x

(VIDEO) 4 Perlakuan Diskriminatif kepada Timnas Indonesia saat Hadapi Vietnam

Kamis, 8 Desember 2016 09:16 WIB
Editor: Ahmad Priobudiyono

Timnas Indonesia melenggang ke babak semifinal Piala AFF 2016 usai mematahkan perlawanan Timnas Vietnam yang tampil spartan dalam dua laga semifinal dengan agregat 4-3.

Skuat Garuda berhasil mencuri kemenangan dan menjejakkan satu kakinya di partai final usai mengalahkan Vietnam 2-1 pada pertemuan pertama di Stadion Pakansari pada 3 Desember lalu.

Langkah Tim Merah Putih ke partai final kemudian dipastikan pada pertemuan kedua di Stadion My Dinh, Hanoi, markas Timnas Vietnam dengan mendulang hasil imbang 2-2.

Perjuangan Boaz Solossa dan kawan-kawan menuju partai final terbilang tidaklah terlalu mulus. Skuat Merah Putih  harus menembus fase grup A sebagai runner up melalui persaingan yang cukup rumit.

Indonesia harus mengakui keperkasaan Thailand dan menyerah 2-4 pada laga pertama fase penyisihan grup dan ditahan imbang 2-2 oleh tuan rumah Filipina di laga berikutnya.

Beruntung Skuat Garuda berhasil mengamankan jatah tiket semifinal usai mencuri kemenangan 2-1 pada laga terakhir menghadapi Singapura lewat gol Andik Vermansah dan Stefano Lilipaly.

Di partai semifinal, Indonesia bertemu dengan lawan kuat Vietnam yang merupakan juara Grup B yang tampil perkasa dengan menyapu bersih seluruh laga fase penyisihan grup dengan kemenangan.

Selain harus menghadapi tim yang memiliki kekuatan permainan yang kuat, Skuat Garuda juga harus menghadapi beragam perlakuan diskriminatif di laga semifinal, khususnya dalam pertemuan kedua di Stadion My Dinh, Hanoi.

Meski demikian, Timnas Indonesia dengan semangat juang yang tinggi tetap mampu melewati rintangan tersebut dengan kepala tegak dan merebut satu jatah tiket final.

Setidaknya, ada empat perlakuan diskriminatif yang dialami oleh Timnas Indonesia di laga semifinal menghadapi Vietnam sebagaimana terangkum dalam ulasan INDOSPORT berikut.


1. Minimnya Jatah Tiket untuk Suporter Indonesia

Barang bukti tiket

Antusiasme masyarakat Indonesia untuk menonton dan memberi dukungan secara langsung Skuat Garuda di ajang Piala AFF 2016 sangatlah tinggi. 

Para pecinta sepakbola di Tanah Air rela menempuh jarak ratusan kilometer untuk bisa menyaksikan dan memberi secara langsung tim kesayangan mereka, di manapun mereka berlaga.

Belum lagi para pekerja Indonesia yang tinggal di luar negeri, termasuk di Vietnam. Namun upaya mereka untuk memberi dukungan harus dibenturkan dengan kebijakan panitia pelaksana pertandingan.

Pada laga semifinal leg kedua di Vietnam Rabu (07/12/16) kemarin, panitia pelaksana pertandingan hanya menyediakan kuota 150 tiket.

Kebijakan ini kemudian mendapat protes dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Vietnam, karena pembagian kuota tersebut dinilai tidak adil. 

Pasalnya, pada pertemuan pertama di Stadion Pakansari yang hanya berkapasitas 30.000 penonton para pendukung Vietnam diberi jatah 500 tiket. Sementara di Stadion My Dinh yang kapasitasnya lebih banyak (40.000 penonton), Indonesia selaku tim tamu cuma diberi jatah 150 tiket.

"Kami hanya mendapat jatah 150 tiket, jumlah itu tak cukup banyak bagi kami untuk bisa mendukung," staf Kedubes RI di Vietnam, Azhar Rizal seperti dikutip dari Bongdanet.vn.


2. Intimidasi Terhadap Pemain Timnas di Lapangan

Vietnam vs Indonesia

Perlakuan diskriminatif tidak cuma dirasakan oleh para pendukung Indonesia. Para pemain juga turut merasakan perlakuan buruk tersebut saat mereka berlaga di atas lapangan.

Salah satunya dialami oleh gelandang serang milik Timnas Indonesia, Zulham Zamrun yang masuk menggantikan Stafano Lilipaly di babak kedua.

Pemain kelahiran Ternate tersebut mendapat lemparan sandal jepit dari tribun lapangan oleh para pendukung tuan rumah Vietnam sebagai bentuk intimidasi kepada Timnas Indonesia.

Zulham sempat menunjukkan sandal yang dilempar ke arahnya kepada wasit yang memimpin jalannya pertandingan. Namun sang wasit menanggapinya dengan santai tanpa memberi peringatan untuk aksi tidak sportif tersebut.


3. Diskriminasi Wasit Batalkan Penalti untuk Indonesia

Fu Ming

Perlakuan tidak adil kepada para pemain Timnas Indonesia juga ditunjukkan oleh wasit Fu Ming yang memimpin jalannya laga. Beberapa kali keputusan yang dikeluarkan wasit dinilai sangat merugikan bagi Timnas Indonesia.

Salah satu keputusan yang paling mencolok adalah saat wasit membatalkan keputusannya untuk hadiah penalti yang telah ia berikan kepada Skuat Garuda usai kiper dadakan Vietnam, Que Ngoc Hai menghalangi pergerakan Rizky Pora di di area penalti Vietnam.

Que Ngoc secara kasat mata jelas terlihat memeluk tubuh Rizky Pora untuk menghentikan pergerakan sang pemain pada menit ke-103. Wasit Fu Ming yang melihat kejadian tersebut kemudian berlari menunjuk titik putih.

Namun setelah pemain Vietnam melakukan protes, Fu Ming kemudian membatalkan penalti tersebut usai berdiskusi dengan hakim garis.

Keputusan kontroversial tersebut sontak menuai protes dari para pendukung Timnas Indonesia, dan meminta kepada PSSI untuk melaporkan keputusan tersebut kepada AFF atau FIFA.


4. Bus Timnas Indonesia Dilempari Batu oleh Suporter Vietnam

Bus Timnas Indonesia

Perlakuan tidak menyenangkan dari suporter Timnas tidak hanya dialami oleh para pemain Timnas di dalam lapangan. 

Para pendukung Timnas Vietnam yang kecewa tim kebanggaannya kalah kembali melakukan aksi intimidasi kepada para pemain Timnas. 

Mereka melempari bus rombongan pemain Timnas Indonesia dengan batu hingga membuat kaca bus pecah dan menyebabkan pelatih kiper, Gatot Prasetyo dan dokter Timnas, Syarif mengalami luka ringan.

Akibatnya, rombongan Timnas Indonesia memutuskan untuk kembali ke stadion dan bertukar bus, serta meminta pengawalan untuk kembali ke hotel tempat mereka menginap.

IndonesiaPiala AFF 2016VietnamStadion PakansariBola InternasionalMy Dinh Stadium

Berita Terkini