x

Ronaldo Luis Nazario, Sang Fenomena yang Tercela

Kamis, 6 Oktober 2016 18:53 WIB
Editor: Mitjanna Lotusina Rangkuti

Pada masanya, Ronaldo menjadi satu-satunya pesepakbola yang mampu menyihir kawan dan lawan dengan kemampuannya. Selain karena keampuhannya mencetak gol, Ronaldo mampu menyuguhkan permainan sepakbola yang indah dengan sentuhan khasnya. 

Pada masanya, pria kelahiran 18 September 1976 itu memang tidak memiliki pesaing yang mampu menyetarai keunggulan dan keampuhan permainannya. Dia juga membawa gaya baru ke dalam dunia sepakbola. Inilah yang menjadi alasan dirinya berjuluk The Phenomenon.

Berikut ini, INDOSPORT menyuguhkan lanjutan kisah legendaris dari fenomena sepakbola dunia bernama Ronaldo Luis Nazario de Lima.


1. Bangkit dari Keterpurukan di Piala Dunia 2002

Ronaldo de Lima, eks penyerang Timnas Brasil, Inter Milan, dan Real Madrid.

Seperti pada laporan yang disusun INDOSPORT sebelumnya tentang Ronaldo, Teori Konspirasi di Balik Kegemilangan Ronaldo de Lima, Piala Dunia 1998 menjadi kenangan buruk bagi dirinya dan Tim Nasional Brasil.

Tak hanya gagal di final, Ronaldo juga mengalami gangguan kesehatan mental dan fisik saat menjalani laga tersebut. Belum lagi kabar mengenai permainan politik yang diduga terlibat dengan hasil final Piala Dunia 1998. Brasil dibekuk oleh Timnas tuan rumah Prancis.

"Saya tak mengerti kenapa semua orang terus mengingatkanku dengan apa yang terjadi di 1998," kata Ronaldo sebelum berlaga di final Piala Dunia 2002.

Ronaldo lalu bangkit dari semua kegagalan tersebut dengan tampil gemilang dan mempesona pada Piala Dunia 2002. Ronaldo membawa Selecao menjuarai turnamen tertinggi di sepakbola seraya menancapkan bendera namanya sebagai pemain top skor sepanjang sejarah Piala Dunia. Dia mencetak 15 gol selama membela Timnas Brasil di Piala Dunia.

Sinar Ronaldo menjadi sangat terang setelah performanya kala itu. Dengan gaya rambut khas setengah botak, dia menginspirasi seluruh dunia. Pemain sepakbola hingga anak-anak kecil mengikuti gaya permainan dan gaya rambutnya itu. Gaya rambut unik yang sengaja dia pilih agar anaknya dapat membedakan saat menonton dirinya beraksi di lapangan diikuti oleh banyak penggemar sepakbola termasuk di Indonesia. Bahkan, Indonesia memproduksi dua tayangan televisi yang diinspirasi oleh Ronaldo. 

Ini menjadi pembuktian bahwa dirinya tidak mudah dikalahkan dengan hasil buruk dan masalah seperti berat badan dan depresi yang sempat mengganggunya. Tahun 2002 silam menjadi sebuah perjalanan Ronaldo yang manis seraya mengantarkannya ke puncak ketenaran. 


2. Skandal Seks di Puncak Ketenaran

Usai pensiun dari sepakbola, Ronaldo sempat menjajal peruntungan di dunia hiburan.

Tahun 2008, Ronaldo terlibat kasus prostitusi. Kasus ini terungkap dan diakui oleh Ronaldo sendiri karena melibatkan investigasi dari polisi setelah terjadi kesalahpahaman, seperti dilansir dari Daily Mail.

Kala itu, Ronaldo berusia 31 tahun. Dia sedang menghibur diri seraya memulihkan diri dari cedera lutut yang mengancam kariernya. Ronaldo masih membela AC Milan pada saat itu.

