x

Ambisi 100 Tahun Xi Jinping untuk Sepakbola China

Sabtu, 7 Januari 2017 19:25 WIB
Penulis: Rendy Gusti | Editor: Joko Sedayu

Langkah persepakbolaan China yang tengah jorjoran memang menjadi sebuah perbincangan hangat di seluruh dunia. Hal tersebut dikarenakan nominal harga luar biasa yang rela dikeluarkan sejumlah klub untuk memboyong nama-nama pesepakbola tenar di Eropa.

Sebut saja Oscar dari Chelsea dan Carlos Tevez dari Boca Juniors. Kedatangan pemain tersebut membuat mereka dinobatkan menjadi pesepakbola dengan bayaran termahal di dunia. Tevez dikabarkan menerima bayaran hingga 32 juta poundsterling per tahun atau setara dengan Rp523 miliar.


Tevez menjadi pesepakbola dengan gaji terbesar di dunia saat ini.

Paling anyar, pesepakbola lainnya yang mengikuti jejak Tevez adalah rekan setim Oscar di Chelsea, Mikel John Obi (Tianjin Teda) dan juga gelandang tangguh asal Belgia, Axel Witsel (Tianjin Quanjian).

Menurut Presiden China, Xi Jinping, kedatangan para pemain top Eropa tersebut diharapkan bisa meningkatkan pembinaan sepakbola dan juga pemasaran di China. Ambisi besar yang ia lakukan tersebut sudah dicanangkan sejak tahun 2015 lalu.


Presiden China, Xi Jinping tengah merevolusi persepakbolaan China.

"Harapan terbesar saya untuk persepakbolaan China adalah untuk menjadi salah satu yang terbaik di dunia," ujarnya kala itu, seperti dilansir dari New York Times.

Hal tersebut pun ia tunjukkan dengan menata ulang sepakbola profesional di Liga Super China dan menumbuhkan generasi-generasi pesepakbola baru dengan menciptakan puluhan ribu lapangan sepakbola. Selain itu, ia juga akan memberikan arahan dan pengajaran sepakbola di setiap sekolah.

Beberapa ambisi dari Xi Jinping terhadap perkembangan sepakbola China tentu menjadi pembahasan menarik untuk dikulik akan seperti apa ke depannya. Berikut INDOSPORT menyajikan ambisi 100 tahun Xi Jinping untuk sepakbola China:


1. Menjadi yang Terbaik di Dunia

China.

Jika dilihat dari peringkat FIFA, saat ini China berada pada peringkat 82 dari 205 negara yang diakui oleh federasi. Melihat peringkat tersebut, tentu menjadi alarm bagi pemerintah China untuk segera meningkatkan ranking mereka untuk masuk setidaknya dalam 50 besar dalam waktu dekat.

Dalam situs FIFA, semenjak terdaftar pada tahun 1993 silam, peringkat China tidak pernah keluar dari 100 besar ranking FIFA. Peringkat terbaik yang mereka raih adalah ke-37 di tahun 1998.


Xi Jinping diketahui sangat mencintai sepakbola.

Satu tahun berselang, peringkat China turun drastis ke peringkat 88. Hal tersebut dikarenakan pada tahun 1999 Tim Nasional China tidak mengikuti ataupun menggelar laga internasional.

China sendiri diketahui memiliki segudang atlet berprestasi dibeberapa cabang olahraga, salah satunya adalah bulutangkis. Dari setiap kategori nomor yang dipertandingkan, atlet China selalu masuk dalam peringkat 10 besar.

Atas dasar itulah, Xi Jinping yang diketahui sebagai pencinta olahraga si kulit bundar, ingin sepakbola China bisa lebih dikenal dan berprestasi di dunia.


2. Mengembalikan Kejayaan Sepakbola Wanita di China

Timnas Nasional Wanita China sedang melakukan latihan.

Sudah hampir 3 dekade lalu, Tim Nasional Wanita China menjadi kekuatan yang dominan dalam sepakbola Asia. Dalam turnamen AFC Women's Asian Cup, China menjadi tim yang paling sukses dengan menjuarai kompetisi tersebut sebanyak 8 kali.

Pada periode tahun 1986-1999, Tim Nasional Wanita China secara mengejutkan memenangi kejuaran tersebut 7 kali secara beruntun. Dimulai ketika mengalahkan Jepang (1986, 1991, dan 1995), Taiwan (1989 dan 1999), dan Korea Utara (1993 dan 1997).

Terakhir kali China menjuarai AFC Women's Asian Cup tersebut adalah pada tahun 2006, kala mengalahkan tuan rumah Australia. Pada laga yang berlangsung di Hindmarsh Stadium, 30 Juli 2006, China harus bersusah payah mengalahkan lawannya melalui babak penalti dengan skor akhir 4-6.

Hingga saat ini, Timnas Wanita China tidak mampu mengulang rekor baik tersebut, dan hanya mampu menjadi runner up di tahun 2008 dalam ajang yang sama.

Ranking mereka di FIFA saat ini berada pada posisi 13, dan harus terlempar dari urutan 10 besar setelah tidak mampu mengulangi kegemilangan mereka di beberapa kompetisi internasional.


3. Mencari Ikon dan Pahlawan Baru untuk Generasi Muda

Talenta muda sepakbola China

Perekrutan pemain-pemain top Eropa oleh sejumlah klub Liga Super China menjadi sebuah animo baru dalam persepakbolaan dunia. Hal tersebut dilakukan tidak hanya untuk meningkatkan kualitas klub di liga, namun juga para generasi muda di China.

