x

'Perang' Dua Raksasa Sepakbola Asia yang Melegenda

Selasa, 11 Oktober 2016 16:00 WIB
Editor: Mitjanna Lotusina Rangkuti

Sebuah pertandingan luar biasa disuguhkan oleh dua Tim Nasional raksasa Asia di tahun 1990an. Korea Selatan dan Iran bertemu dalam laga di babak perempatfinal Piala AFC 1996 di Dubai, Uni Arab Emirates. 

Dari laga tersebut, Korea Selatan memang mencatat kekalahan yang cukup memalukan. Namun, pada pertandingan tersebut kedua tim mempertunjukkan permainan yang pantas menjadi salah satu tontonan klasik penggemar sepakbola, khususnya bagi para pencinta sepakbola Asia.

Iran dan Korsel memang sudah mencatat persaingan yang kental di dunia sepakbola sejak 1958. Maka, pertandingan yang berlangsung di 1996 ini menambah deretan pertemuan dua tim besar Asia.

Tetapi, laga ini menjadi spesial karena berhasil melahirkan pemain-pemain bintang di Asia yang dilirik oleh klub besar Eropa seperti Bayern Munchen. Adalah pencetak gol terbanyak dari laga tersebut yang menarik perhatian klub Bundesliga itu. Pemain Iran bernama Ali Daei menjadi yang paling bersinar setelah mencetak enam gol.

Berikut ini INDOSPORT menyuguhkan rangkuman dan highlight pertandingan antara Iran dan Korsel tersebut. Mulai dari bagaimana jalannya pertandingan yang agresif hingga pemain bintang yang dilahirkan dari laga luar biasa itu.


1. Serangan Tak Terduga

Korsel vs Iran

Bermain di bawah terik matahari Dubai, Tim Nasional Korea Selatan yang saat itu masih bernama Republik Korea menekan skuat Iran. Dengan cepat dan agresif, Korsel mendominasi awal pertandingan. Hasilnya, Kim Do-hoon berhasil mencetak gol di menit 11. Pelatih Park Jong-hwan mencoba untuk tidak memberikan kesempatan bagi Iran memanfaatkan celah di pertahanan tim asuhannya kala itu.

Namun, dengan materi pemain yang seimbang, permainan pun menjadi lebih ketat. Iran berhasil menyamai kedudukan dan membuat pertandingan kembali di titik nol. Tapi, sebelum turun minum, Korsel mencetak gol kedua berkat pemain bernama Shin Tae Yong dan kembali mengungguli Iran dengan skor 2-1.


Iran melawan Korea Selatan di babak perempatfinal Piala AFC 1996.

Babak kedua berjalan semakin ketat dan keras. Pemain andalan kedua tim seperti Kim Do-hoon dan Karim Beghari bahkan harus ditandu keluar lapangan. Iran kembali menyamai kedudukan setelah babak kedua berjalan tujuh menit.

Sore semakin larut, kedua tim yang menjadi bagian dari kekuatan sepakbola Asia masih tampak bermain seimbang. Walau pun skuat biru Korsel tetap menunjukkan stamina, mereka harus dikejutkan dengan aksi pemain Iran bernama Ali Daei. 


​Iran melawan Korea Selatan di babak perempatfinal Piala AFC 1996.

Seolah menyihir tim lawan, Daei menusuk pertahanan Korsel dan berhasil mencetak gol demi gol sejak menit 66 pertandingan hingga akhir babak kedua. Disinari cerahnya suasana sore Stadion Al-Maktoum, Dubai, pemain depan Iran itu bercahaya selama 23 menit pertandingan seraya mencetak enam gol fantastis. 


2. Sosok Penggetar Gawang, Ali Daei

Korsel vs Iran

Namanya mencuat ke permukaan dan masuk di radar klub-klub besar Eropa setelah bermain menakjubkan di laga melawan Korea Selatan pada babak perempatfinal Piala AFC 1996 ini. 

Dalam waktu 23 menit, Daei merubah permainan yang tadinya berimbang menjadi sebuah serangan tanpa balas bagi lawan. Jelas saja, namanya disebut-sebut sebagai bintang yang bisa mengharumkan tak hanya nama Iran, tapi Asia di mata dunia.

Klub besar Bundesliga, Bayern Munchen menariknya masuk di tahun 1998. Sayangnya, dia kalah bersaing dengan pemain-pemain asal Eropa dan sering dibangkucadangkan saat merumput bersama Munchen. Daei kemudian hengkang dari Munchen dan berpaling ke klub Bundesliga lain yaitu Hertha. 


Ali Daei saat berseragam Bayern Munchen.

Bersama Hertha, Daei mencatat rekor bersejarah sebagai pemain Asia pertama yang bermain di laga Liga Champions. Dia merumput bersama Hertha selama tiga musim sebelum akhirnya kembali melanjutkan karier di Asia. Setelah 19 tahun berkarier sebagai pesepakbola, Daei menggantung sepatu di tahun 2007 bersama klub asal Iran, Saipa.


Ali Daei menjadi pemain legendaris di Iran.

Hingga saat ini, Daei masih memegang gelar top skor sepanjang masa Tim Nasional Iran. Dia menorehkan 109 gol selama 13 tahun membela Iran sejak 1993 hingga 2006. Setelah menggantung sepatu, Daei dipercaya menjadi pelatih klub-klub besar di Iran seperti Persepoli Tehran. Dia juga pernah memegang posisi pelatih utama Timnas Iran selama satu tahun di periode 2008-2009.


Ali Daei kini menjadi pelatih sepakbola di Liga Iran.


3. Rival Raksasa Asia

Iran vs Korea Selatan

Sejak bertemu pertama kali di pertandingan tahun 1958, Iran dan Korea Selatan sudah menjadi kisah persaingan klasik dalam sepakbola Asia.

Tak hanya itu, pertandingan kedua tim ini bahkan mencatat pencapaian total 63 gol. Ini membuktikan betapa produktif kedua tim ketika saling berhadapan. Bagaikan Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi yang saling berkompetisi namun bisa memberikan motivasi kepada satu sama lain agar bisa mengeluarkan potensi diri yang maksimal.

Persaingan kedua Tim Nasional ini mengingatkan kita kepada aksi rival klasik seperti Sherlock dan Moriarty, atau di dunia komik Jepang bagaikan karakter di serial Dragon Ball, Son Goku dan Bejita. Mereka memiliki hasrat untuk menjadi yang terbaik namun justru bisa menjadi pembakar semangat satu sama lain. Inilah yang terjadi di antara Korsel dan Iran.

Hingga 2016, Korsel dan Iran sudah bertemu sebanyak 28 kali. Dari pertemuan-pertemuan tersebut, Iran masih unggul seraya mengantongi 12 kemenangan. Sedangkan, Negeri Ginseng berhasil mencatat sembilan kemenangan, dan sisanya laga berakhir imbang.

Mereka akan kembali bertemu di laga Kualifikasi Piala Dunia Rusia 2018 pada hari ini, Selasa, (11/10/16).

IranKorea SelatanAFCPiala AFCDuel Klasik

Berita Terkini