Dinilai Melanggar Aturan, HRW Tuntut FIFA Hukum Enam Klub Israel Ini
Menurut aturan FIFA, klub sepakbola yang berstatus keanggotaan FIFA, tidak boleh bermain di federasi sepakbola lainnya tanpa sepengetahuan federasi sepakbola yang bersangkutan. Dalam hal ini, Beitar Givat Ze’ev, Beitar Ironi Arier, Ironi Yehida, Beitar Ironi Maale Adumin, dan Hapoel Bik’at Hayarden, tidak boleh bertanding.
Pasalnya keenam klub Israel yang bermain di divisi bawah Liga Israel itu berada di Tepi Barat Palestina, namun tengah dikuasai oleh militer Israel. Meski berada di divisi bawah, keenam klub itu dinilai melanggar aturan FIFA dan isu tersebut menjadi besar di dunia.
FIFA bisa dicap 'pilih kasih' jika tidak menindak tegas keenam klub itu. IFA atau federasi sepakbola Israel sendiri memiliki pembelaan bahwa FIFA tak seharusnya ikut campur dengan masalah internal Israel. Akan tetapi fakta membuktikan, bahwa keenam klub Israel itu bermain di ranah Palestina tanpa izin PFA atau federasi sepakbola Palestina.
"Dengan memperbolehkan IFA mengadakan pertandingan di area pemukiman, FIFA memulai aktivitas bisnis yang mendukung pemukiman Israel, berlawanan dengan komitmen hak manusia yang baru-baru ini dikonfirmasi," ucap juru bicara HRW, diberitakan Guardian.
Gianni Infantino dituntut untuk memegang teguh komitmen menjunjung hak kemanusiaan oleh HRW.
"Laporan pada April 2016, ditugaskan oleh FIFA dan ditulis oleh John Ruggie, pemilik dari UNGP (United Nations Guiding Principles on Business and Human Rights), menggarisbawahi tanggung jawab hak manusia," lanjut pernyataan itu.
"Presiden FIFA yang baru terpilih, Gianni Infantino bersumpah untuk mengarahkan FIFA menjunjung hak kemanusiaan dan menyingkirkan skandal korupsi dalam beberapa tahun terakhir, jadi fans dan pemain dapat fokus menikmati keindahan sepakbola. Apa yang dilakukan Israel, bertentangan dengan komitmen tersebut," urai juru bicara HRW.