Gullit dan Marco Van Basten juga tak ikut. Gullit sedang dipinjamkan ke Sampdoria, sedangkan Basten alami cedera.
Penyerang asal Prancis, Jean Piere Papin memang ada dalam rombongan, tapi ia tidak bisa dimainkan karena kontraknya sudah habis per 31 Mei 1994 dan sudah memilih hijrah ke Bayern Muenchen.
“Kami akan memberikan tontonan yang menarik. Kami akan tetap menghormati lawan yang akan kami hadapi. Kami tidak ingin membedakan kelas,” ucap Capello kepada wartawan BOLA kala itu.
1. Tanpa Balas
Meski sejumlah pemain bintang absen, namun Persib memang bukan lawan sepadan untuk Milan.
Beberapa nama besar saat itu juga masuk line-up Capello antara lain Marcel Dessailly, Zvonimir Boban, Dejan Savicevic, Gianluigi Lentini, Filippo Galli.
Juga ada Mauro Tassoti, Christian Panucci, Stefano Eranio, Fernando Di Napoli, Enzo Francescoli, Brian Laudrup, dan penjaga gawang Sebastiano Rossi.
Sedangkan Persib yang dilatih pelatih legendaris Indra M.Thohir menurunkan skuat terbaik yang mereka miliki, antara lain ada Aries Rinaldi (kiper), Robby Darwis, Rov Darwis, Yadi Mulvadi, Dede Iskandar, Nandang Kurnaedi, Mulyana, Yusuf Bachtiar, Yudi Gantara, Kekey Zakaria, dan Sutiono Lamso.
Tak butuh waktu lama Milan bobol gawang Aries Rinaldi. Menit ke-17 dan 18, Dejan Savicevic langsung memborong dua gol..
Babak pertama Milan tampil digdaya dengan skor 4-0 lewat tambahan gol dari Lentini Baldieri.
Unggul empat gol, Rossoneri belum puas. Pelatih Capello semaot menurunkan lapis kedua dengan para pemain muda namun tak membuat daya gedor Milan berkurang.
Baldieri yang telah cetak gol di akhir babak pertama sukses hat-trick berkat dua gol tambahannya pada menit ke-48 dan ke-58. Dua gol tambahan Milan dicetak Christian Antigori menit ke-68 dan Stefano Desideri menit ke-78.
Dan laga bersejarah dua kasta berbeda ini berakhir dengan skor 8-0 untuk kemenangan Milan atas Persib Bandung.
2. Rendah Hati
Kekalahan telak ini menjadi pelajaran berharga bagi Persib, terutama bagi pelatih Indra Thohir.
Bagi pelatih legendaris ini yang paling berkesan justru allenatore Fabio Capello yang tak menganggap sebelah mata Persib.
Dalam sesi konferensi pers saat ia bersama Capello meladeni wartawan, pelatih asal Italia tersebut bahkan sempat tak yakin timnya mampu membobol gawang Persib.
"Dia menjawab 'belum tentu (mencetak banyak gol). Mungkin saya bisa kalah'," ujar Abah Thohir, sapaan akrabnya, dikutip dari Okezone.
Sifat rendah hati Capello menurut Abah Thohir patut diacungi jempol meski tim yang dilatihnya dihuni bertabur bintang.
"Bayangkan seorang pelatih kaliber dunia saja bicara seperti itu. Katanya dia hanya mau mengukur (performa AC Milan sebelum menjalani Liga Serie A)," jelasnya.
Padahal, lanjut Abah Thohir, kekuatan kedua tim sangat jauh sekali. Ia bahkan sempat pasrah Milan bakal pesta gol dalam laga tersebut.
"Pada 15-20 menit awal pertandingan ramai, kita sempat memberi perlawanan. Tapi ke sananya pemain kita goodbye, baca punggung (kewalahan, red) semua," tutur Abah Thohir. Tapi dari sana pemain kita punya pengalaman lebih," tegas legenda yang kini berusia 74 tahun itu.
3. Hadiah Jersey
Laga persahabatan melawan Milan ini juga memiliki kesan berarti bagi gelandang Persib Yudi Guntara. Pemain yang juga pernah berkostum Persija Jakarta ini mendapat hadiah khusus yaitu jersey Milan.
"Yang paling diinget saya dapat pujian dari pelatihnya Fabio Capello, sama pas sudah selesai pertandingan tukeran kaus. Tapi saya lupa lagi sama siapa karena di kausnya itu gak ada namanya," kata Yudi kepada INILAH.
Saat itu Yudi bahkan dinilai oleh Capello pantas mentas di Seri A Italia namun Yudi menganggap pujian dari Capello menjadi beban tersendiri.
"Menjadi beban bagi saya untuk mempertahankan kemampuan saya sebagai pemain bola, baik itu di lapangan maupun di luar lapangan," tegas ia.
Saat menjamu AC Milan dia mendapat kesempatan tampil penuh sepanjang 90 menit. "Memang waktu itu saya juga dapat kesempatan main full, dan lagi kencang-kencangnya," tegas ia.
Namun satu keinginan Yudi yang sampai saat ini belum terwujud, yaitu memiliki koleksi rekaman video laga tersebut.
"Yang susah dicari itu waktu saya main lawan AC Milan. Saya belum dapat rekaman itu, sangat ingin punya,” tutup ia.