x

Sepak Terjang Tiga Jenderal Calon Ketum PSSI di Dunia Militer

Kamis, 13 Oktober 2016 18:42 WIB
Editor: Galih Prasetyo

Tiga orang yang berlatar belakang militer, Pangkostrad, Letjen Edy Rahmayadi dan mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn.) Dr. Moeldoko, dan Brigadir Jenderal TNI (Purn) Bernard Limbong bakal bertarung untuk bisa meraih kursi orang nomor satu di PSSI. 

PSSI memang jadi induk olahraga yang cukup seksi di negeri ini. Berbekal visi misi yang mengerucut pada kemajuan sepakbola nasional, dua orang berlatarbelakang militer ini bakal 'baku pukul' dengan orang-orang sipil dengan latar belakang, mantan ketua umum PSSI, mantan pemain, dan birokrat yang menjabat sebagai walikota. 

Dari latar belakang keduanya, banyak sisi menarik utamanya sepak terjang mereka selama berada di dunia militer. Sudah jadi rahasia umum jika orang militer memiliki kedisplinan, kerja keras, mental baja, hal lainnya yang berguna untuk memperbaiki kondisi sepakbola nasional. 

Berikut sepak terjang dari tiga Jenderal calon ketua umum PSSI di dunia militer untuk pembaca setia INDOSPORT: 


1. Jenderal Teknokrat

Jenderal Purnawirawan Moeldoko, salah satu calon ketua umum PSSI.

Lahir di Kediri pada 08 Juni 1957 silam, Jenderal TNI (Purn.) Dr. Moeldoko bisa dikatakan sebagai sosok tentara yang pemikir. Hal itu bisa terlihat semenjak ia lulus dari Akabri pada 1981 silam, kala itu Moeldoko mendapat gelar sebagai lulusan terbaik dan meraih Bintang Adhi Makayasa. 

Lulus dari Akabri, Moeldoko melanjutkan pendidikan di kursus dasar kecabangan Infanteri, kursus dasar Para, serta Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad). 

Di Seskoad ini, Moeldoko kembali mendapat predikat lulusan terbaik pada 1995 silam. Selang setahun kemudian, Moeldoko mendapat jabatan Komandan Kodim 0501 Jakarta Pusat. 

Saat hura hara 1998, Moeldoko memegang jabatan sebagai Sespri Wakasad saat itu, Letjen Subagyo HS. Pada 2007, Moeldoko mendapat jabatan Pa Ahli Kasad Bidang Ekonomi. 

Saat menjabat Panglima TNI, Moeldoko mendapat gelar Doktor usai menyelesaikan disertasinya yang berjudul "Kebijakan dan Scenario Planning Pengelolaan Kawasan Perbatasan di Indonesia (Studi Kasus Perbatasan Darat di Kalimantan)" di Program Pascasarjana Ilmu Administrasi FISIP Universitas Indonesia. 

Jiwa teknokrat memang ada di diri Moeldoko. Pada 2013 misalnya, ia sangat menginginkan TNI mampu menguasai teknologi. Sejumlah pengamat militer menyebut bahwa Moeldoko saat menjabat panglima TNI memiliki sejumlah langkah besar. 

Yang pertama, soal tata postur TNI yang harus efektif dan efisien. Yang kedua soal langkah dramatis untuk melampaui capaian militer negara ASEAN. Yakni, menekankan pembangunan angkatan perang yang kuat dengan didukung alutsista modern dan memanfaatkan teknologi cyber


2. Jenderal Anti Judi

Letjen Edy Rahmayadi, kandidat ketua umum PSSI.

Pria kelahiran Aceh pada 10 Maret 1961 ini masih berstatus sebagai Pangkostrad saat mencalonkan diri sebagai orang nomor satu PSSI. 

Letjen Edy sebelum menjabat sebagai Pangkostrad pernah menjabat Panglima Divisi Infanteri I, Kostrad pada 2014 lalu. Edy Rahmayadi bisa dibilang sebagai salah satu prajurit tempur hebat yang dimiliki negeri ini. 

