x

3 Tim Non Unggulan yang Mampu Menjadi Juara Piala Eropa

Selasa, 10 Mei 2016 17:59 WIB
Editor: Tengku Sufiyanto

Piala Eropa merupakan kejuaraan sepakbola yang diikuti negara-negara benua biru. Awalnya, Piala Eropa sendiri diusulkan pertama kali digelar oleh Seketaris Jenderal (Sekjen) Federasi Sepakbola Prancis, Henri Delauney pada tahun 1927.

Namun, lima tahun jelang perhelatan, Delauney menghembuskan nafas terakhir. Untuk menghormati jasanya, nama Delauney diukir pada bagian bawah trofi Piala Eropa.

Pada tahun 1960, Piala Eropa akhirnya resmi digelar di Prancis. Saat itu, hanya ada empat (Uni Soviet, Prancis, Yugoslavia, dan Cekoslowakia) dari 17 tim yang mengikuti babak kualifikasi untuk berhak melaju ke putaran final. Hasilnya, Uni Soviet keluar sebagai juara usai mengalahkan Yugoslavia dengan skor 2-1.

Setelah itu, Piala Eropa mengalami perubahan format seiring berjalannya waktu. Tak sampai di situ, Piala Eropa kerap memunculkan tim-tim yang tidak diunggulkan, tetapi bisa menjadi juara.

Siapa saja tim-tim dengan kapasitas underdog, tetapi mampu keluar sebagai juara Eropa? Berikut ulasannya yang telah disusun oleh INDOSPORT :


1. Denmark (Piala Eropa 1992)

Piala Eropa 1992 di Swedia diikuti oleh delapan negara yang terbagi dalam dua grup. Grup A berisikan Swedia, Denmark, Prancis, dan Inggris. Sementara Grup B, dihuni oleh Belanda, Jerman, Skotlandia, dan Uni Soviet.

Sejatinya, Denmark tidak lolos ke putaran final 1992. Tim Dinamit menggantikan peran Yugoslavia di turnamen sepakbola paling bergengsi antar negara di Eropa tersebut.

Pasalnya, Komisi Keamanan PBB menjatuhkan sanksi kepada Yugoslavia akibat perang saudara yang melanda negara tersebut. Berawal dari sanalah, FIFA akhirnya membekukan sepakbola Yugoslavia, sehingga UEFA memanggil Denmark untuk menjadi peserta.

Dengan hanya persiapan 11 hari, Denmark tqak diperhitungkan di Piala Eropa 1992. Bahkan, tim Dinamit sempat terseok-seok di babak penyisihan Grup A.

Denmark hanya mampu menahan Inggris tanpa gol di pertandingan pertama. Setelah itu, Peter Schmeichel dkk. kalah dari tuan rumah Swedia 0-1.

Akan tetapi, Denmark mampu unjuk gigi di pertandingan ketiga, setelah mampu mengalahkan tim kuat, Prancis dengan skor 2-1. Hasil itu, membuat Denmark berhasil lolos ke putaran ke semifinal. Lantaran, Henrik Larsen cs menghuni posisi kedua klasemen akhir Grup A dengan torehan 3 poin, atau unggul satu poin dari Inggris, dan berselisih dua poin dari sang juara grup, Swedia.

Di semifinal, Denmark menghadapi juara Piala Eropa 1988, Belanda. Tim Dinamit diprediksi bakal kalah dari tim Oranye.

Namun, Denmark mampu menjawab keraguan masyarakat pecinta sepakbola dengan tampil sebagai pemenang. Tim Dinamit berhasil menyingkirkan Belanda melalui darama du tendangan penalti 5-4, usai bermain imbang 2-2 hingga waktu normal dan babak tambahan.

Di final, Denmark bertemu dengan pemegang dua kali juara Piala Eropa, Jerman. Jerman yang difavoritkan menjadi juara Piala Eropa 1992, tampil pernuh meyakinkan melawan Denmark.

Dalam pertandingan tersebut, Denmark terlihat kurang leluasa dalam penguasaan bola. Tim Panzer beberapa kali menggempur pertahanan Denmar.

Akan tetapi, keberuntungan memihak Denmark. Sepasang gol dari dua gelandang tengahnya, John Jensen pada menit ke-18, dan Kim Vilfort pada menit ke-78 membawa Denmark keluar sebagai juara Piala Eropa 1992.

Itulah bukti, bagaimana Denmark yang memiliki persiapan 11 hari dan menjadi tim non unggulan, mampu memenangkan kejuaraan paling bergengsi antar negara di Eropa tersebut. Setelah itu, Denmark tidak dapat mengulangi kesuksesannya menjadi juara Piala Eropa hingga saat ini.


