x

3 Laga Emosional Indonesia vs Malaysia di Era Ganyang Malaya

Minggu, 4 September 2016 19:00 WIB
Editor: Galih Prasetyo

Sepanjang sejaranya, pertemuan antara Indonesia vs Malaysia di lapangan hijau selalu datangkan tensi tinggi untuk pendukung masing-masing negara ini. 'Dendam' lama karena masalah politik jadi bumbu yang selalu hadir tiap dua negara ini adu hebat di lapangan hijau. 

Fakta sejarah membuktikan bahwa terdapat sejumlah pertandingan sarat emosional antara dua negara satu rumpun ini. Indonesia vs Malaysia bukan sekedar masalah menang, kalah atau imbang tapi juga soal harga diri bangsa dan negara. 

Pantang hukumnya masing-masing skuat dua negara ini untuk dikalahkan oleh lawan. Rasa malu yang tinggi juga sepatutnya ada di dada Evan Dimas Cs saat bertemu Malaysia. Meski hanya laga persahabatan, Evan Dimas Cs mungkin harus mengingat apa yang pernah dikatakan oleh mantan Presiden Republik Indonesia, Sukarno, 

"Kalau kita lapar itu biasa. Kalau kita malu itu juga biasa. Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar!" kata Sukarno saat pidato Ganyang Malaysia pada 16 September 1963. 

Berikut sejumlah laga sarat emosional yang pernah terjadi antara Indonesia vs Malaysia untuk pembaca setia INDOSPORT:


1. Turnamen Merdeka 1957

Sejak merdeka dan mulai berkarier di lapangan hijau, Indonesia baru bertemu 'tetangga gaduh', Malaysia pada 1957 pada ajang Turnamen Merdeka. 

Sebelum bertemu Malaysia, timnas Indonesia beberapa kali melakoni laga persahabatan dengan sejumlah negara mulai dari Yugoslavia pada 1956, Kroasia pada tahun yang sama, hingga melawan Uni Soviet pada ajang Olimpiade musim panas 1956. 

Hadirnya Indonesia di Turnamen Merdeka 1957 tentu membuat gentar skuat Malaysia. Kedua negara kebetulan satu grup bersama Hong Kong dan Vietnam Selatan. 

Pertemuan Malaysia vs Indonesia pun terjadi pada 07 September 1957. Diperkuat legenda-legenda sepakbola tanah air seperti kiper Maulwi Saelan, Latief Harris Tanoto alias Tan Liong How, Endang Witarsa, dan pemain lainnya, Indonesia sukses kalahkan Malaysia dengan skor 2-4 di Merdeka Stadion, Kuala Lumpur, Malaysia. 

Gol-gol Indonesia ke gawang Malaysia dicetak oleh, legenda PSMS Medan, Saari dan Jusron. Saari pada laga itu mencetak hattrick pada menit ke 32 dan dua gol pada babak kedua. 

Susunan pemain Indonesia saat lawan Malaysia: 

Indonesia: Paidjo (60' Saelan); Bakir, Him Tjiang; Rukma, Kiat Sek, Liong Houw, Witarsa, Sian Liong, Omo, Saari, Jusron

Pada akhir turnamen yang diselenggarakan untuk memperingati kemerdekaan Malaysia, timnas Indonesia sukses buat malu. Indonesia keluar sebagai runner up sedangkan Malaysia tak mampu lolos dari fase grup dan berada di posisi paling buncit. 


2. Turnamen Merdeka 1958

Skuat timnas Indonesia era 70-an.

Selang setahun setelah kekalahan memalukan, Malaysia kembali gelar Turnamen Merdeka dan kembali mengundang Indonesia. Misi balas dendam pun diusung oleh skuat Harimau Malaya. 

Meski sukses kalahkan Indonesia dengan skor 3-2 pada 30 Agustus 1058, Indonesia tetap 'berpesta' di Malaysia pasalnya pada akhir turnamen, timnas Indonesia sukses menyabet juara ketiga usai kalahkan Vietnam Selatan dengan skor telak 4-1. 

Bahkan jika ditilik dari fakta sejarah, pada tahun ini juga prestasi sepakbola Indonesia begitu membanggakan. Indonesia hampir selangkah lagi bisa tembus ke Piala Dunia kala itu. 

Cina bahkan harus bersusah payah untuk bisa kalahkan timnas yang kala itu dilatih oleh Tony Pogacknik. Alasan politis yang mengakibatkan Indonesia mengubur impiannya bisa tanding di Piala Dunia. 


3. Turnamen Merdeka 1961

Aksi Ramang saat membela Indonesia melawan Uni Soviet

Pada turnamen Merdeka 1961 yang berlangsung di Thailand, Indonesia kembali mempermalukan Malaysia. Indonesia sukses keluar sebagai juara dan kalahkan Malaysia dengan skor 2-1. 

Dari empat laga yang dilakoni timnas, skuat Merah Putih tidak terkalahkan dan hanya kemasukan empat gol. Malaysia yang saat itu digawangi oleh kiper legenda mereka Jusof Bakir tak mampu menahan ketajaman timnas yang diisi oleh penyerang Persija, Dirhamsjah. 

Seperti pandangan mata wartawan Merdeka, Anhar seperti dilansir dari redaksi.co.id, tim Indonesia bermain tenang meski mendapat sorakan dari pendukung Malaysia. Garuda yang dipimpin oleh Tan Liong Houw itu bisa memperagakan pertahanan yang baik dengan prinsip keep the pinalty area clean ala Pogacnik.

Permainan keras menjurus kasar yang diperagakan Malaysia tak membuat pemain-pemain Indonesia terpancing emosi. Gol yang dicetak oleh Dirhamsjah pada babak pertama disamakan oleh Malaysia lewat sundulan Gani pada babak kedua. 

Dalam keadaan sama kuat, terlihat Tan Liong Houw bermain dengan sangat tenang di lini tengah. Tugas yang diberikan oleh Pogacnik kepadanya sebagai penyeimbang antar lini dalam skema 1-4-1-4 ala Eropa Timur dijalankannya dengan apik.

Frans Jo menyentak publik Malaysia dengan golnya di babak kedua beberapa menit jelang laga usai. Ratusan pendukung Indonesia pun bertepuk tangan dan riang gembira menyambut gol pemain asal PSM Makassar itu.

Suara peluit panjang itu disambut dengan haru oleh pemain-pemain Indonesia. Mereka menangis haru dengan pencapaian bersejarah tersebut. Ini adalah gelar pertama Indonesia di turnamen kelas Internasional.

Garuda IndonesiaIndonesiaMalaysiaIn Depth SportsTurnamen Merdeka

Berita Terkini