x

Mengenal Spidercam, Menyulap Tayangan Sepakbola Jadi Lebih Indah

Jumat, 13 Januari 2017 11:22 WIB
Penulis: Arie Kusnandar | Editor: Joko Sedayu

Sepakbola menjadi salah satu olahraga yang paling populer di dunia. Dan hingga saat ini, benua Eropa menjadi pusat kemajuan sepakbola yang memiliki banyak penggemar di seluruh penjuru dunia.

Popularitas sepakbola Eropa semakin mewabah dengan meningkatnya teknologi penyiaraan. Bahkan, kini seluruh fans sepakbola benua biru bisa menikmati pertandingan klub sekaliber Real Madrid atau Manchester United secara langsung.

Namun, kemajuan teknologi ternyata menuntut hadirnya kualitas penyiaran yang lebih baik lagi untuk kenyamanan penggemar. Maklum, untuk bisa menyaksikan pertandingan-pertandingan sepakbola mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.


Spidercam digunakan di Allianz Arena pada final Liga Champions musim 2011/12.

Seperti diketahui, sejak awal tahun 2000an saja misalnya, siaran pertandingan sepakbola di seluruh dunia masih didominasi dengan pemandangan dari kamera master atau kamera pusat yang statis. Walaupun terdapat beberapa kamera di posisi lain, namun hal tersebut tidak menghilangkan kesan kaku dan membosankan.

Setidaknya terdapat 11 kamera yang digunakan untuk merekam dan menyiarkan sebuah pertandingan sepakbola. Terdapat 1 kamera jimmy jib di belakang setiap gawang, 1 kamera di setiap sudut lapangan, serta 3 kamera di tribun utama, yang berada di sisi kiri, kanan, dan tengah. Lalu, biasanya ada 2 kameramen di pinggir lapangan yang bertugas merekam bangku cadangan.

Karena hanya ada kamera yang bergerak dari pinggir lapangan, perlahan membuat siaran sepakbola terkesan kaku. Selain gambar jernih, salah satu untuk memenuhi kualitas siaran sepakbola menggunakan kamera laba-laba, yang diperkenalkan oleh brand Spidercam.

Hingga tahun 2011 kamera ini sudah pernah digunakan di beberapa pertandingan penting namun penyebarannya terkesan lamban dan belum diaplikasikan di semua kompetisi top Eropa. Penasaran dengan Spidercam, berikut ulasan INDOSPORT.


1. Apa Itu Spidercam

Spidercam

Sejatinya, Spidercam adalah sebuah merek dagang. Sesuai dengan namanya, kamera ini sendiri berbentuk seperti laba-laba, menggantung dan ditopang oleh kabel yang kuat. Sementara itu, Spidercam sendiri memiliki fungsi untuk menambah sudut pandang penyiaran yang tak bisa dilakukan oleh kamera konvensional yang cenderung statis. 

Mengenai fleksibilitas, Spidercam memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi. Kamera ini mampu bergerak di mana saja sesuai dengan areanya, dari sudut satu ke sudut lain serta naik turun. Bahkan, kamera ini bisa berada sejajar dengan si pemain yang ada di lapangan.

Spidercam bisa mengambil gambar di setiap sudut lapangan stadion.

Spidercam memanfaatkan kabel yang kokoh untuk menjaga keseimbangan dan menopang pergerakan dari kamera ini. Kabel berbahan kevlar yang kuat juga membuat kualitas kamera yang lebih baik ketimbang drone yang dibatasi oleh berat dan tentunya durasi baterai serta angin.

Untuk mengoperasikan spidercam, setidaknya membutuhkan dua orang yang saling berkomunikasi. Orang pertama bertugas untuk mengatur gerak Spidercam, sedangkan orang kedua memiliki tugas untuk mengoperasikan kamera pada alat ini, mulai dari zoom in/out, bergerak kiri/kanan, serta mengambil detail yang pas sehingga akan tercipta hasil yang menawan dan enak dipandang mata.

Kamera ini menggunakan sistem tarik ulur atau pancing di antara kabelnya yang telah terkomputerisasi. Perpaduan empat motor yang dimiliki membuat Spidercam bisa naik-turun atau bergerak ke mana saja sesuai kontrol.


Spidercam bisa mengambil gambar dari berbagai macam posisi.

Lalu ada juga Skycam yang diciptakan pada tahun 1984 oleh Garrett Brown (juga tercatat sebagai penemu Steadicam), Skycam diakuisisi oleh Winnercomm, Inc pada tahun 2004. Pada tanggal 12 Januari 2009, Winnercomm diakuisisi oleh Outdoor Channel Holdings, Inc, induk perusahaan dari Channel Outdoor.

Dengan spesifikasi disempurnakan hingga saat ini yaitu mampu bergerak cepat ke sekitar lapangan dengan kecepatan 25 mph, komponen-komponennya terdiri dari kamera perekam, tiang/tugu tegak, reel, kabel baja mampu menahan beban 272 kg, motor katrol penarik dan pengulur kabel, kabel optik, serta seperangkat pengolah komputer terutama untuk mengolah motor.


