x

Fortunella Levyan, Bidadari Lapangan Hijau yang Siap Kepakkan Sayap ke Negeri Jiran

Minggu, 1 Januari 2017 13:00 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Galih Prasetyo

Beberapa tahun sebelumnya, sepakbola Indonesia sedikit berwarna dengan kehadiran sosok wanita cantik yang sering wara-wiri di tengah lapangan saat kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim 2013/2014 lalu.

Adalah Fortunella Levyana yang menjadi fisioterapis di klub ISL, Pelita Bandung Raya (PBR). Kehadirannya seolah menjadi penyambung tradisi wanita di sepakbola seperti halnya Eva Carneiro saat menjadi dokter tim bersama Chelsea beberapa waktu lalu.

Hebatnya, ketangkasan wanita lulusan Universitas Indonesia, 25 tahun silam itu mulai dilirik oleh klub asing. Tim peserta Liga Super Malaysia, Trengganu FC sudah menyatakan minatnya dan siap memakai jasa Fortunela untuk mengarungi musim baru nanti.

Untuk itu, INDOSPORT mencoba membahas kisah singkat wanita kelahiran 16 November 1991 tersebut.  


1. Takut Hitam dan Kehujanan di Awal Karier

Fisioterapis Fortunella Levyana saat masih di Persib Bandung.

INDOSPORT: Ceritakan sedikit sejak kapan kamu mulai terjun di dunia sepakbola sebagai fisioterapis?

Fortunella: Saya masuk ke sepakbola itu sekitar awal 2013 di Pelita Bandung Raya (PBR), selama 3 musim terus sempat ke futsal di musim 2016 lalu.

INDOSPORT: Apa sempat mengalami kendala saat berada di lingkungan yang identik dengan laki-laki?

Fortunella: Kalau soal cewek sendiri di klub itu tidak masalah karena memang sudah tahu konsekuensinya sejak awal.

INDOSPORT: Pernah dijahili atau ada pemain yang iseng saat sedang bertugas?

Fortunella: Kalau pemain sih tidak ada yang iseng, paling buat bercanda dan lucu-lucuan saja.

INDOSPORT: Bagaimana rasanya saat kamu masuk ke lapangan sepakbola dan disaksikan banyak suporter yang memadati stadion?

Fortunella: Kalau pertama kali itu rasanya canggung, masih malu-malu. Takut-takut mau tanya pemain cedera atau sakitnya dimana. Kemudian takut kulit jadi hitam, takut kehujanan juga tetapi makin ke sini makin terbiasa.


2. Perbedaan Fisioterapis dan Tukang Urut

Fortunella Levyana saat di PBR.

INDOSPORT: Seperti apa kamu melihat penggunaan tenaga fisioterapi di klub-klub sepakbola Tanah Air?

Fortunella : Secara umum klub di Indonesia sepertinya belum semua, ada yang masih mengandalkan tukang urut, jadi memang masih kurang. Sedangkan dari FIFA sendiri yang saya tahu sudah merekomendasikan klub profesional itu memang harus ada sport medical team salah satunya fisioter.

INDOSPORT: Bagaimana dengan penggunaan fasilitas medis untuk klub-klub di Indonesia? Apa yang kamu alami selama ini?

Fortunella: Untuk fasilitas, waktu saya di PBR itu manajemennya siapin semua, dari alat yang saya butuhkan, hingga untuk obat dan sebagainya disediakan.

INDOSPORT: Orang awam tentu belum banyak yang tahu tugas fisioterapis. Bisa jelaskan sedikit mengenai hal tersebut karena orang cenderung berpikir klub di Indonesia sering menggunakan tukang urut.

Fortunella: Jelas berbeda karena fisio harus ada pendidikan formal, tetapi untuk tukang urut mungkin ada ilmunya yang sama. Fisioterapis adalah orang pertama yang bertugas kalau ada cedera, tidak bisa langsung diurut. Sebenarnya fisio dan tukang urut itu bisa kerja sama, namun waktunya saja yang harus disesuaikan.

INDOSPORT: Selanjutnya?

Fortunella : Kalau usai cedera itu memang harus ditangani fisio dan saat fase selanjutnya sudah bisa pakai tukang urut. Tetapi urut pun bukan ditempat sakitnya. Fungsinya urut itu buat melancarkan sirkulasi darah dan relaksasi otot. Jadi misalnya cedera engkel, yang ditangani itu otot betis atau pahanya tidak bisa langsung ke engkel.

INDOSPORT: Kamu juga sempat menjadi fisio di tim futsal, bisa jelaskan sedikit seperti apa resiko cedera bagi pemain futsal dan sepakbola?

