Jelang HUT 19 The Jakmania: 3 Tur Tandang Terbaik Militan Persija
Di usia yang akan menginjak 19 tahun, The Jakmania telah mengukuhkan diri sebagai salah satu suporter terbesar di Indonesia. Pengaruh The Jak dalam perkembangan dunia suporter nasional sangat besar, termasuk memperkenalkan aksi mendukung tim kesayangan di kandang lawan yang biasa disebut sebagai tur tandang.
19 Desember tepat 19 tahun yang lalu, lahirlah organisasi suporter Persija yang didasari oleh ide Diza Rasyid Ali, manajer Macan Kemayoran saat itu. Berkumpul di Graha Wisata Kuningan, tempat mes Persija pada saat itu, Eddy Supadmo selaku humas Macan Kemayoran pada 19 tahun yang lalu mengumpulkan beberapa orang pendukung Persija guna membentuk organisasi suporter. Mereka menamakannya sebagai The Jakmania.
The Jak dikenal sebagai suporter yang militan di setiap pertandingan Macan Kemayoran, khususnya laga tandang. Tur tandang perdana yang mereka lakoni adalah ke Surabaya. Bermodalkan 12 orang, mereka nekat datang ke Kota Pahlawan namun tanpa menggunakan atribut. Maklum, suporter Persebaya Surabaya, bonek pada waktu itu masih asing kedatangan kelompok suporter dari daerah lain.
Lambat laun kekuatan The Jak semakin bertambah dengan adanya penerimaan anggota baru. Kekuatan mereka pun semakin besar saat melakoni tur tandang. The Jak pun dikenal sebagai salah satu suporter yang menjadi pionir mendukung tim kesayangannya di kandang tim lawan.
Menonton klub kebanggaan bertanding ke kandang lawan selalu menggairahkan. Banyak atmosfir yang tidak ditemukan ketika menonton di kandang sendiri. Mulai dari resiko perjalanan jauh, biaya yang tak murah, mengelabui jadwal aktifitas, sampai dengan ancaman dari suporter lawan. Namun, segala kemungkinan hambatan tersebut akan menjadi suatu tantangan ketika melakukan perjalanan yang mendebarkan, yakni 'tour tandang'.
Menjelang Hari Ulang Tahun The Jakmania yang ke-19, INDOSPORT mencoba merangkum tiga tur tandang terbaik The Jakmania versi INDOSPORT yang pastinya selalu dikenang oleh para The Jak. Berikut sajiannya:
Penulis: Muhammad Adiyaksa
1. Tur Makassar 2001: Pengorbanan Jakmania Berbuah Juara
Perjalanan panjang 1587 km dari Jakarta ke Makassar selama dua hari pernah dilalui The Jakmania. Kala itu, sekitar 125 orang The Jak berangkat menggunakan kapal laut guna mendukung Macan Kemayoran melakoni laga 8 besar Liga Indonesia 2001 melawan PSM Makassar.
Tiba di Makassar, The Jak kurang mendapat sambutan hangat dari suporter lokal. Mereka kerap diminta untuk tidak menggunakan atribut oren kebesaran mereka. Beberapa suporter PSM yang ada di dalam stadion pun meminta para The Jak untuk melepaskan kaos oren yang melekat di tubuh mereka. Namun tidak lama kemudian, komando dari sesepuh suporter PSM meminta anak buahnya untuk tidak mengintimidasi para The Jak yang hadir di dalam Stadion Mattoanging.
Persija menang 1-0 melalui gol Budi Sudarsono. 10 menit jelang pertandingan usai, The Jakmania secara spartan menyanyikan lagu 'Persija Takkan Pernah Sendiri' dengan penuh semangat sampai pertandingan berakhir. Bahkan saking bahagianya, mereka merelakan kaos oren yang mereka pakai diberikan kepada suporter PSM Makassar sebagai kenang-kenangan.
