x

Ketika Pemain Persija Jadi Bintang di Piala AFF

Jumat, 18 November 2016 20:32 WIB
Penulis: May Rahmadi | Editor: Hendra Mujiraharja

Kesuksesan Macan Kemayoran meraih gelar Liga Indonesia (Ligina) pada tahun 2001 tidak lepas dari kontribusi lima pemain bintangnya, yakni Nur Alim, Budi Sudarsono, Imran Nahumarury, Gendut Doni Christiawan, dan Bambang Pamungkas. Lima nama tersebut sukses membawa Persija bangkit setelah terpuruk di Ligina di tahun-tahun sebelumnya.


Skuat Persija Jakarta.

Mudahnya proses perizinan dari klub untuk membawa para pemain cemerlang itu ke timnas, kemudian membuat Ivan Kolev mempercayainya tahun 2002. Saat itu, Kolev adalah pelatih Timnas Indonesia senior yang mengemban tugas menjuarai Piala AFF (dulu Piala Tiger), yang terselenggara di Indonesia dan Singapura.

Kolev tahu betul kemampuan para bintang Persija di Ligina 2001 itu, sebab ia pernah membangun pondasi permainan Persija pada tahun 1999. Karena hal tersebut, di Piala AFF kala itu ia menjadikan Bambang Pamungkas sebagai pemain wajib di skuatnya.

Hasilnya, Bambang cs berhasil membawa Indonesia melewati fase grup dan melaju ke babak final tanpa sekalipun mengalami kekalahan. Tidak terduga, Skuat Garuda bahkan mampu mengimbangi permainan dua tim terbaik di Asia Tenggara, yakni Vietnam dan Malaysia. 

Berikut ini INDOSPORT merangkum cerita mengenai para bintang Persija tahun 2001 yang membawa Indonesia melaju ke final Piala AFF 2002, dari kontribusi, catatan rekor, hingga menjadi top skor:


1. Bambang Pamungkas Cs Mulus Melaju ke Babak Final

Bambang Pamungkas menjadi pahlawan Timnas Indonesia di Piala AFF 2002.

Bambang Pamungkas cs berada di Grup A saat itu. Skuat Garuda, tergabung bersama Myanmar, Kamboja, Filipina, dan lawan berat Vietnam. Di fase ini, dalam empat pertandingan yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, Indonesia tidak terkalahkan.

Pertandingan pertama Timnas Indonesia adalah melawan Myanmar pada 15 Desember. Laga tersebut berakhir tanpa gol. Saat itu publik menganggap permainan Timnas sangat monoton, minim keberanian, dan tidak bergairah.

Hal tersebut karena sang pelatih Ivan Kolev, menggunakan formasi baru yakni 4-4-2. Momen ini kemudian menjadi awal populernya formasi tersebut di Tanah air. Sebelumnya, Indonesia terbiasa dengan formasi 3-5-2.

“Tim ini masih dalam proses pematangan formasi 4-4-2. Jadi, wajar tak bisa maksimal," ujar pelatih asal Bulgaria itu dilansir dari Tabloid BOLA edisi 17 Desember 2002.

"Saya juga kecewa, terutama putusnya alur serangan dari tengah ke depan. Para penyerang kurang berani menusuk dan membuka peluang," tuturnya.

Namun dua hari kemudian, Bepe dan rekan-rekannya berhasil menunjukkan penampilan cemerlang, setelah belajar dari kesalahan. Melawan Kamboja, Indonesia memenangkan pertandingan dengan skor 4-2 berkat satu gol Zaenal Arif dan tiga gol Bepe.

Bintang Persija lainnya, Budi Soedarsono, menjadi pahlawan Indonesia empat hari kemudian. Satu gol Budi membuat Skuat Garuda mampu mengimbangi lawan berat Vietnam, dengan skor 2-2.

Dengan bintang Persija di tahun 2001, Indonesia terus melaju ke babak final Piala AFF 2002, setelah mengalahkan Filipina dengan skor 13-1 di pertandingan terakhir fase grup, dan Malaysia dengan skor 1-0 di babak semi final.

Namun Indonesia gagal juara karena kalah beruntung di babak final melawan Thailand. Pasalnya, skor 2-2 selama 90 menit harus membuat laga tersebut berlanjut ke babak adu penalti. Di babak adu penalti, tendangan dari Sugiyantoro dan Firmansyah Agus gagal berbuah gol. Akhirnya Indonesia kalah 4-2.


2. Gilas Filipina, Indonesia Catat Rekor

Penyerang Timnas Indonesia, Bambang Pamungkas.

Pada pertandingan terakhir di fase grup, Indonesia berhasil mencatat rekor menakjubkan. Saat itu, Indonesia menggilas asa Filipina dengan skor 13-1.

Hasil pertandingan itu merupakan yang terbesar dalam sejarah sepakbola di Asia Tenggara. Sebab, tidak pernah ada tim yang mampu mencetak 13 gol ke gawang lawan.

Bintang Persija lagi-lagi menjadi aktor terbaik di pertandingan itu. Pasalnya, Bambang Pamungkas, Budi Sudarsono, dan Imran Nahumarury mencetak enam dari 13 gol tersebut.

Bepe berhasil menceploskan bola ke gawang Filipina sebanyak empat kali, sedangkan Budi dan Imran masing-masing satu kali.

Tujuh gol lainnya lahir dari pemain lain. Zaenal Arif empat gol, Bejo Sugiantoro dua gol, dan satu gol bunuh diri pemain Vietnam.


3. Bambang Pamungkas Berhasil Jadi Top Skor

Bambang Pamungkas.

Bepe menjadi top skor Piala AFF 2002 dengan raihan delapan golnya. Pemain yang memulai debut di Persija tahun 1999 itu menunjukkan kualitas terbaiknya di ajang ini.

Tujuh gol Bepe tercipta pada fase penyisihan, dan satu ia buat di babak semi final ketika mengalahkan Malaysia. Gol pemain kelahiran Semarang ke gawang Malaysia itu membuat namanya mulai populer di kancah sepakbola nasional.

Pria yang kini berusia 36 tahun ini memulai karir sepakbolanya sejak berumur delapan tahun di SSB Hobby Sepakbola Getas. Karir profesionalnya ia mulai di Persija pada usia 19 tahun, tepatnya pada 1999.

Dalam perjalanan kariernya, Bepe juga sempat bermain di klub Belanda, EHC Norad, selama empat bulan, dan klub Malaysia, Selangor FC, sejak 2005 sampai 2007.

Setelah melalang buana, ia kembali memperkuat Persija dari tahun 2014 sampai sekarang.

Persija JakartaBambang PamungkasBudi SudarsonoPiala AFFNur AlimImran NahumaruryLiga IndonesiaGendut Doni

Berita Terkini