x

Analisis Permainan Timnas Indonesia Saat Mengalahkan Malaysia

Kamis, 8 September 2016 10:37 WIB
Editor: Tengku Sufiyanto

Timnas Indonesia kembali menggeliat setelah 525 hari tak bisa berlaga di ajang internasional akibat sanksi FIFA. Skuat Garuda akhirnya kembali berlaga di ajang internasional kala menantang kekuatan Malaysia dalam laga uji coba di Stadion Manahan, Solo, Selasa (06/09/16) lalu.

Menghadapi Malaysia, Alfred Riedl mayoritas mengandalkan para pemain muda. Tak ada nama-nama senior seperti Bambang Pamungkas, Firman Utina, maupun Cristian Gonzales dalam 22 pemain yang dibawanya ke Kota Solo.

Pemain muda andalan Riedl diantaranya, Bayu Pradana (25 tahun), Evan Dimas (21 tahun), hingga Ichsan Kurniawan (20 tahun).

Hanya segelintir pemain senior yang diandalkan Riedl. Mereka adalah Boaz Solossa (30 tahun), Zulham Zamrun (28 tahun), Dian Agus Prasetyo (31 tahun), Benny Wahyudi (30 tahun), dan Irfan Bachdim (28 tahun).

Bahkan, Riedl memaksimalkan pemain dengan rataan umur di bawah 30 tahun dalam komposisi starternya menghadapi Malaysia.

Kesebelas pemain starter Timnas yang diturunkan Riedl adalah Andritany Ardhiyasa (kiper, 24 tahun), Rudolof Yanto Basna (bek tengah, 21 tahun), Fachrudin Aryanto (bek tengah, 28 tahun), Abdul Rahman (bek kiri, 24 tahun), Benny Wahyudi (bek kanan, 30 tahun), Evan Dimas (gelandang serang, 21 tahun), Bayu Pradana (gelandang tengah, 25 tahun), Zulham Zamrun (gelandang sayap kiri, 28 tahun), Andik Vermansah (gelandang sayap kanan, 24 tahun), Irfan Haarys Bachdim (penyerang, 28 tahun), dan Boaz Solossa (penyerang, 30 tahuun).

Dari 11 pemain tersebut, tiga diantaranya merupakan debutan Timnas. Mereka adalah Yanto Basna, Abdul Rahman, dan Bayu Pradana.

Hasilnya sangat tidak mengecewakan, Indonesia mampu unggul dengan skor 3-0 di babak pertama.

Memasuki babak kedua, Riedl mengubah komposisi pemainnya. Ia memasukan lebih banyak debutan Timnas, seperti Abduh Lestaluhu, Irsyad Maulana, Lerby Eliandry, Ichsan Kurniawan, dan Indra Kahfi.

Meski tidak mencetak gol tambahan, permainan mereka terbilang lumayan. Timnas pun berhasil meraih kemenangan 3-0 atas Malaysia. Tiga gol kemenangan Timnas Garuda dicetak Boaz (7') dan (21'), serta Irfan Bachdim (11').


Starter Timnas Indonesia kala mengalahkan Malaysia dengan skor 3-0.

Namun, ada peran strategi Riedl yang sangat luar biasa di balik performa apik para pemain Timnas. Pelatih asal Austria itu berhasil menerapkan strategi melalui kekompakan para pemain. Padahal, ia baru meramu Boaz dan kawan-kawan selama dua hari.

Alhasil, semua pecinta sepakbola nasional memuji penampilan Evan Dimas Cs dan strategi yang diterapkan Riedl. Tak hanya itu, penggemar dunia bal-balan Tanah Air tentu mempunyai analisa tersendiri tentang strategi yang diterapkan Riedl.

Tak ketinggalan, INDOSPORT juga sudah menganalisa keberhasilan penerapan strategi Riedl dengan menggunakan formasi 4-4-2 kala menghancurkan Malaysia. Berikut analisanya:


1. Strategi Menyerang 4-4-2

Indonesia vs Malaysia

Formasi 4-4-2 merupakan formasi favorit Alfred Riedl. Ia pernah menerapkan formasi ini di Timnas Indonesia pada ajang Piala AFF 2010 lalu. Strategi 4-4-2 dalam keadaan menyerang bisa mengandalakan beberapa opsi. Menyerang dari sektor sayap ataupun sektor tengah.