2. Pemasangan Spidercam

Spidercam

Pada ajang Euro 2016 sejatinya juga menggunakan alat ini sebagai salah satu kamera di pertandingan. Keberadaan Spidercam juga kerap terlihat di layar TV lewat bayangan yang bergerak di atas lapangan jika bermain di bawah terik matahari siang. Namun tentu jarang penikmat sepakbola yang melihatnya karena tentunya kita lebih terfokus pada pertandingan dan kualitas yang dihadirkan oleh alat ini.


Salah satu perangkat Spidercam.

Memasang alat ini di stadion juga bukan perkara mudah. Pihak stadion perlu menghubungkan kamera ke komputer untuk mentransfer gambar yang dihasilkan ke komputer yang terkoneksi ke alat yang bernama switcher dan nantinya akan disiarkan ke televisi penonton di seluruh dunia. Kemudian, harus juga menyiapkan kabel yang tentunya sangat panjang untuk menjadi penyangga sekaligus menjadi trek dari kamera. 


Perangkat yang digunakan untuk mengoperasikan Spidercam.

Kabel tersebut nantinya dipasang di tiap-tiap sisi lapangan tentunya berada di atas tribun penonton. Kabel tersebut juga harus dikaitkan ke Spidercam tadi dan menjadi layaknya katrol agar kamera bisa bergerak bebas dengan sistem tarik ulur atau pancing. Setidaknya terdapat empat tiang pancang dengan motor yang dipasang di titik-titik strategis di tempatkan di atas atap stadion (biasanya di pojok sudut stadion). 

Masing-masing tiang ini prinsipnya seperti batang pancing yang digunakan untuk mengulur dan menggulung kabel baja sementara Spidercam diletakkan di pertemuan 4 kabel tersebut sehingga misalkan kita namai empat tiang tadi menjadi tiang A, tiang B, tiang C, tiang D. Dan kita mau menggerakkan alat ini ke arah tiang A, maka otomatis motor di tiang A akan menggulung dan motor di tiang B,C,D akan mengulur. Hal ini tentunya diatur secara detail oleh sistem sehingga kamera akan tetap melayang di atas tanpa jatuh ke bawah

Memasang alat ini juga perlu hati-hati, karena pada beberapa pertandingan olahraga, alat ini justru menjadi pengganggu jalannya permainan. Salah satunya terjadi pada insiden di rugby antara Inggris melawan Australia, di mana bola yang ditendang pemain mengenai tali Spidercam sehingga jatuhnya bola tidak pada letak yang diinginkan sang pemain.

Selain itu, pada Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, juga terjadi insiden Spidercam yang terjatuh dan menimpa penonton. Hal ini menyebabkan 7 orang mengalami luka serius. jatuhnya kamera tersebut akibat kabel penyangga tidak mampu menahan berat beban dari kamera yang akhirnya menyebabkan kejadian tidak menyenangkan tersebut terjadi.


3. Implementasi Spidercam

Spidercam

Penggunaan kamera ini dimulai pada tahun 2004 silam kemudian diimplementasikan pada acara olahraga besar seperti Piala Eropa Renang di Hungaria, Red Bull X-Fighters di Meksiko dan Spanyol, dan pertandingan sepakbola internasional.

Menurut Sports Video Group Eropa, penggunaan alat ini sudah ada sejak perhelatan Euro 2008. Bukan hanya itu, tekonologi ini juga sudah dipakai saat pelaksanaan Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Selain menghasilkan view yang menarik, Spidercam membuat angle berbeda yang ciamik, penonton bisa terkesan 'ikut berlari' bersama pemain maupun bola. Kamera ini pun memungkinkan untuk menghasilkan gambar ultra slowmotion atau gerakan sangat lambat.


Spidercam sudah digunakan di beberapa kompetisi besar di Eropa.

Pada duel terpanas di La Liga Spanyol, tepatnya pada laga El Clasico tahun 2011 juga telah menggunakan Spidercam. Pada laga panas tersebut, penonton bukan hanya disuguhkan duel sengit dari kedua tim, namun juga berbagai intrik dan detil permainan juga disajikan oleh pihak penyelenggara untuk mereka yang menonton dari layar kaca.

Pada perhelatan Euro 2012 di Polandia dan Ukraina, melalui siaran langsung di layar kaca, pecinta sepakbola di seantero dunia saat ini dapat menyaksikan duel tim-tim Eropa yang tidak hanya menarik dari sisi kualitas para pemainnya dan permainan bolanya.

Sedangkan di Indonesia sendiri juga dipakai pada saat acara pembukaan SEA Games 2011 di Stadion Jakabaring, Palembang. Jika Stadion Jakabarin saja bisa menggunakan Spidercam, stadion-stadion megah lainnya seperti Stadion Aji Imbut, Stadion Gelora Bung Tomo, Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Stadion Si Jalak Harupat, Stadion Patriot, Stadion Pakansari, Stadion Wibawa Mukti, dan Stadion Maguwoharjo juga bisa menggunakan Spidercam.

Well, semoga di kompetisi musim ini, teknologi tersebut telah digunakan di Liga Indonesia sehingga memberikan tontonan yang menarik bagi masyarakat Indonesia dan bukan hanya pertandingan semata.

Bola InternasionalSpidercam

Berita Terkini