x

Cerita El Clasico 13 Tahun Silam Saat Zidane Mencakar Wajah Enrique

Selasa, 29 November 2016 16:00 WIB
Editor: Rizky Pratama Putra

Laga panas antara dua musuh bebuyutan di La Liga Spanyol, antara Real Madrid melawan Barcelona akan tersaji di akhir pekan mendatang. Laga yang dikenal dengan tajuk El Clasico ini akan memberikan kesempatan Barcelona sebagai tuan rumah di edisi perdana musim ini.

Perang bintang pun siap tersaji dalam laga yang bakal dilangsungkan di Stadion Nou Camp, Sabtu (03/11/16) mendatang. Nama berkelas macam Lionel Messi, Neymar, Luis Suarez, Cristiano Ronaldo, Gareth Bale, hingga Karim Benzema akan menghiasi panggung panas dalam setiap musim di La Liga Spanyol.

Panasnya suhu pertandingan tidak hanya berlangsung karena membanjirnya bintang yang membela setiap kesebelasan, namun intrik para pemain pun tidak jarang membuat momentum bersejarah dalam setiap laganya.

Tak terkecuali pada laga yang sempat tersaji 13 tahun lalu. Dalam sebuah kesempatan bahkan Luis Enrique dan Zinedine Zidane yang kini menjadi pelatih dua klub raksasa Spanyol tersebut sempat terlibat insiden dalam laga tersebut.

Enrique bahkan sempat menerima cakar dari Zidane dalam laga itu. Bagaimana keseruan laga El Clasico yang tersaji di tahun 2003 tersebut? Berikut hasil ulasan dari tim INDOSPORT.


1. Elegi Brutal di Babak Pertama

Aksi Zinedine Zidane saat mencakar wajah Luis Enrique.

Barcelona melawat ke kandang musuh bebuyutan, Real Madrid pada  April 2003. Laga ini merupakan edisi kedua El Clasico di musim 2002/03.

Musim 2002/03 meruopakan musim yang paling tidak ingin dikenang Barcelona. Laga melawan El Real di Santiago Bernabeu ini mungkin juga salah satu laga terpahit selama musim tersebut.

Pada laga ini, Barcelona mengandalkan duet Patrick Kluivert dan Luis Enrique di lini depan. Sementara Xavi muda berduet bersama Thiago Motta di lin tengah.

Real Madrid sendiri memiliki skuat Los Galacticos dalam laga ini dengan Ronaldo, sang penghianat Catalan bersama Luis Figo di dalamnya. Belum lagi nama Raul, Zinedine Zidane, Claude Makalele, hingga Flavio Conceicao di lini tengah.

Duel ini menyita perhatian jagat, bahkan sebelum laga dimulai. Pertandingan sudah mulai berlangsung panas sejak awal. 

Puncaknya adalah saat Zinedine Zidane memberikan sikutan kepada Carles Puyol di babak pertama. Kejadian ini sempat membuat pertandingan terhenti karena para pemain terlibat keributan.

Para pemain Barcelona yang melihat kejadian ini tidak terima perlakuan kasar Zidane. Bahkan Enrique yang saat itu menjadi kapten Barcelona langsung memprovokasi Zidane.

Tak terima provokasi ini, Zidane langsung melakukan serangan fisik kepada Enrique. Pemain asal Prancis tersebut, langsung menarik Enrique dan mencoba menyerangnya.

Beruntung para rekannya mampu menarik Zidane yang mulai terbawa emosi. Namun demikian, Zidane masig sempat mencakar wajah Enrique.

Saat berhasil diredam, keduanya pun dihadiahi kartu kuning oleh wasit. Keributan mereka juga membuat tensi pertandingan semakin panas hingga laga selesai berjalan.


2. Enrique Menolak Kenang Masa Bersama Madrid

Kedua pelatih yang pernah bersitegang saat masih bermain akan kembali berjumpa dalam El Clasico pekan ini.

Aksi yang dilakukan Luis Enrique bukan tanpa alasan. Provokasinya dilakukan setelah Barcelona tertinggal lebih dahulu dari Real Madrid.

Sebuah serangan balik dari El Real mampu dituntaskan dengan manis oleg Ronaldo di menit ke-17. Bintang asal Brasil ini menjadi senjata mematikan bagi Madrid usai didatangkan dari Inter Milan di awal musim 2002/03. 

