x

6 Klub yang Buat Marah Pendukungnya karena Mengganti Logo

Kamis, 19 Januari 2017 22:25 WIB
Editor: Gregah Nurikhsani Estuning

Loyalitas kepada klub sulit untuk dijelaskan. Seringkali istilah tersebut tidak melulu mengenai pemain ke klub, melainkan juga tergambar dari bagaimana ketika warna dan simbol yang melambangkan identitas dirubah demi tujuan tertentu.

Bagi banyak klub, logo merepresentasikan harapan dan ambisi yang sejati. Ketika harapan dan ambisi 'direvisi', tentu hal ini bisa memunculkan polemik baru, terutama bagi suporter yang selalu memberikan support nyata kepada tim yang ia sayangi.

Dalam beberapa tahun belakangan, banyak klub yang melakukan makeover terhadap logonya. Embel-embel rebranding seakan menjadi senjata ampuh bagi pemilik klub yang berniat mengintervensi sedalam-sedalamnya.


Logo baru Juventus.

Terakhir tentu saja bagaimana Juventus menjadi olok-olok netizen karena mengganti logo klub. Desain super minimalis membuat fans kecewa dan menuai protes secara massive.

Beberapa memang menuai nasib baik. Chelsea misalnya, crest barunya pada tahun 2005 silam dipuji oleh fans karena dinilai bagus dan menciptakan kesan modern semenjak tim asal London Barat itu dibeli oleh Roman Abramovich.

Tidak sedikit pula yang kecewa dengan logo baru klub, dan berikut INDOSPORT merangkumnya dalam 6 klub yang dimarahi oleh pendukungnya karena mengganti logo.


1. Fulham

Perubahan fundamental di logo baru Fulham membuat fans marah besar.

Logo Fulham saat ini baru 'dikenalkan' tahun 2001 kemarin ketika promosi ke Liga Primer Inggris. Namun demikian, 'demi alasan baik' bukan lah satu-satunya alasan dibalik berubahnya logo tersebut.

Di tahun di mana klub London Barat itu promosi, sebuah penelitian dilakukan guna mengetahui seberapa familiernya logo itu, dan hasilnya sangat mengecewakan. Tercatat hanya 14 persen pendukung Fulham yang tahu logo baru itu.

Pemilik klub, Shahid Khan, memaparkan jika perubahan logo dilakukan untuk modernisasi imej klub. Adapun inspirasi logo baru tersebut adalah seni minimalis. Mereka menghilangkan banyak unsur dari logo lama supaya Fulham lebih mudah dikenal.

Sayangnya, banyak fans yang merespon logo itu dengan amarah. Apalagi, kabar launching logo baru yang dadakan serta banyaknya informasi yang salah ketika peluncuran membuat mereka tidak senang dengan keputusan manajemen klub.


2. Aston Villa

Tidak banyak detail yang dirubah di logo baru Aston Villa.

Sebenarnya tidak banyak yang berubah di logo baru Aston Villa, klub sarat sejarah yang menginspirasi sejumlah klub lain di Inggris. Di logo baru tersebut, perubahan ada pada tulisan prepared dan juga detail di gambar singa yang menjadi ikon The Villans.

Situasi ini awalnya bermuara saat Aston Villa harus turun kasta ke Divisi Championship musim 2015/16. Seluruh suporter kecewa karena bukan hanya untuk pertama kalinya klub kesayangan mereka terdegradasi sejak 28 tahun sebelumnya, tapi juga performa buruk Jack Grealish dan kawan-kawan yang hanya sanggup cetak 23 gol dari 38 penampilan di pentas liga.

Protes pun terjadi di seantero Kota Birmingham, tempat dimana Villa Park berdiri. Mereka menjelek-jelekkan pemilik klub Randy Lerner karena gagal menjaga tradisi kuat tim pemegang 7 gelar Liga Inggris tersebut.

Di saat bersamaan, Lerner malah melakukan peluncuran logo baru. Bagi banyak pemerhati Liga Primer Inggris, hal ini dirasa kurang tepat karena mengganti 'identitas' klub di saat kondisi Aston Villa tengah terpuruk.


3. Everton

Dalam empat tahun, logo Everton berganti sebanyak 4 kali.

