x

Cerita di Balik Hubungan Spesial Jerman dengan Euro

Selasa, 14 Juni 2016 21:19 WIB
Editor: Tengku Sufiyanto

Timnas sepakbola Jerman sangat memukau dunia. Kata itulah yang dapat menggambarkan Jerman ketika berlaga di berbagai ajang bergengsi internasional.

Bak seperti primadona, penampilan Der Panzer selalu ditunggu oleh para pecinta sepakbola dunia. Jerman memiliki filosofi permainan yang berkarakter.

Jerman selalu mengandalkan permainan cepat dengan penguasaan bola yang dominan. Umpan satu dua menjadi andalan Jerman. Maka dari itu, siapapun yang bertanding menghadapi Jerman pasti sangat kesulitan.

Buktinya, Jerman tercatat sebagai pemegang gelar terbanyak trofi Piala Dunia ketimbang negara-negara di Eropa. Mereka hanya kalah satu trofi dari pemegang terbanyak trofi Piala Dunia, Brasil. Der Panzer sudah menjadi kampiun Piala Dunia sebanyak empat kali, yakni gelaran tahun 1954, 1974, 1990, dan 2014.

Selain itu, Jerman merupakan pemegang terbanyak trofi Euro bersama Spanyol. Mereka merebut trofi paling bergengsi turnamen antar negara benua biru itu pada tahun 1972, 1980, dan 1996.

Berbeda dengan Piala Dunia, langkah penampilan Jerman di Euro boleh dibilang sangatlah konsisten. Jeman sudah enam kali masuk ke babak final, sejak Euro bergulir pada 1960.

Jerman hanya dua kali gagal lolos dari babak penyisihan grup, yakni pada tahun 2000 dan 2004. Sisanya, Der Panzer selalu langganan masuk ke babak semifinal.

Dalam dua pagelaran euro sebelum tahun ini, Jerman berhasil melaju ke babak final dan semifinal. Euro 2008 mereka kalah 0-1 dari Spanyol di final. Selanjutnya, Jerman harus takluk 2-1 atas Italia pada babak semifinal Euro 2012.

Kini di ajang Euro 2016, Jerman menjadi tim unggulan yang diprediksi bakal mampu menjadi juara. Hal tersebut sudah terbukti kala mengalahkan Ukraina dengan skor 2-0 pada laga perdana Grup C. Hasil tersebut membuat Der Panzer kemungkinan dengan mudah bisa mengalahkan Polandia dan Irlandia Utara pada dua laga selanjutnya.

Meski begitu, jika amati lebih dalam, Jerman seperti memiliki hubungan spesial dengan ajang Euro. Mereka minimal selalu masuk ke babak empat besar.


Timnas Jerman di ajang Euro 2016.

Nampaknya, ada beberapa faktor yang menyebabkan kedekatan Jerman dengan Euro. Jerman dan Euro sepeti pinang gula dan semut. Dimana ada pagelaran Euro, pasti Jerman selalu ikut serta dan mampu menunjukan sebuah prestasi gemilang.

Untuk itu, INDOSPORT telah merangkum dan menganalisa dari berbagai sumber termasuk Squawka, faktor apa saja yang membuat Jerman selalu konsisten bahkan berjaya di Euro. Berikut ulasannya.


1. Kedekatan Faktor Historis dan Politik di Euro 1972 dan 1976

Jerman Barat menjadi juara Euro 1972.

Jerman dikenal sebagai negara kuat Eropa jika ditelaah dari pendekatan sejarah dan politik. Negara yang berada di bagian Eropa Barat tersebut merupakan salah satu aktor yang berperan dalam pembentukan segi teritorial wilayah negara di Eropa bahkan dunia.

Negara yang dipimpin seorang kanselir bernama Angela Merkel tersebut pernah menjadi salah satu aktor utama Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Saat itu, Jerman merupakan negara yang memiliki kekuatan militer yang disegani dunia.

