x

3 Stadion di Jakarta yang Beralihfungsi Pasca Digusur Pemprov DKI Jakarta

Rabu, 28 September 2016 19:00 WIB
Penulis: Ivan Reinhard Manurung | Editor: Galih Prasetyo

Dalam perkembangan sejarah sebuah klub sepakbola, stadion memiliki fungsi yang sangat penting. Tidak jarang bangunan stadion menjadi saksi bisu berbagai prestasi yang pernah diraih sebuah klub.

Sebut saja Old Trafford yang merupakan stadion kebanggaan Manchester United. Stadion yang pertama kali digunakan pada 1910 silam tersebut terus berkembang mengikuti sejarah gemilang yang dibuat oleh Setan Merah. Berbagai cara pun dilakukan untuk menjaga bangunan tersebut agar bisa tetap bertahan.

Sayangnya, hal yang berkebalikan justru terjadi di Indonesia, khususnya DKI Jakarta. Di provinsi yang juga menjadi ibukota Indonesia ini pernah berdiri stadion-stadion yang pernah menjadi saksi bisu sejarah.

Namun, akibat perkembangan jaman, bangunan-bangunan yang pernah diinjak pesepakbola terbaik Tanah Air, harus hilang dan rata dengan tanah.

Berikut INDOSPORT coba hadirkan sejumlah stadion bersejarah yang pernah berdiri di Jakarta, namun harus tergusur dan beralih fungsi.


1. Stadion Menteng

Stadion Menteng yang pernah menjadi markas Persija Jakarta

Stadion Menteng pertama kali berdiri pada zaman Indonesia masih merasakan penjajahan Belanda, tepatnya pada 1921 silam. Saat itu, Stadion Menteng sendiri masih berbentuk lapangan rancangan arsitek Belanda, F.J. Kubatz dan P.A.J. Moojen.

Waktu itu, lapangan tersebut belum diberi nama Stadion Menteng, melainkan Voetbalbond Indische Omstreken Sport (Viosveld). Sejak pertama kali dibangun, lahan seluas 3,4 hektare tersebut sudah digunakan orang-orang Belanda sebagai tempat mereka berolahraga.

Pada tahun 1960, presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno secara langsung menyerahkan Stadion Menteng untuk digunakan sebagai markas dan tempat berlatih klub ibukota, Persija Jakarta.

Pemberian stadion tersebut tidak lepas dari rencana pemerintah yang ingin membangun Monumen Nasional pada 1958 di kawasan Ikada, yang sebelumnya merupakan tempat latihan armada Macan Kemayoran.

Sejak saat itulah, Stadion Menteng menjadi markas utama Persija dalam mengarungi berbagai kompetisi dan menghasilkan sejumlah nama-nama besar seperti Yudo Hadiyanto, Iswadi Idris, sampai Bambang Pamungkas.

Namun, pada tahun 2001, sebuah kabar mengejutkan datang bagi klub yang sudah meraih sembilan gelar juara era Perserikatan tersebut. Tanpa sepengetahuan mereka, pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengaktakan Stadion Menteng ke Badan Pertanahan Nasional.

Lahan yang menjadi lokasi tempat berdirinya stadion dianggap menjadi milih pemerintah DKI, sedangkan Persija hanya memiliki hak guna bangunan. Setelah itu, Pemerintah Kota pun langsung menginstruksikan untuk menggusur stadion yang pada 1975 itu ditetapkan sebagai cagar budaya yang harus dilindungi.


Pintu masuk Stadion Menteng sebelum digusur.

Berbagai cara pun dilakukan oleh sejumlah petinggi Persija guna mencegah rencana Pemprov yang ingin menggusur Stadion Menteng. Mulai dari mengajak berdialog hingga aksi-aksi demo penolakan.

Namun, apa daya, semua upaya mereka berujung pada kegagalan. Tepat tanggal 26 Juli 2006, pukul 07:30 pagi, Satpol PP Pemerintah Provinsi Jakarta yang mendapat bantuan dari kepolisian dan TNI merobohkan bangunan yang sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda tersebut.

Lalu, bagaimana kondisi lokasi tempat Stadion Menteng pernah beridiri saat ini? Sesuai janjinya, Gubernur Jakarta saat itu, Sutiyoso merubah lokasi tempat berdirinya stadion tersebut menjadi sebuah taman yang kita kenal saat ini sebagai Taman Menteng.

Lokasi Taman Menteng tersebut diresmikan oleh Pemerintah Provisni DKI Jakarta pada 29 April 2007 silam dan tetap bertahan hingga sekarang.


2. Stadion Lebak Bulus

Stadion Lebak Bulus yang digusur pada 2015 lalu.

