x

4 Alasan Krusial Messi Pensiun dari Timnas Argentina

Senin, 27 Juni 2016 14:38 WIB
Editor: Ramadhan

Lionel Messi harus menangggung beban berat saat negaranya, Argentina kembali menjadi pecundang. Bahkan, Messi (mungkin terpaksa) akhirnya memutuskan pensiun berseragam La Albiceleste.

Pernyataan mengejutkan tersebut keluar dari mulut pemain berusia 29 tahun itu sesaat setelah Argentina takluk 4-2 dari Chile di final Copa America Centenario 2016.

Messi yang sebenarnya masih sangat layak membela Argentina akhirnya membuat dunia sepakbola di eranya seperti sudah berakhir.

Raut wajah pilu dan air mata yang tak hentinya mengalir terlihat jelas di wajah La Pulga usai Chile berpesta pora. Messi tampak sangat tertekan, dan seolah tak memiliki pilihan lain selain memutuskan untuk melepas panji negara dari tubuhnya.

“Bagi saya tim nasional sudah berakhir. Saya sudah melakukan semuanya yang saya bisa untuk Argentina,” kata Lionel Messi.

“Keputusan itu sudah diambil. Rasanya sakit setelah gagal menjadi juara.”

Begitu banyak yang berharap kepiawaian Messi saat meraih segudang prestasi bersama Barcelona, bisa ditularkan kepada Argentina.

Namun, pemilik nomor 10 itu selalu gagal meski berhasil membawa La Albiceleste ke partai final, bahkan dalam 3 tahun beruntun.

Kegagalan meraih gelar dalam 3 final beruntun (Piala Dunia 2014, Copa America 2015 dan Copa America Centenario 2016) bisa menjadi penyebab Messi pensiun.

Namun, lebih daripada itu ada alasan krusial lain yang akhirnya membuat pemilik 5 trofi Ballon d’Or itu gantung sepatu.

INDOSPORT mengulas sejumlah alasan logis yang akhirnya membuat Messi memutuskan mundur secara sportif dari tim nasional Argentina usai gagal meraih gelar juara Copa America Centenario 2016.


1. Gagal Juara di 3 Final Beruntun

Messi terlihat menangis pilu usai gagal mengeksekusi penalti yang akhirnya membuat Argentina kalah 4-2 dari Chile.

Kekalahan itu sekaligus membuat Messi kembali gagal meraih gelar juara bersama Argentina di 3 final turnamen besar dalam 3 tahun beruntun (Piala Dunia 2014, Copa America 2015 dan Copa America Centenario 2016).

Beban besar yang dipikul sendirian membuat Messi tertekan dan akhirnya jatuh. La Pulga memutuskan pensiun setelah gagal membawa negaranya juara di 3 turnamen besar dalam 3 tahun beruntun.


2. Tidak Menikmati Sepakbola Lagi

Lionel Messi (kanan) dan Gabriel Mercado.

Jauh sebelum kegagalan di final Copa America Centenario 2016, Messi pernah menyatakan kapan ia akan pensiun dari dunia si kulit bundar.

Meski banyak yang berharap agar Messi tetap bermain sepakbola hingga usia 40 tahun, namun nyatanya pemain berkaki kidal ini tetap akan menemui titik akhir.

Entah kapan, yang pasti Messi akan memutuskan pensiun jika ia tidak lagi menikmati sepakbola seutuhnya.

“Ketika saya berhenti menikmati sepakbola, saya akan pensiun,” ucap Lionel Messi.

Hari ini, di final Copa America Centenario 2016, Messi tak lagi menikmati sepakbola karena ia gagal juara bersama tanah kelahirannya. Messi pun menangis dan seolah tak kuat menahan beban.


3. Tekanan Rakyat Argentina

Gagal Eksekusi penalty, Lionel Messi

Messi mendapatkan perlakuan yang berbeda baik saat memperkuat Argentina maupun saat berseragam Barcelona, terutama dari para pendukung kedua tim.

Di Barcelona, Messi hampir meraih segalanya baik itu trofi bersama klub maupun prestasi individu. Bahkan, Messi selalu mendapatkan dukungan penuh dari para pendukung El Barca sekalipun gagal meraih gelar juara.

Hal berbeda justru saat Messi memperkuat negaranya sendiri, Argentina. Di sana, Messi lebih banyak dikritik, dicaci maki bahkan dihujat oleh pendukung sendiri.

Rakyat Argentina menginginkan Messi bisa meraih prestasi seperti apa yang ia lakukan bersama Barcelona. Namun, saat Messi gagal, rakyat Argentina bukannya mendukung, tapi justru terus-terusan menghujat Messi.


4. Minim Perhatian dari Tanah Kelahiran

Bahkan legenda Argentina sekelas Diego Maradona selalu melemparkan kritik pedas terhadap Messi dan skuat Argentina saat ini.

Baru-baru ini, Maradona mengeluarkan pernyataan yang menyakitkan soal Messi dan kawan-kawan. “Jika gagal juara Copa America, jangan pulang lagi ke Argentina.”

Pernyataan tersebut tentu tak layak diterima bagi Messi dkk mengingat mereka lebih butuh dukungan ketimbang tekanan.

Tak hanya Maradona dan rakyat Argentina, Federasi Sepakbola Argentina (AFA) sendiri seperti tak terlalu peduli dengan keberadaan Messi yang sangat istimewa di tim.

Lagi-lagi berbeda dengan Barcelona yang selalu memperlakukan Messi dengan cara-cara yang spesial. Karena El Barca tahu bahwa Messi merupakan pemain spesial dan tak akan pernah ada lagi di bumi.

Bahkan sahabat dekat Messi, Sergio Aguero menyatakan bahwa banyak pihak yang menganggap Messi seperti seorang penjahat.

Padahal Messi sudah dengan susah payah membawa Argentina ke 3 final sekaligus secara beruntun. Hal itu tentu bukan pekerjaan mudah bagi seorang pemain.

“Mereka memperlakukan Leo (Messi) seperti seorang penjahat. Messi menerima perlakuan yang tak adil. Sebagian besar rekan-rekan kami akan mengikutinya pensiun,” kata Sergio Aguero setelah laga final Copa America Centenario 2016.

Argentina dan rakyatnya seharusnya sadar bahwa Messi memiliki cinta yang begitu besar kepada negerinya. Messi bahkan pernah menolak berkhianat, saat Spanyol pernah ingin merekrutnya.

"Saya tahu Spanyol menginginkan saya. Mereka membuat penawaran yang tak terbantahkan. tetapi saya mencintai budaya saya, negara saya," kata Messi.

"Saya tinggal di sana selama 12 tahun dan menghabiskan sisa hidup saya di Spanyol. Saya bisa menjadi pemenang Piala Dunia, tetapi saya ingin melakukannya dengan negara saya," ujarnya.

"Kadang-kadang saya merasa iri dengan rekan tim saya di Barca yang memiliki gelar piala dunia, tapi cinta pertama saya adalah argentina. saya tahu kami bisa memenangkan piala dunia. kami akan melakukannya untuk rakyat Argentina," tandasnya.

Piala Dunia Brasil 2014ArgentinaLionel MessiCopa America 2015Copa AmericaIn Depth SportsCopa America Centenario 2016Bola Internasional

Berita Terkini