x

(ANALISIS) Begini Cara Kerja Tiki-Taka Guardiola untuk Permalukan Mourinho di Old Trafford

Sabtu, 10 September 2016 16:07 WIB
Editor: Ramadhan

Mungkin masih banyak yang tak menyangka akhirnya duel Pep Guardiola vs Jose Mourinho kini akan berpindah ke daratan Inggris. Guardiola sebagai juru taktik klub kaya baru, Manchester City sudah ditunggu Mourinho di rumah barunya, Manchester United.

Laga bertajuk Derby Manchester ke-172 di pekan ke-4 Liga Primer Inggris itu akan menjadi duel pertama Guardiola vs Mourinho di pentas tertinggi liga Inggris. Keduanya kerap menyajikan laga dengan intensitas tinggi.

Dengan atmosfer panas, perang strategi Guardiola vs Mourinho acap kali turut melibatkan faktor-faktor non-teknis seperti psywar kedua pelatih, kontak fisik keras para pemain serta aksi provokatif staf pelatih dan pemain di bangku cadangan.

Sejauh pertemuan keduanya yang sudah mencapai 16 laga, Guardiola berhasil unggul dengan total 7 kemenangan, sedangkan Mourinho baru menang 3 kali dan 6 imbang.

Dari hitung-hitungan statistik, mantan pelatih Barcelona itu tentu lebih unggul atas The Special One. Namun, era Mourinho bersama United tentu sudah berubah. Skuat Setan Merah kini lebih kuat baik saat menyerang maupun bertahan.

Lalu, bagaimana Guardiola bisa mengulang lagi superioritasnya atas Mourinho seperti pada 16 pertemuan sebelumnya? Berikut INDOSPORT mengulas analisis taktik tiki-taka Guardiola yang bakal mempermalukan Mourinho di Old Trafford.


1. (VIDEO) Peran Sentral Gundogan-Silva

Meski diragukan tampil karena masih dalam masa pemulihan cedera, namun Ilkay Gundogan masih berpeluang besar diberikan menit bermain saat menghadapi laga sengit kontra The Red Devils.

Tujuan Guardiola membeli Gundogan sangat jelas, sebagai pemain sentral yang akan mengemban tugas untuk menjaga penguasaan bola The Citizens.

Pemain berusia 25 tahun ini menjadi sedikit dari banyak gelandang yang memiliki kemampuan passing yang baik seperti Xavi Hernandez. Possesion football sangat mungkin diterapkan Guardiola jika Gundogan dimainkan di skuat City.

Gundogan akan melengkapi peran sentral David Silva yang memiliki daya jelajah tinggi. Silva menjadi satu-satunya playmaker kelas atas yang dimiliki City.

Jika dimainkan bersama saat melawan United, City berpeluang besar mengendalikan permainan dari lapangan tengah. Apalagi keduanya memiliki syarat mutlak untuk menerapkan strategi tiki-taka Guardiola, kemampuan umpan-umpan pendek di atas rata-rata.


2. Fleksibilitas Raheem Sterling

Aksi Raheem Sterling saat melakukan selebrasi.

Jika di lapangan tengah City ada Silva yang bakal bergerak lebih fleksibel, di lini depan, Guardiola tentu bakal mempercayakan Raheem Sterling untuk mengacak-acak barisan pertahanan United.

Di setiap klub yang ia latih, Guardiola selalu memiliki satu sosok pemain dengan karakter ‘perusak’ seperti Lionel Messi (Barcelona), Arjen Robben (Bayern Munchen), dan kini Sterling yang sudah mencetak 2 gol dan 4 assist untuk Citu dalam 4 laga di seluruh kompetisi.

Absennya Sergio Aguero membuat Sterling bakal diberi tugas ekstra untuk menembus pertahanan United. Pemain berusia 21 tahun ini diyakini bakal sering menusuk ke kotak penalti dengan cutting inside.

Guardiola paling suka mengeksploitasi sisi lemah lawan dengan memaksimalkan pemain ‘perusak’ seperti Sterling. Sisi bek kanan United dianggap sebagai wilayah potensial untuk ditembus Sterling nantinya.

Antonio Valencia yang diplot di sisi kanan pertahanan United boleh saja tampil impresif sejak kedatangan Mourinho. Namun, pemain bertubuh tinggi gempal itu bakal berhadapan dengan pemain licin yang memiliki kecepatan kaki seperti Sterling.

Sterling bakal mendapatkan asupan umpan matang dari lapangan tengah yang dimotori Gundogan dan Silva. Skema tiki-taka diyakini bakal berjalan mulus jika koneksi Sterling, Silva, dan Gundogan terbangun dengan baik.

Sejak diasuh Guardiola, Sterling sukses menuntaskan 61% dari 18 take ons (dribble melewati lawan) hanya dalam 3 laga. Menariknya, tak hanya apik menyerang, Sterling juga punya kemampuan bertahan yang cukup baik.


3. Garis Pertahanan Tinggi

John Stones

Moncernya penampilan Zlatan Ibrahimovic dalam 3 laga terakhir, ingin dicegah Guardiola pada laga Derby Manchester nanti.

Mantan pelatih Bayern Munchen itu tak ingin memberikan kebebasan kepada Ibra untuk mencetak gol. Menerapkan garis pertahanan tinggi adalah pilihan tepat Guardiola untuk membatasi pergerakan Ibra.

Gaya permainan yang menekan secara agresif membuat Guardiola butuh memainkan garis pertahanan tinggi.

Sebenarnya strategi garis pertahanan tinggi memang sudah menjadi identitas permainan dari tim yang diasuh Guardiola. 2 bek tengah wajib berada hingga garis tengah untuk menopang permainan tiki-taka.

Sementara dua bek sayap sudah pasti membantu serangan dari sisi sayap jauh ke depan dengan melakukan penetrasi dan kombinasi umpan-umpan crossing.

Ibra yang sudah mencetak 3 gol dari 3 laga bersama United diprediksi tak bisa berbuat banyak jika City memainkan garis pertahanan tinggi. Jika mendapatkan umpan, Ibra tentu tak memiliki kecepatan untuk berlari dari tengah lapangan menuju gawang City.

Guardiola wajib mewaspadai pergerakan cepat Anthony Martial, Marcus Rashford, dan  Henrikh Mkhitaryan jika dimainkan. Namun, lagi-lagi Guardiola memiliki formula penangkalnya yakni Fernandinho yang bakal diplot sebagai penjegal pemain-pemain cepat United.


4. (VIDEO) Peran Vital Claudio Bravo

Claudio Bravo

Tersingkirnya Joe Hart dan hadirnya Claudio Bravo ke skuat City tak lepas dari hasrat Guardiola untuk memuluskan rencananya dalam memainkan strategi tiki-taka dari wilayah pertahanan.

Bagi Guardiola, Hart tak punya kriteria sebagai kiper pilihannya. Sering blunder dan tak memiliki kemampuan passing yang baik.

Sementara Bravo sudah terbukti tangguh dan berani memainkan bola-bola beresiko tinggi di dalam kotak penalti. Bravo juga andal melepaskan umpan-umpan passing yang sering menghancurkan garis serang lawan.

Manchester UnitedManchester CityJose MourinhoPep GuardiolaLiga Primer InggrisDerby ManchesterIn Depth Sports

Berita Terkini