Kala menghadapi Malaysia, para pemain starter Timnas berhasil memperagakan strategi yang diinginkan Riedl. Peran vital ditunjukkan Evan Dimas dan Bayu Pradana di lini tengah. Keduanya menjadi otak permainan Timnas.

Evan Dimas diplot sebagai gelandang serang. Ia mengontrol sisi kanan permainan Skuat Garuda. Pemain Bhayangkara Surabaya United itu bisa memberikan bola ke Andik Vermansah yang berada di posisi sayap kanan. Nantinya, Andik akan membawa bola berusaha melewati bek sayap kiri Malaysia, Mohd Azrif Nasrulhaq.

Evan juga bisa memberikan bola langsung ke Irfan Bachdim jika sewaktu-waktu pemain asal Consadole Sapporo itu kosong dari penjagaan pemain Malaysia. Selain itu, Evan mampu memainkan bola bersama Bayu Pradana di lini tengah, dan Beny Wahyudi di posisi bek sayap kanan.

Sementara itu, Bayu Pradana memiliki peran yang sama dengan Evan Dimas. Hanya saja, pemain Mitra Kukar ini didapuk sebagai gelandang tengah bertahan. Ia mengontrol sisi kiri permainan Timnas. Bayu Pradana bisa memainkan bola di lini tengah bersama Evan Dimas, dan bek sayap kiri, Abdul Rahman.

Dalam posisi menyerang, Bayu Pradana mampu memberikan umpan ke Zulham Zamrun yang berada di posisi sayap kiri. Setelah itu, Zulham hanya tinggal melewati bek sayap kanan Malaysia, Matthew Davies. Tak hanya itu, pemain berumur 25 tahun tersebut juga bisa memberikan bola langsung ke Irfan Bachdim dan Boaz Solossa di posisi penyerang.

Di sisi lain, Andik berperan sebagai penerus bola dari Evan. Artinya, ia bertugas memberikan umpan lambung dengan melewati Azrif Nasrulhaq, ataupun mengoper bola ke Bachdim. Andik juga bisa memainkan bola dengan satu-dua sentuhan dengan Evan Dimas dan Benny Wahyudi.

Peran Zulham sama halnya dengan Andik. Ia bisa memberikan sebuah umpan ke Boaz, serta memainkan bola dengan Bayu Pradana dan Abdul Rahman.

Sedangkan, Irfan Bachdim bertugas sebagai second striker. Ia bisa memberikan bola hasil umpan Andik, Bayu, dan Evan untuk diberikannya ke Boaz, ataupun diteruskannya sendiri menjadi gol.

Boaz mendapat jabatan sebagai target man. Ia hanya menunggu umpan dari rekan-rekannya atau memanfaatkan kesalahan lawan.


Penerapan srategi menyerang formasi 4-4-2.

Adopsi strategi menyerang tersebut bisa terbukti dari tiga gol kemenangan Timnas. 

Gol pertama Boaz di menit ketujuh didapat dari umpan lambung dari Andritany, yang kemudian mampu diteruskan dengan sundulan Bayu Pradana. Bek tengah Malaysia, Fadhli Shas salah mengantisipasi umpan tersebut sehingga mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Boaz.

Dalam proses gol pertama, strategi Riedl berjalan baik ketika Bayu Pradana berhasil mengirimkan bola langsung ke Boaz.

Gol Irfan Bachdim pada menit 11 diperoleh dari kesalahan pemain Malaysia. Bachdim berhasil mencuri bola, kemudian diberikan ke Boaz, lalu dikembalikannya kembali ke mantan pemain Persema Malang tersebut.

Meski kesalahan, ini merupakan kerjasama apik Bachdim dan Boaz. Strategi Riedl kembali berjalan sangat baik.

Gol ketiga yang dicetak Boaz pada menit ke-21, merupakan keberhasilan strategi Riedl dalam memanfaatkan penyerangan sisi sayap.

Kala itu, Zulham berhasil menerobos sisi kanan pertahanan mereka dengan melakukan umpan satu-dua dengan Boaz. Zulham kemudian mengirimkan umpan ke dalam kotak penalti yang diterima oleh Andik. Namun, Andik kembali mengembalikannya ke belakang yang dihuni Evan Dimas.

