x

Ingin Timnas Indonesia Tembus Piala Dunia? Ini Syaratnya

Jumat, 16 Desember 2016 15:04 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Irfan Fikri

Denyut nadi sepakbola Indonesia kembali berdetak kencang. Terlebih setelah Timnas Indonesia berhasil menapakkan kaki di babak final Piala AFF 2016.

Tim besutan Alfred Riedl ini tinggal selangkah lagi dapat merengkuh gelar juara dan menorehkan sejarah bagi Timnas Indonesia yang pertama kali menjadi kampiun Piala AFF.

Timnas Indonesia memang menyisakan satu laga lagi di putaran kedua babak final Piala AFF 2016. Setelah pada putaran pertama, Boaz Solossa cs meraih kemenangan 2-1 saat menjamu Thailand di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Rabu (14/12/16) kemarin, Skuat Garuda kembali ditantang pada leg kedua di Stadion Rajamangala Thailand, Sabtu (17/12/16) esok.

Namun ekspektasi masyarakat terhadap pengelolaan sepakbola Indonesia agar lantang menantang di level internasional, meski PSSI baru saja siuman dengan kepengurusan baru pasca sanksi FIFA.

Ekpektasi tingginya masyarakat tergambar dalam hasil survei Lembaga Survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) yang mengumumkan bahwa ada 56% responden percaya bahwa setelah kepengurusan PSSI baru terbentuk, timnas sepakbola punya harapan jadi juara di Asia Tenggara.

Tidak sekedar Asia Tenggara, dari hasil survei lembaga tersebut menyebutkan bahwa 33,75% responden percaya Timnas dapat berlaga di Piala Dunia dalam 10 tahun ke depan. 

Indonesia memang pernah tercatat masuk kualifikasi Piala Dunia, namun itu saat masih dikenal sebagai Hindia Belanda dan mewakili Federasi Sepakbola Hindia Belanda pada Piala Dunia 1938, dan itu pun lolos karena undur diri dari kualifikasi.   

Sementara Thailand berhasil menoreh rekor fantastis dengan lolos kualifikasi dan menjadi satu-satunya wakil Asia Tenggara di babak ketiga untuk kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Asia. Thailand bakal berebut tempat dengan Jepang, Korea Selatan, Australia, Iran, dan Arab Saudi. Tentunya banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan. Hal ini seperti diutarakan oleh mantan pelatih Timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri.

Kepada INDOSPORT, Indra menjabarkan akan tahapan atau pekerjaan yang harus dilakukan PSSI selaku induk federasi sepakbola Indonesia untuk membentuk Timnas yang solid. Berikut penjabarannya:

 


1. Pembinaan yang Konsisten

Proses pembinaan pesepakbola di Indonesia tak dapat dipungkiri tertinggal jauh oleh negara-negara tetangga. Sebut saja, Thailand yang kini menjadi lawan kita di babak final Piala AFF.

Bagi Indra Sjafri, proses pembinaan di Thailand sudah jelas dan lebih baik. Pembinaan usia muda sesua tahapannya menjadi dasar membentuk suatu Timnas yang solid.

"Thailand kita akui pembinaan mereka lebih baik dari kita. Jadi seandainya kita ingin membentuk Timnas 5 sampai 10 tahun kedepan dibutuhkan suatu pembinaan yang konsisten," ucap Indra.

"Dimulai dengan pembinaan usai muda yang sesuai dengan tahapan mereka. Serta masukan program-program pembentukan Timnas yang sesuai dengan FIFA," jelas dia.

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) berencana menggiatkan pembinaan usia dini di antaranya dengan menggelar kompetisi usia dini di seluruh daerah.

Ketua PSSI terpilih Edy Rahmayadi mengatakan pihaknya menyadari untuk memunculkan pesepak bola berkualitas tidak bisa dilakukan secara instan, melainkan harus melalui pembinaan yang panjang secara berjenjang dimulai dari usia dini.

Secepatnya pihaknya akan menggelar kompetisi kompetisi U-15 yang penyelenggaraannya digelar di seluruh wilayah di Tanah Air dengan melibatkan semua pihak di masing-masing provinsi yang peduli akan kebangkitan sepak bola Indonesia.

"Kita rencanakan formatnya dibagi tiga. Jadi nantinya juara di masing-masing zona akan dilaga lagi di Jakarta ditambah satu tim kita yang baru-baru ini juara dunia, sehingga nantinya muncul juaranya," kata Edy. 


2. Kontrak Pelatih Jangka Panjang

Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, dalam sesi latihan.

Selain faktor pembinaan yang konsisten terhadap pemain, Indra juga menekankan akan kejelasan dengan kontrak pelatih. Hal ini dimaksudkan dengan pemberian kontrak jangka panjang kepada pelatih Timnas.

Bagi pelatih yang kini membesut Bali United, seorang pelatih Timnas seyogyanya dikontrak jangka panjang. Sebab, membentuk suatu pemain timnas tidak cukup hanya waktu sebentar.

"Tidak ada pelatih Timnas yang dikontrak hanya enam bulan atau per turnamen saja. Kalau kontrak per turnamen itu bagaikan Porda (Pekan Olahraga Daerah) saja. Dan bagi saya itu tidak baik."

Data menyebutkan, rata-rata pelatih timnas Indonesia paling lama hanya 4 berumur tahun. Dalam periode satu tahun Timnas pernah tiga kali ganti pelatih. Seperti yang terjadi pada 2012-2013 saat ditukangi Nil Maizar, lalu berpindah tangan ke karateker Rahmad Darmawan, kemudian Jacksen F. Tiago hingga akhirnya Alfred Riedl yang pernah melatih pada 2013-14.

"Jadi pelatih harus dikontrak jangka panjang biarkan dia melihat perkembangan pemain. Karena melihat kualitas pemain tidak bisa hanya satu dua hari atau semusim dua musim."

"Berkumpulnya pemain memang tidak jangka panjang. Tapi kita pantaunya dia di klub. Jadi seperti di negara luar. Meski tidak ada pelatnasnya tapi pelatihnya masih ada dengan memantau pemain di klub," jelas dia.


3. Asah Mental dengan Uji Coba

Jelang uji coba Timnas Indonesia vs Vietnam 3 Desember lalu di Stadion Pakansari Bogor.

Bila ini semua sudah berjalan, ada satu hal yang masih harus dilaksanakan. Yang diagendakan akan laga uji coba dengan tim yang lebih kuat dan bermain di luar kandang.

Sebab bagi pelatih asal Sumatera Barat ini, dengan mengikuti latihan atau uji coba di luar dapat meningkatkan mental pemain dengan terbiasa bila turun di laga internasional.

"Semua agenda di implementasikan dengan pelatih. Nanti pelatih akan memberikan agenda uji coba di luar negeri dan program-program lainnya."

Jelang Piala AFF 2016, Indonesia hanya melakoni empat laga uji coba internasional, itupun hanya dengan negara-negara setara secara ranking, Malaysia, Vietnam dan Myanmar. Uji coba tahun ini minim terkendala karena Indonesia terkena sanksi FIFA.

Berbeda dengan Thailand yang sempat melakoni uji coba dengan Australia, Arab Saudi dan Jepang. Negara-negara yang secara ranking FIFA jauh di atas mereka.

Piala DuniaIndonesiaThailandTimnas Senior

Berita Terkini