3 Tim yang Pernah Alami Tragedi Mengenaskan seperti Chapecoense
Chapecoense dalam penerbangan menuju Kolombia untuk menjalani leg I final Copa Sudamericana melawan Atletico Nacional. Namun, pesawat yang ditumpangi mereka jatuh di tengah perjalanan. Sebanyak 75 dari 81 penumpangnya tewas.
Praktis, insiden yang menimpa tim asal Brasil tersebut mendapatkan simpati dari klub seluruh dunia. Bahkan, sang lawan, Atletico Nacional rela memberikan gelar juara Copa Sudamericana kepada mereka.
“Kami hidup dalam sebuah harmoni, dalam kebahagiaan yang besar. Sebelum pesawat berangkat, para pemain mengatakan ingin mewujudkan mimpi mereka,” kata Direktur Chapecoense, Plinio David de Nes Filho.
“Namun, impian itu sirna pagi ini (Senin waktu setempat),” sambungnya setelah kecelakaan, sebagaimana diberitakan Mirror.
Sebelum Chapecoense, sejumlah tim pernah mengalami insiden tragis yang serupa. Berikut ini, INDOSPORT akan mengupas mengenai 3 tim yang pernah mengalami insiden tragis seperti Chapecoense.
1. Tragedi Munchen 1958
Ini merupakan sebuah tragedi yang tidak akan diingat oleh para pendukung Manchester United. Pasalnya, ini merupakan sejarah kelam yang pernah dialami tim sepakbola berjuluk Setan Merah tersebut.
Insiden tersebut terjadi di Bandara Udara Munich-Riem, Munchen, Jerman, (06/02/58). Kecelakaan terjadi ketika British European Airways dengan nomor penerbangan 609 jatuh pada usaha ketiganya untuk lepas landas dari kubangan lumpur yang menyelimuti landasan.
Di dalam pesawat terdapat para pemain Man United yang sedang bersinar ketika itu. Pesawat itu berisi tim yang dijuluki Busby Babes, bersama dengan sejumlah pendukung dan wartawan. 20 dari 44 orang di pesawat tewas dalam kecelakaan.
Beberapa di antara korban yang sudah tak sadarkan diri, dibawa ke Rumah Sakit Rechts der Isar di Munchen di mana 3 orang meninggal, sehingga yang selamat hanya 21 orang. Mereka dijadwalkan akan kembali ke Manchester setelah menjalani pertandingan Piala Eropa di Belgrade, Yugoslavia.
Sebanyak 21 penumpang selamat termasuk Bobby Charlton yang saat itu masih berusia 20 tahun. Sementara itu, delapan pemain muda andalan Setan Merah tersebut merenggang nyawa.
Mereka adalah Duncan Edwards, Geoff Bent, Roger Byrne, Eddie Colman, Mark Jones, David Pegg, Tommy Taylor, Liam "Billy" Whelan. Matt Busby yang saat itu menjadi pelatih, membutuhkan waktu sebanyak 10 tahun untuk membangun kekuatan tim.
Charlton menjadi andalan Busby untuk mengembalikan kejayaan Setan Merah. Dia kemudian menjadi salah satu pemain terbaik Inggris, memenangi Piala Dunia di 1966.
2. Tragedi Superga 1949
Tragedi pesawat jatuh juga sempat dialami oleh Torino. Pada 4 Mei 1949, pesawat Italian Airlines yang membawa pemain Torino menabrak Superga, bukit setinggi 670 meter di pinggiran Kota Turin.
Insiden tersebut kemudian terkenal dengan sebutan Tragedi Superga. Namun, kecelakaan pesawat ini bukanlah merupakan kecelakaan pesawat biasa.
Sebab, di antara 31 penumpang pesawat Italian Airlines, terdapat 18 pemain Torino yang saat itu sedang dalam prestasi terbaiknya. Saat itu, klub berjuluk El Toro tersebut meraih empat gelar juara secara beruntun.
Yang lebih mengenaskan lagi, 70 persen kekuatan Timnas Italia pada saat itu datang dari Torino. El Toro menyumbang sebanyak 7 pemain untuk Gli Azzurri.
Salah satunya adalah Valentino Mazzola. Mazzola merupakan kapten Torino, yang juga ayah dari legenda Inter Milan, Sandro Mazzola.
Setelah insiden itu, Torino baru meraih gelar juara Serie A Italia pada musim 1975/76.
3. Tragedi Terburuk Zambia
Tim Nasional Zambia akan terbang ke Dakar, pada 27 April 1993, untuk melawan tuan rumah Senegal. Pertandingan itu untuk mementukan lolos ke Piala Dunia 1994. Namun, pesawat yang ditumpangi oleh pemain Zambia tidak pernah mendarat.
Padahal, masyarakyat Zambia menaruh harapan pada skuat Timnas mereka yang bakal menjalani kualifikasi Piala Dunia melawan Senegal. Pasalnya, inilah kesempatan satu-satunya untuk tampil di kompetisi akbar tersebut pertama kalinya dalam sejarah Zambia.
Seluruh penumpang dan awak pesawat yang berjumlah 30 orang meninggal, termasuk pelatih Zambia Godfrey Chitalu dan 18 pemain Timnas. Bintang lapangan Kelvin Mutale yang baru mencetak hattrick melawan Mauritius di kualifikasi Piala Afrika juga menjadi korban dalam kecelakaan tersebut.
20 tahun kemudian, skuat dari negara di selatan Afrika ini masih belum mampu menembus partai final Piala Dunia. Namun, sejak kecelakaan tersebut, Zambia mampu menjadi runner-up Piala Afrika pada tahun 1994 dan menjadi juara pada tahun 2012.