x

Maulwi Saelan: Sang Penjaga Sejati

Selasa, 11 Oktober 2016 06:21 WIB
Editor: Dery Adhitya Putra

Sebelum meninggal di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta, Maulwi Saelan sempat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Pondok Indah kurang lebih selama tiga pekan. Namun, karena kondisinya kembali memburuk, lalu dia dibawa ke ICU Rumah Sakit Pertamina.

Berdasarkan data yang dilansir dari Antara, Maulwi meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Pertamina, pada pukul 18.30 WIB. Ajudan presiden pertama Republik Indonsia tersebut rencananya akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, hari ini.

Selama hidupnya, Maulwi mengabdikan hidupnya sebagai seorang penjaga, baik itu penjaga gawang, presiden, dan sepakbola Indonesia.

Berbagai hal telah dialami Maulwi selama 90 tahun kehidupannya di muka bumi. Berikut beberapa hal mengenai Maulwi Saelan yang berhasil dirangkum oleh INDOSPORT:


1. Penjaga Gawang Legendaris Tim Nasional Indonesia

Aksi Maulwi Saelan saat masih aktif sebagai pesepakbola.

Penampilan impresif Maulwi Saelan bersama tim Jakarta Raya pada PON I yang berlangsung di Solo, menarik perhatian beberapa pihak.

Meski Jakarta hanya berhasil mendulang dua perak dan dua perunggu, Maulwi tetap mendapat panggilan untuk membela Merah Putih pada ajang Asian Games di New Delhi, India, pada 1951.

Maulwi juga berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional saat berhasil membawa Tim Garuda finish di urutan keempat pada Asian Games 1954 dan meraih medali perunggu pada Asian Games 1958.

Dia juga sempat berlaga di Olimpiade Melbourne 1956 bersama Timnas Indonesia, yang kala itu diarsiteki Tony Pogacnik.

Berkat ketangguhannya di bawah mistar gawang, Maulwi berhasil memaksa Uni Soviet untuk bermain dalam dua pertemuan, sebelum akhirnya kalah dan terhenti di babak perempatfinal.


2. Penjaga Presiden Soekarno

Maulwi pernah menjadi wakil komanda pasukan penjaga presiden.

Semasa hidup, Maulwi Saelan pernah menjadi wakil komandan Tjakrabirawa, sebuah pasukan khusus yang bertugas sebagai penjaga Presiden Soekarno.

Sayang, usai peristiwa G30S, Maulwi harus mengakhiri tugasnya, karena seluruh orang dekat, atau ring satu, Soekarno mulai dipreteli.

Sebanyak 15 menteri dalam Kabinet Dwikora ditangkap. Pengawalan terhadap Presiden Sukarno perlahan dikurangi dan kemudian ditiadakan sama sekali bersamaan pembubaran Tjakrabirawa.

“Fasilitas untuk presiden mulai dikurangi. Pengawalan hanya dilakukan oleh CPM seadanya. Presiden tidak boleh lagi menggunakan helikopter, hanya boleh menggunakan mobil,” ucap Maulwi dikutip dari Historia.

Dua tahun usai peristiwa G30S, Maulwi diinterogasi di markas Kopkamtib. Dia ditanyai seputar keterlibatan Presiden Sukarno dalam peristiwa G30S 1965.

Pemeriksaan terhadap dirinya ternyata berujung pada pemenjaraan. Setelah diinterogasi Kopkamtib, Maulwi tak pernah diizinkan pulang sampai lima tahun lebih kemudian.

Maulwi ditahan di Rumah Tahanan Militer Budi Utomo, Jakarta Pusat, selama empat tahun delapan bulan.

Lepas dari sana, ia kemudian dipindahkan ke Rumah Tahanan Nirbaya, Jakarta Timur, selama satu tahun. Semasa dalam tahanan, Maulwi ditempatkan di sel isolasi.

“Kalau hujan kehujanan, kalau panas kepanasan. Selama seminggu saya dibuat menderita. Kelaparan dan kehausan. Untung ada penjaga bekas anak buah yang berbaik hati memberikan saya pisang goreng,” kenang Maulwi.


3. Penjaga Sepakbola Indonesia

Usai menjadi penjaga gawang Tim Nasional dan mengawal Presiden pertama Republik Indonesia, Maulwi melanjutkan kiprahnya sebagai penjaga.

Kali ini giliran sepakbola Indonesia yang mendapat jatah dijaga Maulwi, melalui jabatan sebagai Ketua PSSI.

Maulwi pernah merasakan kursi tertinggi dalam organisasi yang mengatur kegiatan olahraga sepakbola di Indonesia tersebut, saat dirinya menjabat sebagai Ketua Umum PSSI periode 1964 sampai dengan 1967.

Maulwi Saelan menjabat menggantikan ketua sebelumnya, Abdul Wahab Djojohadikoesoemo. Usai tiga tahun menjabat, Maulwi digantikan oleh Mohammad Kosasih Purwanegara, yang menjadi Ketua Umum PSSI selama delapan tahun.

Sepuluh tahun setelah turun dari jabatannya sebagai Ketua Umum, Maulwi kembali terlibat bersama PSSI. Kali ini sebagai pengurus sekaligus Ketua Evaluasi dan Teknik Badan Tim Nasional, serta Ketua Dewan Pelatih. Pada tahun 1991 hingga 1999, Maulwi sempat ditunjuk sebagai Dewan Penasehat PSSI.

PSSITimnas SeniorTimnas IndonesiaLiga IndonesiaMaulwi SaelanIr. Soekarno

Berita Terkini