Alih-alih bersimpatik usai membobol gawang mantan timnya,  Ronaldo justru menikmati momentum pembalasan dendam pada Barcelona yang dianggap membuangnya ke Inter Milan di tahun 1998. Gol ini lantas semakin memanaskan situasi.

Baruntung, Luis Enrique berhasil menyamakan kedudukan memanfaatkan kemelut di muka gawang Casillas. Enrique berhasil menyapu bola muntah dari hasil tandukan Kluivert yang gagal diamankan dengan sempurna oleh Casillas.

Tak mau kalah dengan selebrasi Ronaldo, kapten Barcelona ini pun melakukan selebrasi yang cukup kontroversial. Enrique menunjukkan kaos seragamnya kepada para pendukung Real Madrid.

Selebrasi ini bernada tendensius bahwa dirinya lebih bahagia di Barcelona. Luis Enrique memang sempat membela Real Madrid sebelum membelot ke rival abadinya di tahun 1995.

Usai pertandingan, Enrique pun mengatakan bahwa tak ada momentum yang diingatnya semasa di Real Madrid. Sebuah ucapan tendensius yang menjadi salah satu bumbu renyah El Clasico yang tercatat dalam sejarah.


3. Dua Tim Mengulang Hasil Imbang

Keributan antar para pemain Real Madrid dan Barcelona di El Clasico tahun 2003.

Babak kedua dilalui kedua tim dengan situasi yang tak kalah panas. Drama demi drama terjadi sepanjang babak kedua. 

Barcelona yang mencoba mempermalukan Real Madrid di kandangnya sendiri mencoba melakukan serangan spartan. Namun, lini belakang Los Blancos bermain solid dan mampu menjinakkan setiap serangan kubu tamu.

Sementara itu, Luis Figo dan kawan-kawan lebih bermain sabar. Mereka hanya sesekali melakukan serangan balik ke pertahanan Barcelona.

Hasil imbang pun mengakhiri jalannya babak kedua setelah kedua tim gagak menciptakan gol di sisa waktu tersisa. Hasil imbang ini merupakan ulangan dari pertemuan pertama di Nou Camp pada bulan Desember 2012.

Dalam laga sebelumnya di Camp Nou drama lebih hebat terjadi saat Luis Figo mendapatkan sambutan tidak ramah dari para Cules. Sang penghianat dilempari oleh para pendukung Barcelona yang masih membencinya karena membelot ke musuh abadi mereka.


4. Kado Pahit El Real untuk Barcelona

Usai ditahan imbang Real Madrid di penghujung musim, Barcelona mengalami masa kelam di musim 2002/03.

Tak hanya menggagalkan misi Barcelona untuk meraih kemenangan dalam laga yang digelar di kandang mereka. Namun hasil imbang tersebut menjadi hadiah pahit bagi Barcelona menjelang musim berakhir.

Dua hal pahit yang dihadiahkan El Real adalah, kepastian mereka menjuarai Liga Champions di akhir musim. Pilunya adalah, keberhasilan ini diraih hanya seminggu setelah hasil imbang di El Clasico terjadi.

Tentu saja hal ini menjadi tamparan keras bagi Barcelona di penutup musim. Padahal Barcelona telah paceklik prestasi internasional sejak terakhir kali menjadi kampiun Liga Champions di tahun 1992.

Kado pahit kedua dari Real Madrid adalah menenggelamkan Barcelona di La Liga Spanyol di musim tersebut. Hasil imbang di Santiago Bernabeu membuat Barcelona hanya terpapar sebagai penghuni papan tengah La Liga Spanyol.

Barcelona terpuruk di akhir musim dengan hanya menempati posisi 6 di klasemen La Liga. Sebuah posisi yang membuat ambisi mereka untuk melaju ke Liga Champions di musim berikutnya.

Bisa dibilang, musim 2002/03 merupakan iklim buruk yang melanda skuat Blaugrana. Musim dingin datang lebih awal bagi para pendukung mereka yang gamang dengan prestasi buruk dari klub kesayangannya.

Real MadridBarcelonaZinedine ZidaneLuis EnriqueEl ClasicoDuel Klasik

Berita Terkini