x

Perkasa di Fase Grup, Dipecundangi Malaysia, Hingga Kurang Beruntung dari Vietnam

Senin, 7 November 2016 16:00 WIB
Editor: Galih Prasetyo

Diarsiteki oleh salah satu pelatih berkualitas negeri ini, Danurwindo, Timnas Indonesia dengan percaya diri berangkat ke Singapura untuk ikut ambil bagian dari perhelatan Piala Tiger 1996. 

Publik pun sangat berharap penggawa-penggawa Timnas mampu meraih gelar juara. Harapan publik bukan harapan imaji semata. Mengapa? 

Indonesia memberangkatkan tim yang dilatih Danurwindo dan bermaterikan paduan pemain senior dengan pemain muda hasil kompetisi Primavera di Italia.

Timnas Indonesia saat itu diisi pemain-pemain seperti Kurnia Sandi, kiper utama Timnas yang saat itu bermain di Sampdoria. Kurnia Sandy tidak sendirian, ia gabung bersama Sampdoria bersama penyerang hebat Timnas, Kurniawan Dwi Yulianto. 

Untuk barisan pemain belakang, Danurwindo memanggil Aples Tecuari, Yeyen Tumena, hingga Nuralim. Sedangkan di lini tengah ada nama Bima Sakti, (alm) Eri Irianto, hingga Peri Sandria. 

Dari deretan nama tersebut, ini Timnas Indonesia yang lengkap dari semua lini. Tiba di Singapura, Indonesia tergabung di Grup A bersama Vietnam, Myanmar, Laos, dan Kamboja. 

Harapan sempat membuncah saat laga pertama Grup A, Indonesia mampu mempecundangi tim lemah, Laos, 5-1. Gol Indonesia kala itu dicetak oleh, Fachri Husaini, (alm) Eri Irianto, Kurniawan Dwi Yulianto, Robby Darwis, dan Peri Sandria. 

Bagaimana pertandingan selanjutnya? Apakah Timnas Indonesia mampu meraih gelar juara di Piala Tiger 2016? 

Berikut ulasannya untuk pembaca setia INDOSPORT: 


1. Perkasa di Fase Grup

Timnas Indonesia era Primavera.

Setelah laga pertama yang mengesankan melawan Laos, Indonesia untuk sementara kala itu berada di puncak klasemen. 

Pada laga kedua yang berlangsung di Stadion Nasional, Singapura pada 07 September 1996, Garuda Indonesia kembali mengamuk. Kali ini korbannya ialah Timnas Kamboja.

Kurniawan Cs mampu menang tiga gol tanpa balas. Kurniawan, Peri Sandria, dan (alm) Eri Irianto menambah jumlah gol mereka di perhelatan ini. Pecundangi Kamboja, Timnas di laga ketiga bertemu dengan Myanmar. 

Pertandingan yang berlangsung pada 09 September 2016 sesuai dengan prediksi banyak pihak mampu dimenangkan oleh Timnas Merah Putih. 

Di laga kal ini, Kurniawan Cs membobol gawang Myanmar sebanyak 6 kali dan hanya kebobolan 1 gol. Dua gelandang Indonesia, Peri Sandria dan (alm) Eri Irianto kembali menyumbang gol untuk Timnas. 

Posisi Indonesia di puncak klasemen tak tergoyahkan. Timnas pun lolos di ke babak semifinal. Di pertandingan terakhir melawan Vietnam, Indonesia hanya mampu meraih hasil imbang 1-1. 

Vietnam memang jadi salah satu pesaing terkuat Indonesia di babak penyisihan Grup A. Indonesia keluar sebagai juara grup dengan mengoleksi 10 poin hasil dari 3 kali menang dan 1 kali imbang. 

Timnas juga sukses mencetak 15 gol selama fase grup dan hanya kemasukan 3 gol. Torehan ini lebih baik dibanding pemuncak klasemen Grup B, Thailand yang hanya mencetak 13 gol dan kemasukan 1 gol. 


2. Ditekuk Harimau Malaya

Zainal Abidin Hassan, pemain Timnas Malaysia yang jadi pemain terbaik di Piala Tiger 1996.