Di kampung halamannya, Ronaldo melepas penat dengan memesan sebuah hiburan intim. Tak tanggung-tanggung, tiga wanita pekerja seks dipesan untuk menemaninya. Sayang, saat berada di motel, Ronaldo dikagetkan dengan fakta bahwa ketiga wanita tersebut adalah pria penghibur dengan pakaian wanita atau pekerja seks transvestite.

Kaget dan marah, Ronaldo tak ingin melanjutkan hiburan dan bernegosiasi untuk mengusir mereka dengan imbalan 300 pound sterling atau hampir mencapai Rp5 juta. Namun, kepolisian terpaksa terlibat karena satu dari tiga pekerja seks tersebut tak menerima perlakuan Ronaldo dan mengancam akan menyebarkan cerita ke media bila pesepakbola Brasil itu tak membayarnya sebesar 15 ribu pound sterling, lebih dari Rp147 juta.

Investigasi pun harus dilakukan demi melindungi Ronaldo. "Dia (Ronaldo) mengakui semuanya, dia hanya ingin bersenang-senang," kata inspektur polisi yang menangani kasus tersebut, Carlos Augusto Nogueira.

Pekerja seks yang melakukan ancaman dan pemerasan terhadap Ronaldo adalah Andre Albertino yang berpakaian sebagai wanita dengan panggilan Andreia. Albertino meninggal setahun setelah skandal bersama Ronaldo, dia meninggal dunia pada Juli 2009 karena AIDS.

Ronaldo mengakui kesalahannya dan akhirnya dapat melanjutkan kehidupannya setelah kasus selesai dengan bantuan polisi meski sempat mencemari namanya. Prostitusi saat itu ilegal di Brasil.


3. Ketenaran di Masa Pensiun: Perdamaian Dunia Hingga Poker

Tak diragukan lagi, Ronaldo mampu membius penonton dan pemain sepakbola lainnya bila sedang beraksi di lapangan. Kemampuannya yang melegenda membuat namanya selalu disandingkan dengan legenda lainnya seperti Pele dan Romario yang sama-sama dari Brasil atau legenda Afrika bernama George Weah.

Sebagai seorang striker, Ronaldo memiliki skill komplit yaitu ketajaman dan akurasi mencetak gol, kemampuan membaca posisi kawan dan lawan untuk mengoper dan mengumpan bola, serta ketenangan untuk bisa menguasai lapangan. Namun, kariernya berakhir setelah cedera lutut berkepanjangan. Dia resmi pensiun sebagai seorang pesepakbola di tahun 2011.

Kini, ayah empat anak ini sibuk menjadi figur publik yang tetap menginspirasi banyak pemuda dan pemudi. Dia aktif mengurus sekolah sepakbola yang diusungnya yaitu Ronaldo Academy.

Dia juga menjadi sosok yang dipercaya oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menjadi duta perdamaian dunia. Dengan perannya ini, Ronaldo disandingkan dengan para tokoh besar seperti Presiden Israel, Shimon Peres.

Masih dipercaya menjadi bintang produk olahraga bersama rekan-rekan sebayanya seperti Luis Figo, Paolo Maldini, dan Christian Vieri untuk brand ternama Nike.

Yang menarik, akhir-akhir ini, Ronaldo aktif mempromosikan permainan poker bersama bintang Barcelona, Neymar. Dia mengunggah video-video dengan slogan 'Raise It' di akun Instagramnya, @ronaldolima.

Kegiatan-kegiatan pasca pensiunnya ini membuktikan bahwa nama Ronaldo tidak akan lekang dimakan waktu. Meskipun nama besar di generasi baru, Cristiano Ronaldo meroket di dunia sepakbola, pria dengan gigi depan yang khas ini tak akan pernah terlupakan oleh penggemar sepakbola.

Cristiano RonaldoBrasilPiala DuniaPaolo MaldiniLuis FigoRonaldoChristian VieriPiala Dunia 2002Piala Dunia 1998

Berita Terkini