Legenda Hidup Sepakbola Thailand Bernama Kiatisuk Senamuang
Nama Kiatisuk Senamuang mungkin terasa asing ditelinga para pencinta sepakbola Indonesia. Akan tetapi, nama Kiatisuk Senamuang sangat menggema di dunia persepakbolaa Thailand.
Kiatisuk Senamuang meraih kesuksesan bersama Tim Nasional (Timnas) Thailand sebagai pemain dan pelatih. Pria kelahiran Kota Udon Thani ini juga merupakan sosok yang ikut andil memajukan persepakbolaan Negeri Gajah Putih.
Para pencinta sepakbola nasional tak banyak yang tahu soal sepak terjangnya di dunia bal-balan Thailand. Bahkan, nama Kiatisuk Senamuang baru diketahui banyak publik Tanah Air ketika membesut Timnas Thailand di Piala AFF 2016.
Maklum, Thailand menghuni Grup A bersama Indonesia. Tidak hanya Thailand dan Indonesia, Grup A dihuni Singapura serta tuan rumah Filipina.
Nama Kiatisuk Senamuang makin dikenal ketika berhasil membawa Thailand mengalahkan Indonesia 4-2 di laga perdana Grup A Piala AFF 2016, di Stadion Olahraga Filipina, Sabtu (19/11/16) lalu. Pria yang kini berumur 43 tahun itu makin terkenal di Indonesia usai membawa Thailand melangkah ke babak semifinal Piala AFF 2016 dengan torehan sempurna, tiga kemenangan tanpa kekalahan (9 poin dari 3 laga).
Untuk itu, INDOSPORT akan mengulas Kiatisuk Senamuang yang boleh dibilang sebagai sosok legenda sepakbola Thailand. Berikut rangkumannya:
1. Awal Karier Kiatisuk Senamuang
Kiatisuk Senamuang lahir di Kota Udon Thani, Thailand pada tanggal 11 Agustus 1973. Ia memulai karier sepakbola juniornya di klub Krung Thai Bank dari periode 1989-1990.
Permainan apiknya sebagai striker membuatnya promosi ke tim utama Krung Thai Bank pada tahun 1991. Ketika itu umurnya masih berusia 18 tahun.
Sepak terjangnya di Krung Thai Bank membuat dirinya masuk ke dalam Timnas Thailand satu tahun kemudian. Sayang, ia tidak masuk skuat Thailand besutan Peter Stubbe di Piala Asia 1992.
Kiatisuk Senamuang.
Hal tersebut lantas tidak membuatnya putus asa. Kiatisuk Senamuang terus mengasah kemampuannya mengolah si kulit bundar.
Ia akhirnya masuk ke dalam skuat Thailand di Piala Tiger (Piala AFF) 1996. Kala itu umurnya masih berusia 23 tahun. Meski tebilang muda, Kiatisuk Senamuang diprediksi menjadi senjata andalan tim War Elephants di turnamen sepakbola dua tahunan paling bergengsi daratan Asia Tenggara tersebut.
2. Gelar Perdana Kiatisuk Senamuang di Piala AFF dan Liga Primer Thailand
Kiatisuk Senamuang akhirnya mengakhiri masa kariernya bersama Krung Thai Bank pada tahun 1995. Ia hijrah ke Raj Pracha.
Membela Raj Prcha, kemampuan Kiatisuk Senamuang makin terasah. Ia menjadi andalan skuat Thailand di Piala Tiger 1996.
Di Piala Tiger 1996, Kiatisuk Senamuang masuk ke dalam skuat utama. Pelatih Thawatchai Sartjakul tak salah memasangnya sebagai striker utama kala itu.
Kiatisuk Senamuang.
Ia berhasil membawa Thailand menjadi juara edisi perdana Piala Tiger tersebut usai mengalahkan Malaysia dengan skor 1-0. Gol kemenangan Thailand dicetak Kiatisuk Senamuang pada menit ke-9.
Tak hanya itu, ia membuktikan kapasitasnya dengan mencetak 5 gol selama turnamen berlangsung. Kiatisuk Senamuang besaing dengan striker Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto dan Peri Sandria yang mencetak 4 gol.
Selepas membawa Thailand juara Piala Tiger, Kiatisuk Senamuang memutuskan berpindah klub dari Raj Prcha ke Royal Thai Police pada tahun 1997. Ia berhasil membawa Royal Thai Police menjadi juara Liga Primer Thailand di tahun yang sama.
3. Karier Gemilang Kiatisuk Senamuang
Kiatisuk Senamuang tak bisa memperkuat Thailand di Piala Tiger 1998. Ia tidak diikutsertakan oleh pelatih Withaya Laohakul.
Meski begitu, ia tetap tidak putus asa. Kiatisuk Senamuang fokus untuk membela klub yang dibelanya, Royal Thai Police.
Setelah hampir satu musim, Kiatisuk Senamuang resmi berpindah ke klub asal Malaysia, Perlis FA dengan periode dari tahun 1998-1999. Satu tahun kemudian, ia memilih pinangan klub asal Inggris, Huddersfield Town selama satu musim (1999-2000).
Beriringan dengan karier klubnya, Kiatisuk Senamuang memperkuat Thailand di Piala Tiger 2000. Ini merupakan momentum kegemilangan pria bertinggi 171 cm tersebut.