Berstatus sebagai juara Grup A, Timnas harus berhadapadan dengan runner up Grup B, Malaysia. Ini bukan sekedar laga semifinal Piala Tiger, ini laga sarat gengsi, sarat makna, penuh unsur nasionalisme. 

Misi 'Ganyang Malaysia' pun kembali bergelora, tidak hanya di dada penggawa Timnas namun juga seluruh masyarakat Indonesia kala itu. 

Publik Indonesia kala itu mengarahkan mata mereka ke televisi yang menyiarkan pertandingan Indonesia versus Malaysia. Laga yang berlangsung pada 13 September 1996 itu berlangsung di Stadion Nasional, Singapura. 

Kemenangan jadi hal yang tak bisa ditawar-tawar, publik nasional saat itu sangat percaya bahwa Kurniawan Cs mampu menekuk Malaysia, kepercayaan itu tentu saja didasari hasil memukau di babak penyisihan grup. 

Malaysia yang saat itu diisi oleh pemain seperti Zainal Abidin Hassan, Sanbagamaran, M.Chandra, hingga Azmil Azali ternyata membuat mental pemain Timnas kendur. 

Betul saja, permainan Timnas antiklimaks di babak semifinal. Baru 5 menit pertandingan berjalan, Indonesia sudah tertinggal 1 gol usai Sanbagamaran cetak gol pertama. 

Hingga separuh pertandingan babak pertama berjalan, Indonesia kesulitan untuk bisa menyamakan kedudukan. Petaka bagi Kurniawan Cs datang pada menit ke-16. Malaysia kembali unggul usai Rosdee Sulong bobol gawang Kurnia Sandy. 

Hingga menit ke-43 babak pertama, Indonesia masih tertinggal 0-2. Indonesia bisa memperkecil ketinggalan usai Azmil Azali mencetak gol bunuh diri. 1-2 jadi hasil di babak pertama. 

Memasuki babak kedua, Coach Danurwindo berupaya untuk Indonesia bisa kembali menyamakan kedudukan. Hingga memasuki pertengahan babak kedua, lini depan Indonesia tampil tumpul. 

Justru lini belakang Indonesia kembali dibuat tertunduk usai pada menit ke-76, Shamsurin Abdul Rahman kembali buat Malaysia unggul menjadi 3-1. Garuda keok. 

Harapan untuk bisa melihat Timnas meraih gelar juara tak tersampai. Tidak hanya publik yang kecewa, seluruh staf dan penggawa Timnas pun merasakan hal serupa. Merah Putih 'berduka'. 


3. Jadi yang Keempat

Timnas Indonesia era Primavera.

Takluk dari Malaysia dan gagal melenggang ke partai puncak, Timnas Indonesia berusaha bangkit pada pertandingan perebutan tempat ketiga. 

Lawan Timnas ialah Vietnan, lawan yang menahan imbang Timnas di babak penyisihan grup. Sayang mental Timnas belum sembuh dari luka usai dipermalukan oleh Malaysia. 

Bermain di Stadion Nasional pada 15 September 1996, Timnas Indonesia kembali merasakan perih. Indonesia kembali telan pil pahit usai kalah 2-3 atas Vietnam. 

Sejak menit awal, permainan Indonesia tak berubah sama seperti saat bertemu Malaysia. Vietnam mampu unggul 1-0 pada menit ke-8 lewat Huynh Quoc Cuong. 

Pada menit ke-27, bek muda Indonesia saat itu, Yeyen Tumena mencetak gol bunuh diri, 2-0 Vietnam ungguli Indonesia. 

Baru pada pertengahan babak kedua, Indonesia mampu mencetak gol lewat Kurniawan Dwi Yulianto. Sayang gol Kurniawan di menit ke-66 dibalas oleh Vo Hoang Buu pada menit ke-73. Gol dari Aples pada menit ke-85 pun tak berarti banyak. 

Indonesia yang perkasa di babak penyisihan grup harus tersungkur di peringkat empat. Ditekuk Harimau Malaya hingga berakhir dengan 'kalah beruntung' dari Vietnam. 

MalaysiaVietnamKurniawan Dwi YuliantoYeyen TumenaIn Depth SportsFlashbackEri IriantoPiala Tiger 1996

Berita Terkini