Lulus dari Akabri pada 1985, ia lalu masuk ke Danton di jajaran Kopassus. Saat negeri ini dilanda kerusuhan pasca Soeharto lengser pada 1998, Edy menjabat sebagai Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 100/Prajurit Setia, Kodam I/Bukit Barisan. 

Saat provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) tengah bergejolak pada 2001 silam, Edy tercatat menjabat Kasi Ops Rem 011/Lilawangsa, Kodam Iskandar Muda dan Kasi Ops Rem 031/WIrabraja, Kodam Bukit Barisan. 

Baru pada 2006, Edy keluar dari Aceh. Ia pun mendapat jabatan sebagai Pabandya-3/Banglarsat, Paban III/Binorg, Sopsad. Setelah dari sini, karier militer Edy semakin naik. 

Pada 2015 saat menjabat sebagai Panglima Kodam I/Bukit Barisan, Letjen Edy memiliki cerita menarik. Dilansir dari potretnews.com, Letjen Edy pernah mendapat sogokan sebesar Rp250 juta per malam dari seorang bandar judi di Belawan. Uang itu untuk memuluskan aktifitas judi di daerah tersebut. 

"Pertama saya ditawari Rp50 juta per malam, karena ditolak kemudian ditambah menjadi Rp100 juta dan akhirnya menjadi Rp250 juta. Lalu saya bilang, kurang. Mungkin orang yang datang itu menghitung cost terlalu tinggi sehingga akhirnya tak pernah datang lagi ke rumah saya," ungkap Letjen Edy. 

Menurut Edy Rahmayadi, ketika dia bertanya kepada Kapolres Pelabuhan Belawan (ketika itu dijabat AKBP Aswin Sipayung) apakah di Belawan ada permainan judi, dengan bangganya kapolres itu menjawab, ada! Lantas, Edy Rahmayadi minta supaya permainan judi yang meresahkan masyarakat itu dihentikan dan ternyata bisa dihentikannya.


3. Prajurit sepakbola

Brigadir Jenderal TNI (Purn) Bernard Limbong, calon ketua umum PSSI.

Nama terakhir yang jadi calon ketua umum PSSI berlatar belakang militer ialah Brigadir Jenderal TNI (Purn) Bernard Limbong. Jika menilik dari rekam jejak Limbong dibandingkan dua jenderal di atas, Limbong terbilang lebih unggul jika melihatnya kursi yang diincar ialah kursi ketua umum PSSI. 

Pasalnya, Limbong sudah cukup lama berkecimpung di dunai sepakbola. Putra Samosir ini bisa dibilang sebagai prajurit sepakbola. 

Kecintaanya pada sepakbola juga mendorong mantan Pama Kodam XV/PTM TMT ini membangun klub sepakbola di Bandung bernama BARA Siliwangi. Ia juga tercatat pernah menjadi manajer Persib Bandung. 

Lingkungan PSSI pun bukan hal asing bagi Limbong. Ia pernah menjabat sebagai ketua komisi displin PSSI, penanggung jawab Timnas Indonesia, serta Exco PSSI. Limbong juga pernah mengemban tugas sebagai ketua badan wasit seluruh Indonesia (BWSI). 

Pada Kongres Luar Biasa (KLB) 2015 lalu di Surabaya, Limbong juga bersaing untuk mendapat jabatan ketua umum bersaing dengan La Nyalla Mattalitti maupun Syarif Bastaman.

Sedangkan untuk pengalaman militer Limbong antara lain, pernah bertugas di Ambon, Bandung, dan Jakarta. Puncak karier militernya, dia dipercayakan memimpin koperasi TNI Angkatan Darat menjadi Ketua Umum Induk Koperasi Angkatan Darat (Ketum INKOPAD).

Selain itu, di luar kedinasan sebagai prajurit TNI-AD, ia menjabat sebagai salah satu ketua di Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN) periode 2009-2014.

PSSIIn Depth SportsEdy RahmayadiJenderal Purnawirawan MoeldokoKongres Pemilihan Ketum PSSIKongres PSSI

Berita Terkini