Sayang, kekalahan Jerman di Perang Dunia I dan II membuatnya harus terpecah. Ya, kala itu Jerman terbagi dua pemerintahan. Ada Jerman Barat dan Timur. Jerman Barat berpaham liberalis dan Jerman Timur berpaham komunis.

Selain pemerintahan, keduanya juga harus terbelah dua dalam hal sepakbola. Ada timnas Jerman Barat dan timnas Jerman Timur.

Akan tetapi, kala itu kebanyakan rakyat Jerman yang memilih untuk menjadi warga negara Jeman Barat. Hal itulah yang membuat Jerman Barat selangkah lebih maju dalam pengembangan bakat-bakat anak-anak muda, termasuk dalam dunia sepakbola.

Selain itu, kedekatan politik dengan paham liberalis menjadikan Jerman Barat bisa terbuka ke dunia internasional. Termasuk dalam berbagai ajang turnamen sepakbola bergengsi dunia, seperti Piala Dunia dan Euro.

Benar saja, Jerman Barat selalu dominan dalam beberapa turnamen bergengsi dunia. Jerman Barat pertama kali merebut gelar juara dunia pada tahun 1954. Lalu, Jerman Barat kembali merebut prestasi gemilang itu pada tahun 1974.

Khusus di ajang Euro, Jerman Barat absen dari tiga ajang Euro pada tahun 1960, 1964, dan 1968 akibat imbang dari perang. Setelah itu, Der Panzer mampu menjadi juara di tahun 1972.

Jerman Barat menunjukan penampilan apiknya di ajang Euro 1976. Sayang, mereka gagal menjadi juara usai kalah dari Cekoslovakia melalui adu tendangan penalti dengan skor 3-5 pada babak final.


Jerman Barat saat menjadi juara Euro 1980.

Keberhasilan Jerman Barat terus berlanjut. Jerman Barat berhasil menjadi yang terbaik di daratan benua biru kala Euro tahun 1980.

Itulah gelar juara terakhir Jerman di ajang Euro dengan status Jerman Barat. Lantaran, Jerman Barat dan Jerman Timur kembali bersatu pada tahun 1990.


2. Bangkitnya Semangat Nasionalisme di Euro 1996

Jerman menjadi juara Euro 1996.

Bangkitnya semangat nasionalisme. Itulah yang menjadi faktor selanjutnya Jerman dapat berjaya di kancah persepakbolaan dunia.

Pasalnya, Jerman Barat dan Jerman Timur akhirnya resmi bergabung pada tahun 1990. Perdamaian tersebut terjadi usai paham liberal menjadi pemenang perang dingin dan paham komunis telah runtuh di Jerman.

Hal itu ditandai dengan runtuhnya tembok yang memisahkan keduanya, yakni Tembok Berlin. Rasa nasionalisme terus tumbuh dalam diri rakyat Jerman, termasuk timnas sepakbolanya.


Jerman saat menjadi Euro 1996.

Kembalinya semangat nasionalisme membuat Jerman selalu mempunyai hubungan sangat spesial dengan Euro. Mereka tak pernah lepas dari gelar juara Euro.

Buktinya, Jerman mampu menjadi juara Euro 1996. Der Panzer membayar kegagalan ajang Euro dua tahun sebelumnya. Kala itu, Jerman kalah 0-2 dari Denmark di partai final. Semuanya merayakan keberhasilan Der Panzer usai menjadi kampiun Eropa.


3. Munculnya Pemain Berkualitas di Euro 2008 dan 2012

Timnas Jerman

Selanjutnya, Jerman harus mengalami masa kemunduran sepakbola. Der Panzer harus melakukan regenerasi pemain dan staf kepelatihan besar-besaran.

Era pemain seperti Lothar Matthaus, Rudi Voller, dan Jurgen Klisman telah habis masanya. Begitupun, Franz Beckenbauer yang sudah saatnya pensiun dari juru racik formasi Jerman.