The Jakmania pun pulang menuju Jakarta dengan sambutan hangat dari warga Makassar. Selama enam hari di Ibu Kota Sulawesi Selatan itu, The Jak mendapatkan merasakan pahit manisnya menjalani tur tandang. Mulai dari intimidasi sampai salam perpisahan yang hangat dari masyarakat Makassar ketika sedang berjalan kaki menuju Pelabuhan Soekarno-Hatta dari Lapangan Karebosi untuk pulang ke Jakarta.
2. Tur Cimahi 2001: Lawan Intimidasi Tuan Rumah
Minggu, 3 Juni 2001, tepat pukul 10 pagi enam bus bus The Jakmania berangkat dari sekretariat yang pada saat itu bertempat di Stadion Menteng, Jakarta Pusat, menuju Stadion Sangkuriang, Cimahi, Bandung. Dalam perjalanan ke Cimahi, satu bis yang ditumpangi para The Jakers harus mogok di jalan hingga hanya lima bus yang sampai dengan selamat di Cimahi.
Sesampainya di stadion, The Jakmania mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari suporter tuan rumah maupun oleh panitia pelaksana pertandingan. The Jakmania dilarang untuk bernyanyi, menabuh drum hingga spanduk yang dibentangkan dikencingi secara sengaja.
Selama pertandingan, The Jakmania kerap ditimpuki batu oleh suporter tuan rumah. Namun para The Jakers tidak menghiraukan aksi tak menyenangkan tersebut dan tetap memilih fokus untuk mendukung Macan Kemayoran.
Puncak tak menyenangkan dari suporter tuan rumah datang setelah Persija sukses mencetak gol melalui Bambang Pamungkas. Gol yang disambut gembira oleh para The Jakmania itu lagi-lagi mendapat sambutan timpukan benda keras dari suporter tuan rumah. Namun, berkat kesigapan aparat keamanan yang berjaga di dalam stadion berhasil untuk mencegah keributan yang lebih luas.
Pertandingan pada akhirnya berakhir imbang 2-2. Tepat pukul tujuh malam pasca laga selesai, saat merencanakan untuk pulang ke Jakarta, The Jakmania dikejutkan dengan pecahnya kaca dua bus yang mereka sewa. Pada akhirnya, setelah menjalani tur yang menantang serta mencekam, para The Jakers pulang dan tiba dengan selamat di Jakarta.
3. Tur Malang 2015: 'Membakar' Kanjuruhan
The Jakmania menjalani tur secara massive menuju Malang, Jawa Timur kala Persija Jakarta menghadapi Arema Cronus dalam lanjutan turnamen Piala Jenderal Sudirman Grup A yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
28 November 2015, Sekitar 10 ribu The Jakmania memadati wilayah Malang untuk mendukung Persija sekaligus merayakan hari ulang tahun Macan kemayoran yang ke-87 bertepatan pada laga kontra Singo Edan tersebut.
Kedekatan dengan suporter tuan rumah, Aremania membuat Para The Jakers berbondong-bondong untuk datang ke Kota Apel. Jarak sejauh 824 km atau 17 jam perjalanan menggunakan bus antara Jakarta ke Malang tidak menyurutkan semangat The Jakmania merayakan hari jadi Macan Kemayoran di kota orang.
Setelah melewati 17 jam perjalanan via darat, para The Jakers akhirnya tiba di Stadion Kanjuruhan. Mereka menempati tribun belakang gawang stadion dan mendapatkan kuota 10 ribu tiket. Setengah jam sebelum pertandingan dimulai, para pemain Persija memasukki lapangan dan menyempatkan terlebih dahulu memberikan sambutan kepada para The Jakers yang telah datang jauh-jauh dari Ibu Kota.
Puluhan ribu The Jakers yang hadir langsung di stadion tak henti-hentinya menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Macan Kemayoran saat para penggawa Persija tengah melakukan pemanasan sebelum pertandingan dimulai.
Meski pada akhirnya Persija harus kalah 0-1, namun para The Jakers melakukan perayaan hari lahir Macan Kemayoran dengan gaya. Terus bernyanyi sepanjang pertandingan dan membuat seisi stadion memerah lewat parade cerawat yang mereka lakukan.