x

4 Alasan Indonesia Jadi Magnet Pesepakbola Dunia

Jumat, 2 September 2016 20:13 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Gerry Anugrah Putra
Gustavo Giron salah satu pemain asing berkualitas yang bermain di kompetisi sepakbola Indonesia

Carut marut sepakbola memang kerap terjadi Indonesia. Namun hal tersebut tidak menurunkan animo dan minta para pemain asing untuk mencoba peruntungannya di Indonesia. Tiap tahun berbondong-bondong para legiun asing tersebut mengikuti seleksi di berbagai klub Tanah Air.

Pada kompetisi Torabika Soccer Championship (TSC) tahun ini yang bahkan bukan merupakan ajang resmi para pemain asing tersebut tetap saja silih berganti datang. Sebut saja topskor sementara TSC A Luis Carlos Jr, Marcel Silva, Rodrigues Pablo Aracil, hingga Alberto Goncalves yang semuanya merupakan legiun asing.

Lantas apa yang membuat Indonesia seolah menjadi magnet tersendiri bagi pesepakbola asing? Apakah faktor uang, kepuasan, atau fanatisme yang akhirnya menaklukkan hati nama-nama besar seperti Marcus Bent, Eric Djemba Djemba hingga Roger Milla dan Mario Kempes datang merumput di kompetisi nasional.

Berikut INDOSPORT menyajikan sejumlah alasan yang mampu membawa pesepakbola asing terdampar di negeri beribu pulau ini.


1. Suporter Fanatik

Suporter Indonesia terkenal sangat fanatik dalam mendukung klub kesayangannya

Sepakbola Indonesia memang terkenal akan fanatisme suporternya yang luar biasa. Hampir setiap pertandingan tim-tim besar di Tanah Air seperti Persija, Arema Cronus, Persib Bandung dan lainnya, stadion selalu disesaki oleh para penggemar setia.

Atmosfer yang luar biasa tersebut juga menjadi salah satu alasan para pemain asing berbondong-bondong hijrah ke liga Indonesia. Animo penonton dan kegilaan supporter nasional itu pun diakui oleh salah satu pemain seleksi Persija Jakarta asal Jepang, Keisuke Hoshino.

Pemain 31 tahun itu menyatakan tidak sabar untuk merumput di liga Indonesia meski belum dipastikan masuk ke skuat Macan Kemayoran.

"Saya belum pernah melihat respons suporter semeriah ini saat sesi latihan. Luar biasa! Saya semakin ingin bermain di depan mereka," ucap Keisuke Hoshino

"Jika saya lolos seleksi, saya ingin membawa klub ini ke posisi yang lebih baik dan melihat mereka bersorak kegirangan," sambungnya.

Hal yang sama juga pernah dialami oleh mantan pemain Arema Cronus, Toni Espinosa Mossi, yang merasa nyaman karena atmosfer Stadion Kanjuruhan yang selalu semarak ketika Arema bermain. Ia bahkan menyatakan bahwa aura di Indonesia jauh lebih baik dari Yordania, tempatnya mengadu nasib sebelumnya.

"Indonesia jauh lebih baik daripada Yordania. Di sini, penonton luar biasa, apalagi saat pembukaan Piala Jenderal Sudirman," kata pemain berusia 29 tahun asal Spanyol beberapa waktu lalu.


2. Bayaran Tinggi

Makan Konate salah satu pemain yang memiliki bayaran mahal saat membela Persib Bandung

Bukan rahasia umum lagi jika bayaran para pemain asing di liga Indonesia memang cukup tinggi. Klub-klub di Tanah Air bahkan rela menggelontorkan dana hingga miliaran rupiah untuk mendapatkan tanda tangan dan jasa pemain asing tersebut.

Gaji mantan pemain Persija Jakarta yang kini menjadi kapten di Madura United, Fabiano Beltrame dikabarkan  bisa mencapai Rp1,75 miliar per musim kala membela Arema Cronus beberapa waktu lalu. Sedangkan kontrak Victor Igbonefo yang saat ini sudah menjadi pemain naturalisasi disebut di kisaran angka Rp2 miliar di 2015.

Mantan gelandang serang Persib Bandung, Makan Konate juga pernah memperoleh salari dengan nilai menggiurkan, Rp1,5 miliar per musim.

Selain bayaran yang tinggi, para pemain asing di klub Indonesia juga terkadang mendapatkan fasilitas yang cukup wah dari manajemen. Maka tidak mengherankan jika setiap tahunnya banyak legion asing yang mencoba peruntungannya di Indonesia.


3. Liga Indonesia Sebagai Pelarian

Mantan pemain Manchester United, Eric Djemba Djemba, pernah mencoba peruntungannya di sepakbola Indonesia

Banyaknya pemain yang mempunyai pengalaman dan nama di liga-liga negara Eropa dan lainnya mau merumput di Indonesia dikarenakan kontraknya yang tidak diperpanjang serta faktor umur.

Mereka memilih bermain di Indonesia karena bayarannya tinggi dan uang kontrak yang bisa digunakan untuk uang ‘pensiun’ alias untuk mempersiapkan hari tuanya.

Sedangkan bagi klub Indonesia, memilih pemain walaupun sudah tua karena kepincut dengan pengalaman dan namanya. Jadi ada rasa saling membutuhkan antara klub di Indonesia dan para pemain itu.

Di satu sisi pemain pemain tua masih menginginkan duit, di sisi lain klub Indonesia membutuhkan pemain yang memiliki kualitas meski staminanya sudah mulai menurun.  Dengan alasan tersebut maka tidak mengherankan apabila ada sejumlah nama besar yang pernah merumput di Tanah Air.

Mantan pemain Manchester United, Eric Djemba Djemba bahkan pernah berseragam Persebaya Surabaya pada 2015 lalu. Selain itu salah satu mantan penyerang liga Inggris, Marcus Bent juga mencoba peruntungannya bersama Mitra Kukar.

Jauh sebelum itu ada nama Roger Milla, striker Kamerun yang pernah mencicipi Pial dunia era 90-an. Ia kemudian bergabung dengan Putra Samarinda tahun 1995-1996. Kemudian ada legenda Argentina, Mario Kempes memperkuat Pelita Jaya di 1996.


4. Kesempatan Naturalisasi Pemain

Greg Nwokolo menjadi pemain asing yang menjadi warga negara Indonesia

Bermain di Indonesia juga membuka peluang bagi pemain asing untuk bisa menjadi pemain tim nasional. Beberapa waktu lalu PSSI menempuh jalan instan untuk meraih prestasi dengan melakukan naturalisasi. Hal ini membuat peluang bagi pemain asing yang ingin menjadi pemain nasional cukup terbuka.

Meski bukan asli tanah kelahirannya namun menjadi pemain nasional bagi pemain asing adalah hal yang membanggakan. Tak mengherankan banyak pemain asing yang merumput di Indonesia bercita-cita menjadi pemain nasional.

Beberapa di antaranya bahkan sudah mengenakan jersey Merah Putih seperti Cristian Gonzales, Victor Igbonefo, Bio Paulin, dan Greg Nwokolo.

Persib BandungPersija JakartaCristian GonzalesGreg NwokoloEric Djemba-DjembaLiga Indonesia

Berita Terkini