Nama-nama di atas sudah memberikan prestasi gemilang bagi Jerman. Piala Dunia 1990 dan Piala Eropa 1996 adalah buktinya.

Ketika itu, nama-nama tersebut digantikan Oliver Bierhoff, Mahmet Scholl, Stefan Effenberg, dan Oliver Khan. Begitupun kursi kepelatihan yang diambil alih oleh Rudi Voller.

Sayang, Jerman harus gagal dengan komposisi transisi tersebut. Der Panzer gagal lolos babak penyisihan grup Euro 2000. Rudi Voller pun resmi di pecat.

Selanjutnya, transisi pemain terus belanjut. Ada beberapa pemain baru muda berbakat yang masuk ke dalam skuat Jerman. Sebut saja, Miroslav Klose, Bastian Schweinsteiger, Lukas Podolski, dan Philipp Lahm.

Akan tetapi, nasib buruk masih menghantui Jerman. Der Panzer kembali gagal lolos dari babak penyisihan grup Euro 2004.

Kegagalan itu langsung dibayar oleh Jerman. Perlahan tapi pasti Jerman mampu menunjukan transisi skuat yang bagus. Buktinya, Der Panzer berhasil masuk ke babak semifinal Piala Dunia 2006.

Jerman akhirnya kembali berhasil menempatkan diri sebagai tim unggulan di Euro. Der Panzer seperti kembali memiliki hubungan spesial dengan turnamen empat tahunan paling bergengtsi daratan Eropa tersebut.

Der Panzer kembali berhasil masuk ke babak final. Sayang, mereka gagal menjadi juara usai dikalahkan Spanyol 0-1.

Akan tetapi, kegagalan tersebut menjadi pelajaran yang berharga bagi Jerman. Dari tahun ke tahun banyak pemain muda berbakat masuk ke dalam skuat Der Panzer. Mulai dari Toni Kroos, Mesut Ozil, Sami Khedira, dan Mario Gotze.

Jerman pun berhasil masuk ke babak semifinal Piala Dunia 2010. Selanjutnya, mereka selalu menjadi tim spesialis turnamen.


Skuat regenerasi emas Jerman.

Der Panzer berhasil masuk ke babak semifinal Euro 2012. Sayang, langkah mereka harus terhenti di tangan Italia.

Transisi pemain tersebut akhirnya mampu meraih prestasi. Saat itu, Jerman menjadi juara Piala Dunia 2014 Brasil.


4. Tim Analisis Kepelatihan di Euro 2008, 2012, dan 2016

Selain mempunyai pemain yang berkualitas dan regenerasi yang bagus, Jerman memiliki staf kepelatihan yang boleh dibilang snagat komplit. Der Panzer memiliki tim analisa statistik performa pemain.

Mereka memantau performa pemain dan kondisi fisik pemain. Denagn begitu, Der Panzer selalu mempunyai statistik pemain mana saja yang siap untuk diturunkan di setiap pertandingannya.

Metode kepelatihan sport science tersebut sudah diterapkan Jerman sejak Jurgen Klismann memegang tongkat kepelatihan. Hingga kini, pelatih Jerman saat ini, Joachim Loew masih melanjutkan metode tersebut.

Hal tersebut menjadi tolak ukur dan faktor yang membuat Jerman bisa selalu berbicara banyak di ajang Euro. Penampilan Der Panzer selalu konsisten.


Para pemain Timnas Jerman merayakan gol ke gawang Ukraina pada laga perdana Grup C Euro 2016.

Jerman tidak pernah keluar jalur semifinal dan final. Semua terbukti di Euro 2008 dan 2012.

Metode tersebut juga membantu Jerman menjadi juara Piala Dunia 2014.

Kini, metode tersebut bisa membantu Jerman dalam kampanyenya menjadi juara Euro 2016.

JermanEuro 2016Bola Internasional

Berita Terkini