Persija Jakarta merupakan salah satu klub sepakbola Indonesia yang beberapa kali harus berpindah markas karena stadion yang mereka gunakan selalu terkena gusuran. Ya, setelah merasakan pahitanya tergusur dari Stadion Menteng, Persija kembali harus tergusur dari Stadion Lebak Bulus.

Menurut sejarahnya, Stadion Lebak Bulus yang berlokasi di Cilandak, Jakarta Selatan pertama kali berdiri pada 1987 silam. Stadion berkapasitas 12.500 orang ini sendiri merupakan salah satu stadion bertaraf internasional yang ada di Jakarta selain, Stadiun Utama Gelora Bung Karno di Senayan, Jakarta Selatan.

Sebelum ditempati oleh Persija, Stadion Lebak Bulus merupakan markas dari tim Pelita Jaya, klub yang pernah mengikuti kompetisi Galatama.

Sejatinya, Persija sendiri sudah menggelar beberapa pertandingan resmi sejak tahun 2000 di Stadion Lebak Bulus. Saat itu, Macan Kemayoran hanya menjadikan Stadion Menteng sebagai tempat untuk berlatih dan menggelar kompetisi internal klub anggota Persija.

Stadion Lebak Bulus merupakan salah satu saksi bisu kejayaan Persija ketika meraih gelar juara Piala Emas Bang Yoss pada 2003 silam. Tidak hanya Persija, stadion ini pun menjadi tempat bersejarah bagi klub PSMS Medan yang tiga kali meraih gelar Piala Emas Bang Yos.


Kondisi Stadiun Lebak Bulus saat penggusuran.

Namun, nasib malang harus menimpa bangunan bersejarah tersebut. Pada 2013 lalu, Basuki Tjahaja Purnama yang saat itu masih menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI menginstruksikan pembokaran Stadiun Lebak Bulus.

Penggusuran Stadion Lebak Bulus sendiri dilakukan menyusul rencana pembangunan Pemprov DKI. Di lokasi tempat stadion berdiri, nantinya akan dijadikan depo mega proyek transportasi massal berbasis rel atau Mass Rapid Transit (MRT).

Pada 2015, Stadion yang memiliki arti penting bagi perjalanan sejarah Persija akhirnya rata dengan tanah.

Sebagai ganti bagi Persija yang kehilangan markas, Ahok, panggilan akrab Basuki, berjanji telah menyiapkan pembangunan dua stadion yang nantinya bisa digunakan klub yang identik dengan warna oranye tersebut. Stadion itu adalah Stadion BMW di Tanjung Priok, Jakarta Utara dan Stadion Pesanggrahan, Jakarta Selatan.


3. Stadion UMS

Stadion UMS yang digusur karena kasus sengketa kepemilikan lahan.

Selain Stadion Menteng dan Lebak Bulus, terdapat satu lagi stadion yang harus merasakan penggusuran. Stadion itu adalah Stadion UMS yang berada di Jalan Petak Sin Kiang, Mangga Besar, Taman Sari, Jakarta Barat.

Stadion yang berdiri sejak 15 Desember 1905 silam ini merupakan salah satu stadion tertua di Jakarta. Sesuai namanya, stadion ini merupakan markas dari klub sepakbola bernama Union Makes Strenght (UMS).

Berdasarkan sejarahnya, klub UMS lahir dengan nama Tiong Hoa Oen Tong Hwee (THOTH), sebuah perkumpulan olahraga yang dikhususkan untuk masyarakat beretnis Tionghoa. Barulah pada 2 Agustus 1914, THOTH berganti nama menjadi UMS.

Stadion UMS ini pun menjadi lapangan yang digunakan oleh anak-anak didik Sekolah Sepakbola UMS (SSB UMS). Sejumlah nama-nama pesepakbola legendaris Indonesia pun pernah merasakan bermain di lapangan tersebut, seperti Widodo C. Putra, Edy wahyudi, dan Sony Kurniawan.


Stadion UMS sudah berdiri sejak 15 Desember 1905.

Sayangnya, meskipun telah memiliki sejarah yang panjag, Stadion UMS juga harus mengalami penggusuran. Penggusuran Stadion UMS ini pun bermula dari kasus sengketa kepemilikan lahan yang dilakukan ahli waris pemilik tanah tersebut.

Pada 2011, para anak didik UMS pun mulai mengosongkan bangunan stadion tempat mereka menyimpan berbagai piagam yang telah diraih oleh klub. Hingga kini, masih belum jelas akan digunakan di atas lokasi Stadion UMS. Namun, beberapa rumor menyebut, di lokasi tersebut akan dibangun menjadi kawasan komersil.

Persija JakartaPelita JayaStadion Lebak BulusStadionIn Depth Sports

Berita Terkini