2. Yunani (Piala Eropa 2004)

Keberuntungan Denmark, diikuti Yunani pada Piala Eropa 2004 di Portugal. Negeri Seribu Dewa tersebut notabennya diprediksi hanya sebagai pemanis di Piala Eropa 2004.

Memankain sepakbola yang taktis dan bertahan, Yunani tergabung di Grup A bersama tuan rumah, Portugal, Spanyol, dan Rusia. Kejutan pertama terjadi, ketika Yunani berhasil mengalahkan Portugal dengan skor 2-1. Setelah itu, Georgios Karagounis dkk. bermain imbang 1-1 kontra Spanyol. Kemudian, Yunani harus mengakui keunggulan Rusia 1-2.

Meski begitu, Yunani berhasil keluar sebagai runner up Grup A dengan torehan empat poin. Angelos Basinas cs hanya berselisih dua poin dari sang juara grup, Portugal, dan unggul produktivitas gol dari Spanyol.

Di babak perempat final, Yunani bertemu dengan juara Piala Eropa tahun 2000. The Pirate Ship diprediksi bakal gugur di fase delapan besar Piala Eropa 2004 tersebut.

Namun, Yunani menjawab keraguan publik. Theodoros Zagorakis dkk. mampu mengalahkan Prancis dengan skor 1-0 melalui gol yang dicetak sang striker andalan, Angelos Charisteas. Yunani melaju ke babak semifinal.

Pada babak semifinal, Yunani kembali mengejutkan para pecinta sepakboladunia. The Pirate Ship berhasil mengalahkan Ceko dengan skor 1-0 melalui perpanjangan waktu. Gol kemenangan Yunani dicetak oleh Traianos Dellas pada menit ke-106.

Di final, masyarakat dunia kembali dikejutkan dengan penampilan Yunani di bawah asuhan pelatih asal Jerman, Otto Rehhagel. Yunani keluar sebagai juara Piala Eropa 2004, usai mengalahkan Portugal dengan skor 1-0 melalui gol yang dicetak Angelos Charisteas pada menit ke-57.


3. Spanyol (Piala Eropa 2008)

Spanyol digelaran Piala Eropa sejatinya dihuni oleh para pemain terbaiknya. Sebut saja, Fernando Torres, David Villa, Xavi Hernandez, Carles Puyol, dan Iker Casillas.

Namun, tim Matador tidak diunggulkan menjadi juara Piala Eropa 2008. Pasalnya, mental Spanyol di Piala Eropa yang diselenggarakan untuk pertama kali di dua negara, yakni Austria dan Swiss belum teruji.

Apalagi, Spanyol baru saja disingkirkan Prancis pada babak perdelapan final Piala Dunia 2006. Tak sampai di situ, sejatinya yang difavoritkan menjadi juara Piala Eropa 2008 yakni tim-tim besar, seperti Jerman, Portugal, dan sang juara dunia 2006, Italia.

Namun, Spanyol memutar balikan prediksi para pecinta sepakbola dunia. Tim Matador mampu keluar sebagai juara Grup D dengan torehan poin sempurna, sembilan. Spanyol berhasil mengalahkan Rusia 4-1, juara bertahan Piala Eropa, Yunani 2-1, dan mengalahkan Swedia 1-2. 

Di babak perempatfinal, Spanyol bertemu dengan Italia. Joan Capdevilla dkk diprediksi bakal dikalahkan sang juara dunia 2006 tersebut. Akan tetapi, Spanyol kembali memutar balikan prediksi, setelah menyingkirkan Italia melalui drama adu tendangan penalti dengan skor 4-2 (0-0).

Selanjutnya, Spanyol berhasil mengalahkan Rusia di babak semifinal. Tak tanggung-tanggung, Cesc Fabregas dan kolega melumat Rusia dengan skor telak 3-0.

Di laga final, Spanyol bertemu dengan favorit juara, Jerman. Sempat kesulitan menghadapi Jerman di menit-menit awal. Spanyol akhirnya mampu mencuri gol melalui Fernando Torres pada menit ke-33.

Kemudian, kedua tim gagal mencetak gol. Hingga akhirnya, Spanyol yang awalnya tidak diprediksi menjadi juara Piala Eropa 2008, ternyata berhasil mengalahkan Jerman dengan skor 1-0 di laga final.

Spanyol memastikan diri menjadi juara Piala Eropa untuk kedua kalinya, setelah terakhir kali meraihnya pada tahun 1964. Dari sanalah, awal mula kedigdayaan Spanyol di sepakbola dunia.

Tim Matador berhasil menjadi juara Piala Dunia 2010. Dua tahun setelah itu, Iker Casillas dkk dapat mempertahankan gelar juara Piala Eropa.

SpanyolYunaniDenmarkPiala Eropa 2016

Berita Terkini