Kegagahan Iblis Merah atas The Citizens di Tengah Pengkhianatan Tevez
Derby Manchester yang telah berlangsung sejak tahun 1881 selalu menghadirkan tensi panas dan drama-drama menegangkan yang selalu menarik untuk ditonton. Salah satu yang paling menegangkan terjadi pada musim 2009/10 saat keduanya saling berhadapan di partai semifinal Piala Liga Inggris.
Salah satu hal yang membuat tensi pertandingan menjadi panas adalah kembalinya Carlos Tevez ke Old Trafford sebagai pemain Man City, setelah dua musim sebelumnya berseragam Man United.
The Citizens berhasil mengiming-imingi penyerang asal Argentina itu untuk membelot setelah menggelontorkan uang sebesar 30 juta Euro. Padahal publik Man United saat itu sedang girang-girangnya dengan keberadaan Tevez.
Apalagi pada pertemuan pertama, Man United harus menelan kekalahan di Stadion Etihad dengan skor 1-2. Dan, hal yang menyakitkan adalah dua gol kemenangan City diceploskan oleh Tevez.
Tak heran jika kemudian, publik Man United menggelari pemain yang mengakhir kariernya bersama Juventus itu dengan sebutan pengkhianat.
1. Iblis Merah Bermain dengan Armada Sederhana
Musim 2009/10 merupakan musim yang menyulitkan bagi Man United, yang pada musim sebelumnya keluar sebagai kampiun Liga Primer.
Pada saat itu, sang juru taktik, Sir Alex Ferguson dihadapkan dengan perubahan signifikan dalam skuat racikannya, pasca ditinggalkan oleh Carlos Tevez dan Cristiano Ronaldo.
Sementara di pentas Liga Primer Inggris, Man United harus menghadapi persaingan berat dengan munculnya Chelsea sebagai kekuatan superior baru di bawah besutan Jose Mourinho.
Beruntungnya, Ferguson masih memiliki Wayne Rooney dan Luis Nani yang ketika itu tengah on fire. Ditambah lagi dengan keberadaan dua jebolan Akademi 92 yang masih setia bertahan Paul Scholes dan Ryan Giggs.
Ferguson juga masih bisa percaya diri dengan kekuatan lini belakangnya yang masih diperkuat oleh Rio Ferdinand dan Patrick Evra. Keduanya sangat bisa diandalkan untuk menjaga kesucian gawang sang palang pintu terakhir, Edwin van der Sar.
2. The Citizen Berbenah dengan Kedatangan Mancini dan Tevez
Bagi Man City, musim 2009/10 merupakan tonggak baru bagi kebangkitan mereka di kancah sepakbola Inggris dengan kedatangan arsitek asal Italia, Roberto Mancini pada Desember 2009.
Perekrutan Carlos Tevez merupakan salah satu strategi Mancini untuk menancapkan taring The Citizens di tanah Ratu Elizabeth II.
Alhasil, prestasi The Citizens melejit dari posisi ke-10 pada musim sebelumnya, naik ke posisi lima pada akhir musim kompetisi.
Meski tidak sementereng skuat Man United, setidaknya, skuat Man City cukup membuktikan ketangguhannya dalam mengarungi musim kompetisi.
Di lini depan, Mancini memiliki tiga mesin gol tangguh, Craig Bellamy, Carlos Tevez, dan Emanuel Adebayor dengan lapisan lini tengah Shaun Wright Phillips dan Nigel de Jong.
3. Iblis Merah Dibuat Frustasi di Babak Pertama
Tampil di hadapan puluhan ribu para pendukungnya, Man United tidak serta merta bisa tampil superior menghadapi tetangganya Man City.
Para penyerang Iblis Merah malah dibuat frustasi saat berusaha menembus pertahanan The Citizens. Selain memberi perlawanan sengit, tim tamu bahkan sempat membuat repot barisan pertahanan Man United.
Gelandang tengah Man United, Paul Scholes bahkan harus mengantongi kartu kuning hadiah dari wasit Howard Webb, akibat usaha kerasnya menghentikan aliran bola para pemain Man City.
Babak pertama pun berakhir imbang tanpa gol.
4. Wayne Rooney Pahlawan Kemenangan Man United
Memasuki paruh waktu kedua, barulah tuan rumah Man United bisa tampil superior atas tamunya Man City. Iblis Merah membuka keunggulan para menit ke-51 melalui tembakan mendatar Paul Scholes dari luar garis penalti The Citizens.
Stadion Old Trafford pun menjadi bergemuruh menyambut gol penyama agregat (menjadi 2-2) yang diciptakan Scholes. Harapan untuk bisa menjejakkan kaki di partai final pun mulai terbuka.
Keperkasaan Man United atas tetangganya, The Citizens kian menggila setelah Michael Carrick memperlebar keunggulan pada menit ke-71. Gol Carrick menjadikan agregat pertemuan menjadi milik si Iblis Merah (3-2).
Yakin sudah berada di atas angin, para pemain Man United justru kehilangan konsentrasi. Kondisi ini dimanfaatkan dengan sangat jeli oleh Carlos Tevez untuk membuat para pendukung Man United di Old Trafford terdiam.
Tevez membobol gawang Man United dengan sebuah tendangan backheel yang tak sanggup dihalau oleh Edwin van der Sar. Meski mengetahui kebencian publik Old Trafford kepada dirinya, Tevez tak segan merayakan golnya dengan berselebrasi.
Suasana Old Trafford pun menjadi tegang, para penggawa Man United tampil spartan dengan berupaya sekuat tenaga untuk tidak mengakhiri laga dengan kekecewaan.
Beruntung, Wayne Rooney tampil sebagai pahlawan bagi timnya, setelah mencetak gol kemenangan pada menit 90+1 dengan sebuah tandukan indah.
Gol penutup laga itu pun dirayakan dengan gegap gempita oleh seluruh pendukung Man United. Iblis Merah memastikan diri melenggang ke partai final untuk menghadapi Aston Villa.