Keputusan manajemen Everton untuk menuruti permintaan fans-nya terkait logo baru patut ditiru oleh klub lain. Mereka memutuskan untuk kembali ke desain lama karena tak kuat menahan desakan para suporter.

Sebelum musim 2013/14, pihak klub menilai jika logo klub "tidak cocok untuk kepentingan digital media and printing". Untuk itu, mereka mengumumkan untuk mengganti logo demi alasan, yang lagi-lagi, modernisasi.

Sayangnya, The Toffees mencopot tulisan nil satis nisi optimum yang sudah menjadi trademark klub asal Kota Liverpool itu. Adapun arti dari tulisan tersebut adalah nothing but the best is good enough.

Tak pelak, keputusan kontroversial itu menciptakan kehebohan bagi suporter Everton. Melalui akun Twitter @NoToNewEFCBadge, mereka membuat sebuah petisi berisi penolakan kepada logo baru yang ditandatangani lebih dari 22.000 orang.


4. West Ham United

Apa benar lebih modern?

Bagi fans West Ham United, musim ini benar-benar menjadi era yang membuat perasaan mereka campur aduk. Keberadaan David Sullivan dan David Gold sebagai joint-chairmen disambut dengan berbagai persoalan pelik.

Di satu sisi, duo David sanggup membawa klub berlogo palu itu keluar dari jurang kebangkrutan. Bahkan baru-baru ini, West Ham berhasil menembus 20 besar klub terkaya di dunia.

Tapi sayang, dibalik kesuksesannya, tersimpan sekelumit cerita yang membuat keduanya + Karren Brady, direktur klub, menjadi public enemy nomor satu bagi sebagian besar fans. Banyak keputusan kontroversial yang mengiringi kiprahnya menangani West Ham United.

Seiring dengan upaya rebranding dan modernisasi, mereka mengubah logo yang tadinya terdapat ilustrasi kastil menjadi hanya palu saja, serta menghancurkan stadion kebanggaan mereka, Upton Park. Tidak hanya itu saja, tulisan London ditambahkan ke dalam logo baru tersebut.

Tak pelak hal ini menciptakan reaksi negatif. Logo kastil melambangkan kerajaan Inggris, karena diketahui jika West Ham adalah klub favorit Ratu Elizabeth. Adapun pembelaan manajemen klub mengenai hilangnya logo kastil seiring dengan dijualnya Upton Park. Di stadion yang berlokasi di Green Street itu memang dibangun sebuah fondasi berbentuk kastil.


5. Arsenal

Perubahan fundamental terjadi di logo Arsenal.

Logo baru Arsenal ini pertama kali diperkenakan di Highbury, stadion lama The Gunners, pada bulan Februari tahun 2002. Manajemen klub secara terang-terangan menegaskan jika hal ini dilakukan agar mempermudah proses merchandising, alias 'menjual klub ke pasar internasional'.

Secara awam mungkin bisa dikatakan jika logo baru tersebut lebih modern dibanding logo lama yang terkesan kuno, tapi tetap saja hal itu membuat banyak fans marah. Penyebab utamanya adalah karena tidak ada satu fans pun yang terlibat dalam proses pembuatan logo baru tersebut.

Hal tersebut jelas membuat kemarahan bagi mayoritas pendukung. Sebab, selain karena alasan tadi, logo lama itu telah menemani perjalanan fans mendukung The Gunners sejak tahun 1949.


6. Manchester City

Desain logo baru Manchester City lebih sederhana dan minimalis.

Satu poin utama yang membuat suporter Manchester City marah dengan logo baru tim kesayangannya sebenarnya bukan lah pada desainnya, melainkan menghilangkan embel-embel FC atau Football Club. Tidak hanya di logo, namun di berbagai aspek lain.

Di logo sebelumnya, terlihat jelas ada tulisan M.C.F.C yang berarti Manchester City Football Club. Namun di logo baru, selain menghilangkan burung dan tulisan latin, tidak ada lagi M.C.F.C.

Banyak fans yang marah dan menilai hal ini dilakukan oleh pemilik klub, Sheikh Mansour, sebagai upaya untuk menjadikan City sebagai klub franchise, yang menghilangkan unsur tradisional di klub yang berdiri sejak tahun 1894 tersebut.

ArsenalManchester CityAston VillaEvertonJuventusWest Ham UnitedFulhamIn Depth Sports

Berita Terkini