Fortunella : Kalau pemain sepakbola itu banyaknya cedera di lutut, karena itu tumpuan, dan kalau kena butuh waktu lama untuk sembuh. Sementara di futsal resiko cederanya lebih besar karenakan high impact dan pemain terus bergerak sehingga kalau cedera, pasti lebih parah.

INDOSPORT: Ceritakan sedikit bagaimana perbedaan saat kamu menangani pasien atau pemain lokal maupun asing. Bagaimana reaksi mereka?

Fortunella: Orang kita (pemain lokal) terkadang maunya sekali pegang langsung sembuh. Sedangkan pemain asing lebih terbuka, kalau sakit sedikit mereka langsung tanya dan konsultasi.


3. Tentang Bambang Pamungkas Hingga Jadi Saksi Kematian

Fortunella Levyana (tengah) saat menjadi fisioterapis Persib Bandung.

INDOSPORT: Punya pengalaman menarik selama jadi fisioterapis?

Fortunella: Kalau pengalaman menarik itu saat 2014 ketemu sama Bambang Pamungkas, sempat satu tim di PBR dan itu seperti dapat hadiah tak terduga. Saya memang mengidolakan dia.

INDOSPORT: Selain hal di atas, ada momen yang tak terlupakan?

Fortunella : Ada momen sedih waktu pemain PBR, Sekou Camara meninggal di lapangan. Itu yang bikin sedih, karena saya lihat sendiri padahal sebelumnya dia sehat-sehat saja.  

INDOSPORT: Turut berduka cita. Kamu sering ikut pertandingan sepakbola, jadi apakah kamu juga menikmati jalannya laga?

Fortunella: Kalau lagi pertandingan itu tidak sempat menikmati pertandingan. Karena lebih sering melihat pergerakan pemain dan fokus ke kondisi pemain.

INDOSPORT: Pernah menjalani pertandingan yang benar-benar menguras tenaga ekstra?

Fortunella: Yang bikin susah konsen itu pas ketemu tim tuan rumah dan yang punya banyak suporter seperti Arema, Persib dan Persija Jakarta. Jadi susah untuk mengamati pemain, harus konsentrasi penuh.

INDOSPORT: Sebagai salah satu fisioterapis perempuan, apakah saat masuk lapangan dapat sambutan meriah atau hal lainnya dari penonton?

Fortunella: Sempat juga diteriakin saat masuk ke lapangan karenakan aneh ada perempuan masuk ke lapangan. Tetapi saya biasa saja karena kan fokus ke pemain. (sambil tertawa)


4. Siap Berkarier di Liga Malaysia

Fortunella saat masih di PBR.

INDOSPORT: Sempat off dari sepakbola setahun belakangan, apa rencana kamu di tahun yang baru ini?

Fortunela: Tahun ini saya balik lagi ke sepakbola, sudah ada rencana ke negara tetangga di Malaysia bersama Trengganu FC.

INDOSPORT: Semoga sukes. Ceritakan sedikit mengenai kesempatan emas tersebut?

Fortunelal: Sebenarnya di PBR yang bikin saya punya banyak kenalan, juga sama coach Dejan Antonic yang sempat ke Persib. Dia juga yang rekomendasikan saya untuk ke Trengganu.

INDOSPORT: Apa rencana pribadi kamu saat mengabdi di Trengganu nantinya?

Fortunella: Kalau di sana, d Malaysia rencananya saya sambil kerja dan terus ambil pendidikan untuk tambah ilmu. Karena di sini (Indonesia) masih agak susah dan juga mahal, tetapi di sana banyak jadi sambil kerja dan upgrade ilmu.

INDOSPORT: Ada pesan untuk teman-teman perempuan yang baru akan meniti karier sebagai fisioterapi di sepakbola?

Fortunella: Mungkin saat ini banyak klub yang belum berani, setahu saya baru saya yang jalanin satu musim penuh di liga profesional. Jadi, buat teman-teman perempuan yang baru memulai, tidak usah takut kalau ada kesempatan di sepakbola kenapa tidak.

INDOSPORT: Pertanyaan terakhir, sebenarnya kamu suka sepakbola atu tidak?

Fortunella: Sebenarnya awalnya tidak terlalu suka tetapi karena tiap hari ketemunya bola lagi jadinya lama-lama suka juga. Saya suka Inter Milan (sambil tertawa).

Persib BandungWawancara KhususPersipasi Bandung Raya (PBR)Fortunella LevyanaLiga Indonesia

Berita Terkini