Paul Pogba dan 4 Pemain Lain yang Akhirnya Pulang Kandang
Paul Pogba bergabung bersama Manchester United saat masih berusia 16 tahun. Kala itu bakat Pogba terendus oleh para pencari bakat Setan Merah.
Pogba langsung merebut tempat di tim junior Man United. Dua tahun di tim junior, Pogba kemudian dipromosikan ke tim senior Man United.
Sayang penampilan Pogba belum terlihat oleh Sir Alex Ferguson. Pogba hanya berkesempatan tiga kali berlaga di era salah satu pelatih legendaris Man United tersebut.
Merasa tak berkembang, Pogba memutuskan hijrah ke Italia. Juventus yang memantau bakatnya, tak berpikir panjang untuk merekrutnya.
5 tahun bersama Juventus, Pogba mulai menunjukan kemampuan aslinya. Pemain asal Prancis ini mampu menjadi jendral lapangan tengah Si Nyonya Tua.
Bersama Juventus, Pogba berhasil merebut 5 kali scudetto secara beruntun. Pogba jug hampir memenangkan Liga Champions sebelum ditundukkan Barcelona di final tahun 2015 lalu.
Usai unjuk gigi di Italia, Man United yang sadar akan bakat asli anak asuhnya kembali memulangkan Pogba. Pemain berusia 23 tahun ini bahkan ditebus dengan nominal yang menjadikannya pemain termahal di dunia.
Pogba menjadi salah satu pemain yang 'pulang' di jendela transfer musim ini. Berikut 4 pemain lain yang melanjutkan karier bersama klub yang membesarkannya, hasil rangkuman dari INDOSPORT:
1. Michu
Michu merupakan salah satu pemain Spanyol yang sempat meroket di Liga Primer Inggris. Bergabung bersama Swansea, Michu berhasil menjalani musim gemilang pada tahun 2012/13.
Michu mencetak 18 gol dari 35 penampilannya bersama The Swan saat itu. Namun, musim keduanya di Swansea hancur lantaran cedera yang dideritanya.
Cedera ini membuat posisi Michu mulai tersingkir dari skuat Gary Monk. Michu pun sempat dikirim ke Napoli sebagai pemain pinjaman.
Kini, Michu kembali memperkuat Real Oviedo yang pernah diperkuatnya semasa muda. Pemain berusia 30 tahun ini pernah memperkuat Oviedo pada kurun waktu 2003-2007.
Bersama Oviedom Michu berhasil 13 gol dari 100 kali penampilannya. Catatan ini membuat Celta Vigo kemudian meminangnya.
Terakhir, Michu bahkan harus bermain di Divisi IV Liga Spanyol bersama UP Langero. Penampilan yang meningkat membuat pemain yang berkelana hingga ke Italia ini akhirnya pulang ke rumah.
2. Mats Hummels
Mats Hummels telah bergabung dengan Bayern Munchen sejak berusia 7 tahun. Tumbuh besar di Munchen, membuat Hummels memiliki darah kental The Bavarians.
12 tahun di tim junior, Hummels akhirnya ditarik ke tim utama Munchen. Namun, Hummels gagal bersaing di tim utama saat itu.
Pemain berusia 28 tahun ini hanya sekali tampil memperkuat tim utama Munchen kala itu. Hal ini membuat Munchen meminjamkannya ke Borussia Dortmund selama setahun.
Jurgen Klopp yang puas dengan performa Hummels, tak berpikir panjang untuk mempermanenkannya. Hummels pun akhirnya resmi pindah ke rival abadi Munchen tersebut.
Bersama Dortmund, kisah kesuksesan Hummels dimulai. Posisinya di lini belakang Dortmund tak tergantikan.
Hummels bahkan membuat Dortmund menjawarai Bundesliga Jerman dua kali beruntun di musim 2010/11 dan 2011/12. Hummels bahkan berhasil mengantar Dortmund ke final Liga Champions di musim 2012/13.
Hummels juga menjadi pilar lini belakang Jerman di Piala Dunia 2014 dan Euro 2016 lalu. Usai mencicipi banyak gelar, Hummels akhirnya memutuskan untuk kembali ke Bayern Munchen musim ini.
3. Mario Goetze
Borussia Dortmund pertama kali mengendus bakat Mario Goetze saat masih berusia 9 tahun. Kala itu, Dortmund merekrutnya dari klub Eintracht Hombruh.
Goetze kecil langsung disebut menjadi pemain masa depan Jerman. Goetze tidak pernah absen membela Jerman di level U-15 hingga U-19.
Pemain ini bahkan sudah ditarik ke tim utama saat usianya masih 18 tahun. Meski masih myda, Goetze langsung bisa merebut tempat di skuat Dortmund.
Musim pertamanya, Goetze sempat menjadi pelapis bagi Nuri Sahin. Namun di musim kedua, Goetze benar-benar menjadi andalan Dortmund di lini tengah.
Bersama Ilkay Gundogan, duet lini tengah ini menjadi salah satu yang terbaik di Jerman. Goetze berhasil merebut dua gelar Bundesliga Jerman di musim 2010/11 dan 2011/12.
Setelah itu, Bayern Munchen berhasil membajaknya dari Dortmund. Namun kisah indah Goetze bersama Dortmund gagal terulang di Munchen.
Meskipun berhasil memenangi Bundesliga Jerman selama 3 kali beruntun di musim 2013/14, 2014/15 dan 2015/16, Goetze jarang mendapat kesempatan bermain. Selama 3 tahun membela Munchen, Goetze hanya membukukan 22 gol dari 73 penampilannya bersama Munchen.
Usai mengantarkan Jerman berlaga di Euro 2016, Gotze akhirnya memutuskan untuk kembali ke Dortmund.
4. Alvaro Morata
Alvaro Morata bergabung dengan Real Madrid pada tahun 2008. Kala itu El Real mendapatkannya dari Getafe.
Morata yang masih berusia 16 tahun bergabung dengan Real Madrid C di musim perdananya. Dua tahun kemudian, Morata naik kelas ke Real Madrid B di bawah asuhan Zinedine Zidane.
Bakat Morata membuatnya cepat terpanggil ke tim senior. Meskipun maish tergabung dengan Real Madrid B, namun Morata acap kali dipanggil sebagai penyerang pelapis.
Morata berhasil membukukan 10 gol dari 37 laganya bersama Real Madrid sepanjang 2010-2014. Namun, Ancelotti belum memberikan kesempatan kepadanya untuk mendapatkan posisi utama.
Juventus pun mengambil kesempatan ini dengan segera merekrutnya. Morata berhasil menjadi pujaan baru di Juventus selama dua tahun.
Pemain tampan ini pun berhasil mengemas 15 gol dalam 63 pertandingan bersama Juventus. Hal yang tak terlupakan adalah kala dua golnya ke gawang Real Madrid saat semifinal Liga Champions tahun 2015 menjadi penentu kemenangan Juventus.
Hal ini membuat Real Madrid terpikat untuk kembali memulangkannya ke Santiago Bernabeu. Akhirnya, Morata benar-benar kembali ke Madrid usai Euro 2016.