Ia membawa Thailand meraih gelar keduanya di Piala Tiger usai menumbangkan Indonesia dengan skor 4-1. Ia juga berhasil meraih gelar pemain terbaik, dan mencetak empat gol dalam turnamen tersebut.
Selepas itu, Kiatisuk Senamuang kembali memperkuat Raj Pracha selama satu musim (2000-2001). Kiatisuk Senamuang kemudian hijrah ke Liga Utama Singapura bersama klub Singapore Armed Forces.
Di sana, ia mengecap karier selama satu musim (2001-2002). Meski satu musim, ia berhasil membawa Singapore Armed Forces menjadi juara Liga Utama Singapura pada tahun 2002.
Setelah itu, ia hijrah ke Liga Utama Vietnam untuk bergabung dengan Hoang Anh Gia Lai pada tahun 2002. Ia berhasil membawa Hoang Anh Gia Lai menjadi juara Liga Utama Vietnam pada tahun 2003 dan 2004.
Kiatisuk Senamuang (bawah nomor 7) membawa Thailand juara Piala AFF 2000.
Di tahun 2004, kegemilangan Kiatisuk Senamuang makin meroket meski umurnya sudah menginjak 31 tahun. Namun, ia gagal membawa Thailand menjadi juara Piala Tiger 2004 usai gagal lolos dari babak penyisihan Grup B, atau kalah bersaing dari Myanmar dan Malaysia. Tak hanya itu, ia pun gagal membawa Thailand berjaya di Piala Asia 2004.
Ia kembali fokus bersama klubnya Hoang Anh Gia Lai hingga tahun 2007 untuk memutuskan pensiun dari dunia sepakbola sebagai pemain. Pengumuman pensiun Kiatisuk Senamuang juga tak terlepas dari kegagalannya bersama Thailand di Piala AFF 2007 dan Piala Asia di tahun yang sama.
Thailand tumbang di tangan Singapura dalam final Piala AFF 2007 dengan agregat 2-3. Lalu gagal di Piala Asia 2007 usai gagal lolos dari babak penyisihan Grup A.
Meski begitu, Kiatisuk Senamuang melepas kariernya sebagai pemain dengan gemilang. Total, ia mempersembahkan 2 gelar Piala Tiger (Piala AFF) untuk Thailand dengan raihan satu penghargaan pemain terbaik di tahun 2000.
Ia total mencetak 12 gol sepanjang kariernya bersama Thailand di Piala Tiger (Piala AFF). Kiatisuk Senamuang menorehkan 134 penampilan dengan 71 gol bersama Thailand.
Di level klub, ia berhasil membawa Royal Thai Police juara Liga Primer Thailand pad atahun 1997, Singapore Armed Forces juara Liga Utama Singapura tahun 2002, dan Hoang Anh Gia Lai juara Liga Utama Vietnam tahun 2003 serta 2004.
4. Legenda Sepakbola Thailand
Selepas karier sebagai pemain, Kiatisuk Senamuang melanjutkan kiprahnya sebagai pelatih. Ia memulai karier kepelatihannya dengan menangani mantan klubnya, Hoang Anh Gia Lai dari tahun 2006-2008.
Selanjutnya, ia menjadi pelatih klub Liga Primer Thailand, Chula United (2008) dan Chonburi FC (2008-2009). Kemudian, Kiatisuk Senamuang kembali melatih Hiang Anh Gia Lai (2010) dan Chula United (2011-2012. Lalu ia melatih Bangkok FC pada tahun 2012.
Kariernya yang terbilang pas-pasan, tidak membuat Kiatisuk Senamuang merasa minder kala ditunjuk sebagai pelatih Timnas Thailand U-23 pada tahun 2013.
Timnas Thailand di Piala AFF 2016 besutan Kiatisuk Senamuang.
Buktinya, ia berhasil membawa Timnas Thailand U-23 merebut medali emas SEA Games 2013 Myanmar. Thailand mengalahkan Indonesia di laga final dengan skor 1-0 melalui gol yang dicetak Sarawut Masuk pada menit ke-22.
Ini merupakan gelar perdana Kiatisuk Senamuang bersama Timnas Thailand sebagai pelatih. Keberhasilannya tersebut membuat dirinya diangkat menjadi Timnas Thailand senior pada tahun 2014.
Kiatisuk Senamuang menorehkan sejarah. Ia membawa Thailand menjadi juara Piala AFF 2014 usai menumbangkan Malaysia dengan agregat 4-3. Ini merupakan gelar perdana Kiatisuk Senamuang bersama Thailand di Piala AFF sebagai pelatih.
Raihan prestasinya tersebut membuat Kiatisuk Senamuang bisa dibilang menjadi legenda hidup sepakbola Thailand. Di tangannya juga, Thailand berpeluang melaju ke Piala Dunia 2018 untuk pertama kalinya. Thailand masih berjuang di babak putaran ketiga, bersaing dengan Jepang, Australia, dan Arab Saudi.
Kini, mimpi yang paling terdekat Kiatisuk Senamuang adalah membawa Thailand menjadi juara Piala AFF 2016. Mimpinya hampir terwujud usai Thailand memastikan diri melangkah ke babak semifinal.
Thailand menjadi juara Grup A dengan raihan 9 poin dari 3 laga. The War Elephants didampingi Indonesia yang menjadi runner up Grup A dengan torehan 4 poin dari 3 laga. Kiatisuk Senamuang akan menghadapi Myanmar, sang runner up Grup B pada tanggal 4 dan 8 Desember 2016.