Hal tersebut lantaran para pesepakbola China sangat menggilai beberapa bintang-bintang Eropa, sebut saja Cristiano Ronaldo (Real Madrid) dan Lionel Messi (Barcelona).

Salah seorang pesepakbola cilik yang tengah menggeluti karier sepakbolanya menyatakan bahwa dirinya ingin menjadi Cristiano Ronaldo dari China.


Salah seorang pesepakbola muda China mengidolakan Cristiano Ronaldo dan berharap menjadi seperti dirinya.

"Sepakbola akan menjadi karier saya ketika tumbuh dewasa. Saya ingin menjadi Cristiano Ronaldo dari China," ujar Wang Kai yang masih berusia 13 tahun dilansir dari New York Times.

Salah seorang Profesor Kewirausahaan Olahraga Universitas Salford, Simon Chadwick, juga mengatakan bahwa belanja besar-besaran yang dilakukan tersebut adalah untuk menarik minat para pemain muda untuk menemukan ikon dan pahlawan bagi mereka.

"Pengeluaran belanja pemain yang gila-gilaan telah menciptakan harapan besar. Hal tersebut juga digunakan untuk melahirkan pahlawan dan ikon sepakbola di China," ujarnya.


4. Pengembangan Pemain Muda yang Berkualitas

Evergrande Football School

Di daerah selatan China, terdapat sebuah sekolah sepakbola dengan kualitas layaknya sekolah Hogwarts di film Harry Potter. Evergrande Football School dikatakan sebagai sekolah sepakbola terbesar di dunia.

Sebagai sekolah sepakbola terbesar, Evergrande Football School menyajikan beragam program bermutu yang juga digabungkan dengan latihan yang ketat. Hal tersebut dilakukan agar para pemain muda memiliki mental yang kuat serta pemikiran yang cerdas.


Evergrande Football School memiliki 48 lapangan sepakbola yang selalu dipenuhi para murid.

Sekolah yang didirikan pada tahun 2012 tersebut memiliki 48 lapangan sepakbola, yang dapat digunakan oleh 2.800 pelajar. Para pelajar tersebut setiap harinya berkumpul di lapangan untuk berlatih, menendang dan menggiring bola, dengan harapan mendapatkan ketenaran dan juga kekayaan yang melimpah.

Namun, sekolah yang dibangun dalam waktu 10 bulan tersebut memiliki biaya masuk yang cukup tinggi. Menurut New York Times, biaya per tahun yang harus dibayarkan setiap pelajar berkisar harga 8.700 dolar Amerika atau setara dengan Rp116 juta.


Para murid yang menuntut ilmu di Evergrande Football School.

Tentunya harga tersebut cukup wajar melihat fasilitas serta pembelajaran yang didapatkan oleh para murid. Para pelajar yang memiliki talenta dan bakat akan diberikan beasiswa, dan mendapat potongan harga bagi yang datang dari keluarga kurang mampu.

Para pelatih yang dipilih untuk mengajar pun tidak sembarangan. Mereka adalah pelatih-pelatih yang didatangkan berasal dari Spanyol, Real Madrid Football Academy.


5. Pesepakbola China Mendunia

Liga-liga top Eropa.

Tentunya persiapan yang dilakukan pemerintah China tidak hanya berdampak pada Tim Nasional dan liga domestiknya saja. Harapan untuk membuat para pemain China mendunia juga bisa menjadi target utama mereka.

Hingga kini, tidak banyak pemain China yang mendunia dan berlaga dengan klub-klub ternama. Hanya beberapa negara di Asia saja yang mampu memberikan pesepakbola bertalenta, seperti Korea Selatan dan Jepang.

Nama Sun Jihai dan Dong Fangzhuo mungkin terdengar asing ditelinga para pembaca. Namun, Sun Jihai merupakan pemain China pertama yang berlaga dikompetisi Liga Primer Inggris, bersama Crystal Palace di tahun 1998.


Sun Jihai ketika membela Manchester City dan bertugas sebagai benteng kokoh di lini pertahanan The Citizens.

Pada tahun 2002, Sun Jihai hijrah ke salah satu calon raksasa Liga Primer Inggris, Manchester City. Pemain yang berposisi sebagai bek tengah ini bermain selama 6 musim (2002-2008) dengan mengoleksi 141 pertandingan dan mencetak 3 gol serta 2 assists.

Sedangkan Dong Fangzhuo merupakan seorang striker kelahiran 23 Januari 1985, China. Pada tahun 2004 ia bergabung dengan Manchester United yang dinahkodai oleh Sir Alex Ferguson.


Aksi Dong Fangzhuo ketika membela Manchester United di bawah arahan Sir Alex Ferguson.

Tetapi, meskipun berhasil masuk ke dalam skuat, Fangzhuo tidak mendapatkan jatah bermain yang layak dan harus rela dipinjamkan ke klub asal Belgia, Royal Antwerp. Ia hanya bermain sebanyak 3 kali di bawah arahan Ferguson.

Jika apa yang dilakukan oleh Presiden China, Xi Jinping dan jajaran pemerintahannya berjalan dengan baik, bukannya tidak mungkin nantinya pesepakbola asal China akan mendunia dan menghiasi klub-klub top Eropa.

Bursa TransferOscarCarlos TevezGuangzhou EvergrandeIn Depth SportsLiga Super ChinaXi Jinping

Berita Terkini