x

Laga Charity Shield 1999, Pondasi Kejayaan Arsenal di Tanah Inggris

Selasa, 2 Agustus 2016 16:00 WIB
Editor: Rizky Pratama Putra

Arsenal akan menghadapi Manchester United dalam laga Charity Shield tahun 1999. Laga Charity Shield yang kini bernama Community Shield ini merupakan laga pembuka awal musim yang mempertemukan juara Liga Primer Inggris dengan pemenang Piala FA.

Namun pada tahun tersebut Man United tampil dominan dengan menjuarai dua gelar bergengsi ini. Alhasil, Arsenal didapuk menjadi lawan Setan Merah pada partai yang dilangsungkan di Stadion Wembley.

Bagi Man United, Charity Shield tahun 1999 merupakan penampilan mereka yang ke 19 sepanjang sejarah. Laga ini juga menjadi pertandingan keempat beruntun Setan Merah di Charity Shield sejak tahun 1996.

Sementara itu, drama tahun 1999 tersebut merupakan laga ke 15 mereka di Charity Shield. Mereka juga menjadi jawara laga ini pada tahun sebelumnya.

Bahkan sebelum pertandingan, Arsene Wenger telah menegaskan bahwa mereka akan tampil serius dalam laga ini. Wenger enggan menyamakan duel ini sebagai laga uji coba sebelum Liga Primer Inggris dimulai.

Sejak Wenger masuk, persaingan baru dengan Wenger pun dimulai. Bahkan sepanjang dua tahun sebelumnya kedua pelatih ini beradu taktik dengan sengit di Liga Primer Inggris.

Wenger berhasil mematahkan dominasi Man United pada musim 1997/98 saat pertama kali membesut Arsenal. Perseteruan ini berbuntut pada rivalitas para pemain dan akan menjadi bumbu dalam laga ini.

Bagaimana keseruan laga Charity Shield tahun 1999 tersebut? Berikut ulasan yang coba dirangkum oleh tim INDOSPORT;


1. Panas Sebelum Laga

Nicky Butt (Manchester United) dan Patrick Vieira (Arsenal).

Arsene Wenger gagal mempertahankan gelar Liga Primer Inggris pada musim 1998/99. Kala itu Manchester United berhasil merebut kembali gelar tersebut dari tangan Arsenal.

Sejak datang ke Arsenal, nama Wenger mulai mengganggu dominasi Sir Alex Ferguson dan Setan Merah. Hanya butuh semusim bagi Wenger untuk menyodok ke papan atas Liga Primer Inggris.

Keduanya bersaing sengit saat memperebutkan gelar Liga Primer Inggris musim 1998/99. Namun, Setan Merah akhirnya yang keluar menjadi juara.

Ajang Charity Shiled tahun 1999 kembali mempertemukan dua pelatih yang tengah menumbuhkan bibit rivalitas. Arsenal datang sebagai juara bertahan usai memenangi gelar Charity Shield tahun sebelumnya.


Kedatangan Arsene Wenger menjadi awal rivalitas Man United dan Arsenal di Liga Primer Inggris.

Wenger bahkan menolak bermain setengah hati dalam pertandingan ini. Bahkan betapa pusingnya Wenger saat kala itu Nicolas Anelka memilih untuk pergi dari Arsenal.

Sementara itu bagi Sir Alex, Charity Shield tersebut bakal menjadi ambisi mengembalikan dominasi. Man United yang menguasai musim 1998/99 berniat meraih gelar treble di tanah Britania.

Man United berhasil menjadi juara Liga Primer Inggris sekaligus Piala FA musim 1998/99. Charity Shield tentu saja akan menjadi gelar penyempurna baginya.

Susunan Pemain Kedua tim:

Arsenal:  Alex Manninger, Lee Dixon, Nigel Winterburn, Patrick Vieira, Martin Keown, Gilles Grimandi, Ray Parlour, Nwankwo Kanu, Emanuel Petit, Fredrik Ljungberg, Silvinho.   

Manchester United:  Mark Bosnich, Phil Neville, Denis Irwin, Hening Berg, Paul Scholes, Jaap Stam, David Beckham, Nicky Butt , Andy Cole, Dwight Yorke, Jordi Cruyff.


2. Setan Merah Dominasi Babak Pertama

Dwight Yorke (Manchester United) menjadi andalan saat melawan Arsenal.

Arsenal menurunkan skuat terbaiknya dalam pertandingan ini. Nwankwo Kanu yang baru didatangkan dari Inter Milan, langsung berduet dengan Fredrik Ljungberg di lini depan.

Duet Prancis, Patrick Vieira dan Emanuel Petit menjadi jangkar lini tengah. Sylvinho dan Nigel Winterburn menjadi kereta cepat Arsenal di lini sayap.

Di pihak lawan, Sir Ale juga tidak mau kalah pamer skuat. Bahkan, Sir Alex langsung menurunkan tiga penyerang dalam pertandingan ini.

Jordi Cruyff, Andy Cole, dan Dwight Yorke jadi andalan di lini depan. Paul Scholes, David Beckham, dan Nicky Butt menjadi pengalir bola serta pengumpan.

Arsenal langsung memperagakan permain ngotot dalam pertandingan ini. Mereka langsung melakukan pressing ketat saat kehilangan bola.

Man United yang bermain lebih santai lebih memilih untuk melakukan operan pendek. Ketiadaan Roy Keane yang cedera sedikit membuat lini tengah Setan Merah sedikit tak bertenaga.