Evan Dimas kembali memberikan bola ke Boaz. Sayang, bola tendangan kaki kiri Boaz membentur pemain bertahan Malaysia.

Bola liar disambut Zulham dengan tendangan kaki kanan. Namun, bola kembali membentur pemain bertahan Malaysia. Akan tetapi, kali ini bola liar dapat dimanfaatkan Boaz untuk mencetak gol.


2. Strategi Bertahan 4-4-2

Indonesia vs Malaysia

Strategi bertahan 4-4-2 ala Riedl bisa berubah menjadi 4-4-1-1. Boaz Solossa diplot menjadi penyerang gantung. Posisi Irfan agak ke dalam dan mendekati garis tengah lapangan.

Irfan dan Boaz sudah melakukan pressing kepada gelandang tengah Malaysia, Brendan Gan. Alhasil, aliran bola dari lini belakang Malaysia hanya berkutat ke posisi bek sayap kiri dan kanan.

Akan tetapi, aliran bola dari posisi bek sayap kiri dan kanan Malaysia juga terhenti. Bek sayap Harimau Malaysia kebingungan meneruskan aliran bola.


Strategi bertahan 4-4-2 kala bertahan.

Pasalnya, pergerakan gelandang tengah Malaysia, Baddrol Bakhtiar dan Mohd. Irfan Fazail sudah dimatikan para pemain Timnas. Baddrol yang bergerak di posisi gelandang serang sebelah kanan dimatikan Evan Dimas dan Andik Vermansah. Irfan Fazial mendapat pressing ketat Bayu Pradana dan Zulham Zamrun.

Selain itu, gelandang sayap kanan dan kiri Malaysia dimatikan juga para pemain Timnas. Wan Zack Haikal dimatikan oleh Andik-Benny Wahyudi-Rudolof Yanto Basna. Muhammad Safawi juga dihentikan Abdul Rahman-Fachrudin Aryanto-Zulham Zamrun. Lalu, Amri Yahyah mendapat pengawalan ketat dari Fachrudin Aryanto-Rudolof Yanto Basna.


3. Pola Satu-Dua Kali Sentuhan

Indonesia vs Malaysia

Alfred Riedl sangat cerdik dalam memainkan strategi formasi 4-4-2. Ia menerapkan pola permainan satu-dua sentuhan di dalam Timnas Indonesia.

Tidak ada pemain yang terlalu lama memegang bola. Hal itu bisa dilihat dari penguasaan bola yang mencapai 55%, berdasarkan data dari Soccerway.

Bayu Pradana dan Evan Dimas menjadi pemain yang memiliki daya jelajah paling tinggi dalam pertandingan Indonesia kontra Malaysia. Kekompakan keduanya tidak memperlihatkan bahwa Timnas hanya diramu selama dua hari.

Lini belakang Timnas juga menampilkan permainan apik. Mereka tidak terlalu lama memainkan bola di daerah pertahanan.

Sementara permainan lini depan sudah teruji. Tiga gol kemenangan Timnas notabenenya berjalan dengan pondasi kerjasama yang apik.


4. Pekerjaan Rumah Riedl

Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl (kanan) bersama asistennya, Wolfgang Pikal.

Penampilan apik Timnas Indonesia tentu menyisakan beberapa pekerjaan rumah bagi Alfred Riedl.

Pertama, kondisi fisik pemain yang drop di menit ke-70. Hal itu bisa dilihat ketika Irfan Bachdim mulai kelelahan dan digantikan Ichsan Kurniawan.

Maklum saja kondisi para pemain Indonesia sangat keletihan, mengingat kompetisi Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 tetap berjalan.

Kedua, komunikasi pemain Timnas hanya tinggal diasah. Kekompakan dapat berjalan dengan baik, jika para pemain mendapat pemusatan latihan yang lebih lama.

Boaz SolossaIrfan BachdimAlfred RiedlZulham ZamrunEvan DimasTimnas IndonesiaAndritany ArdhiyasaRudolf Yanto BasnaBayu PradanaLiga IndonesiaAbdul RahmanTimnas MalaysiaBenny WahyudiFachrudin Aryanto

Berita Terkini