Akan tetapi Manchester United menjadi tim yang pertama kali mencetak angka. Berawal dari sebuah pelanggaran, David Beckham berhasil membuat sebuah kemelut di muka gawang.

Tendangan melengkung ala Beckham hampir saja membuka keunggulan. Namun, Alex Manninger mampu mengamankan bola hasil tembakan Beckham muda.

Namun, ternyata bola telah masuk ke dalam gawang. Wasit pun mengesahkan gol yang dibuat oleh bintang Manchester United ini.

Arsenal mencoba menyamakan kedudukan sebelum jeda, namun selalu gagal membonkar pertahanan Setan Merah. Gol ini menjadi penutup laga di babak pertama untuk keunggulan Manchester united.


3. Pele dari Rumford Jadi Bintang Kemenangan

Ray Parlour (kiri) pencetak gol kemenangan Arsenal.

Arsenal kembali dari ruang ganti dengan motivasi baru. Sekitar 70 ribu pasang mata yang menyaksikan langsung di Wembley berharap anak asuh Wenger mampu tampil lebih baik dibandingkan babak pertama.

Benar saja, Arsenal tampil lebih ngotot di babak kedua. Patrick Vieira ngotot kepada wasit karena merasa dilanggar di kotak penalti, empat menit setelah babak kedua berjalan.

Namun wasit Graham Barber mengabaikan protes kapten tim Arsenal tersebut. Penjagaan lini belakang Man United juga sedikit bermasalah.

Pasalnya benteng terbaik mereka, Jaap Stam harus ditarik keluar karena mengalami masalah pada lututnya. Hal ini semakin membuat Arsenal lebih leluasa mengacak-acak pertahanan Setan Merah.

Patrick Vieira dijatuhkan Denis Irwin dikotak penalti pada menit ke-66. Kali ini Barber memberikan hadiah penalti bagi Arsenal.

Nwankwo Kanu berhasil menjalankan tugasnya dengan apik. Pemain asal Nigeria ini mampu membuat Mark Bosnich mati langkah.

Dua belas menit sebelum usai menjadi derita baru Setan Merah. Adalah 'Pele dari Rumford' yang menjadi penentu kemenangan Arsenal.

Sebah tendangan gawang dari Bosnich berhasil diantisipasi oleh Vieira. Kanu yang mendapatkan bola pantulan ini langsung melihat celah ke arah Ray Parlour.

Tanpa kesulitan Parlour langsung membunuh gawang Setan Merah untuk kali kedua. Tertinggal menjelang pertandingan selesai membuat skuat Man United kelimpungan.

Sir Alex kembali memasukan seorang penyerang tambahan jelang laga selesai. Teddy Sheringham masuk menggantikan Nicky Butt untuk menambah daya gedor.

Namun hingga wasit membunyikan peluit, Man United gagal menyamakan kedudukan. Arsenal kembali mempecundangi Man United di Charity Shield secara beruntun.

Susunan Pemain Kedua tim:

Arsenal: Alex Manninger, Lee Dixon, Nigel Winterburn, Patrick Vieira, Martin Keown, Gilles Grimandi, Ray Parlour (Oleg Luzhny '88), Nwankwo Kanu, Emanuel Petit, Fredrik Ljungberg, Silvinho (Luis Boa Morte '64).   

Manchester United: Mark Bosnich, Phil Neville, Denis Irwin, Hening Berg, Paul Scholes, Jaap Stam (David May '46), David Beckham, Nicky Butt (Sheringham '81) , Andy Cole, Dwight Yorke, Jordi Cruyff (OG Solksjaer '62).


4. Cikal Kejayaan Arsenal

Tim Arsenal dan Manchester United, berpose untuk foto bersama.

Kali kedua mengangkat trofi Charity Shield merupakan penawar luka bagi Arsenal. Musim sebelumnya Arsenal kehilangan dua gelar bergengsi di Liga Primer Inggris dan Piala FA.

Jelang musim pembuka, Arsenal mengawali langkah dengan menabrak Manchester United. Sebuah raihan positif bagi Wenger yang tengah membangun kerangka tim untuk musim baru.

Beberapa pemain Arsenal yang bermain di pertandingan ini merupakan cikal bakal kejayaan Arsene Wenger dalam beberapa tahun ke depan. Nama seperti Patrick Vieira, Nwankwo Kanu, dan Fredrik Ljungberg akan menjelma menjadi salah satu penantang terberat di Eropa.


Para pemain Arsenal berfoto bersama trofi Charity Shield usai pertandingan.

Wenger berhasil menjadi mimpi buruk bagi Sir Alex Ferguson. Pria asal Prancis ini menjadi pemutus gelar Man United untuk mematahkan dominasi mereka di Liga Primer Inggris pada musim 2001/02.

Kita masih ingat saat Arsenal menjadi klub yang tak terkalahkan selama satu musim di Liga Primer Inggris musim 2003/04. Saat itu, Vieira menjadi salah satu pilar di lini tengah yang tak tergantikan.

Nama Fredrik Ljungberg juga menjadi salah satu gelandang kreatif yang bakal bersinar. Para pemain ini berhasil mengantarkan Arsenal lolos ke final Liga Champions 2005 sebelem ditaklukan Barcelona.

Manchester UnitedArsenalArsene WengerDavid BeckhamSir Alex FergusonCommunity ShieldPaul ScholesDwight YorkeJaap StamRay ParlourFredrik LjungbergNwankwo KanuIn Depth SportsDuel KlasikJordi Cruyff

Berita Terkini