x

Selain Ranieri, Ini Deretan Pelatih Italia yang Dicampakan Usai Raih Juara

Sabtu, 25 Februari 2017 17:21 WIB
Penulis: Arie Kusnandar | Editor: Gema Trisna Yudha
Carlo Ancelotti, Roberto Di Matteo, Roberto Mancini, Fabio Capello, dan Claudio Ranieri.

Claudio Ranieri akhirnya diberhentikan dari kursi kepelatihan Leicester City setelah rentetan hasil buruk yang mereka raih di semua ajang, khususnya Liga Inggris. Kabar pemecatan Ranieri menjadi sebuah berita yang paling menggemparkan Eropa khususnya tanah Britania di akhir pekan ini. 

Pemecatan Ranieri juga mendapatkan berbagai tanggapan dan kecaman dari berbagai pihak, khususnya sesama pelatih. Bagaimana tidak, pelatih asal Italia tersebut berhasil membawa The Foxes menjuarai Liga Inggris dimusim lalu. Ia juga berhasil mengubah Leicester yang tadinya hanya sebagai tim hiburan di Liga Primer Inggris musim 2015/16 menjelma menjadi tim kuat yang senantiasa menaklukan tim-tim mapan di Liga Inggris musim lalu.


Komentar Ranieri setelah ia resmi dipecat oleh Leicester City.

Salah satu tanggapan yang paling menohok adalah komentar dari kompatriot Ranieri yakni Luciano Spaletti yang menegaskan bahwa tidak ada rasa terimakasih di dunia sepakbola. Hal ini merujuk pada prestasi Ranieri musim lalu yang seakan dilupakan oleh manajemen The Foxes.

"Tidak ada rasa terimakasih terhadap Ranieri, padahal ia adalah orang yang menciptakan dan menghadirkan sebuah kolektivitas di tim ini, yang tentu menjadikan mereka meraih kemenangan dimusim lalu," ujar Spalletti seperti dikutip dari Four Four Two.

Ungkapan Spaletti ini mungkin ada benarnya, sebab Ranieri ternyata bukanlah satu-satunya pelatih yang mengalami nasib sial seperti itu. Sejatinya terdapat beberapa pelatih hebat asal Italia yang juga mengalami nasib yang sama dengan Ranieri. Penasaran? Berikut daftar pelatih asal Italia yang mengalami nasib serupa dengan Ranieri.


1. Roberto Di Matteo (Chelsea)

Sebelum menjadi pelatih Chelsea, Di Matteo merupakan salah seorang pemain The Blues pada masa kepelatihan dari Ruud Gullid. Sebagai pemain, Di Matteo memiliki kemampuan mengumpan dan tembakan jarak jauh yang akurat hingga membuatnya menjadi salah satu pemain kunci Chelsea pada masa kebangkitan mereka di akhir dekade 1990an. Ia akhirnya menghabiskan waktunya sebagai pemain sepakbola di Chelsea dan pensiun di klub asal London tersebut.

Usai pensiun, Di Matteo menjadi asisten pelatih ketika Andre Villas Boas tengah membesut Chelsea pada tahun 2011. Karier Villas Boas yang tidak terlalu cemerlang di Chelsea akhirnya menjadikan pelatih asal Portugal tersebut dilengserkan oleh manajemen The Blues, yang sekaligus membuka karier kepelatihan Di Matteo disana.

Chelsea yang sedang porak-poranda saat itu menjadikan Di Matteo harus berfikir keras untuk mengembalikan kepercayadirian dan performa The Blues. berkat kerja kerasnya, akhirnya pelatih berkepala plontos tersebut berhasil menjawab tantangan dari manajemen untuk membawa Chelsea kembali berjaya.

Bukan hanya di kancah domestik, Di Matteo bahkan berhasil mempersembahkan gelar Liga Champions bagi Chelsea, dimana trofi tersebut merupakan trofi yang sangat diidam-idamkan oleh pemilik klub Roman Abramovic.

Namun, Roman Abramovic akhirnya memecat Di Matteo dimusim selanjutnya lantaran kekalahan 0-3 dari Juventus dalam Liga Champions yang membuat Chelsea tertatih-tatih, dengan kemungkinan menjadi juara bertahan pertama yang tereliminasi dalam putaran grup. Selain itu, Chelsea juga merosot ke peringkat ketiga dalam Liga Inggris setelah hanya mengumpulkan dua poin dari empat pertandingan terakhirnya. Pemecatan ini seakan melupakan gelar Liga Champions yang diberikan Di Matteo untuk Chelsea.


2. Fabio Capello (Real Madrid)

Fabio Capello.

Satu lagi pelatih asal Italia yang dipecat setelah memberikan sebuah trofi adalah Fabio Capello. Fabio Capello merupakan seorang pelatih yang kaya gelar di tanah eropa.

Karier kepelatihan Capello di Real Madrid sejatinya dimulai pada musim 1996/97 silam. Namun pada periode pertamanya ini Capello dianggap tidak terlalu baik melatih El Real karena hanya semusim saja pelatih asal Italia ini membesut Los Blancos. Padahal, sang pelatih telah mempersembahkan gelar La Liga bagi klub asal Ibukota Spanyol tersebut.

Kemudian, pada musim 2006/07 Capello kembali dipilih sebagai pelatih Real Madrid menggantikan Juan Ramon Lopez Caro. Real Madrid yang pada masa itu masih dibela oleh pemain sekelas David Beckham dan Ronaldo Luis Da Lima ini memiliki ekspektasi yang berlebih kepada Capello di awal penunjukannya.

Di Musim tersebut, Capello berhasil membawa Real Madrid kembali ke performa menawannya. Capello juga berhasil menyatukan ego para pemain bintang di Los Blancos dan pada akhirnya ia mampu memberikan gelar juara La Liga di akhir musim. Gelar ini juga sekaligus menghentikan periode puasa gelar terlama yang diderita oleh tim asal Ibukota Spanyol tersebut.

Sayangnya, Capello dianggap tidak sesuai dengan filosofi Real Madrid yang berujung pada kata pemecatan. Permainan defensif yang diusungnya tidak terlalu disukai, bukan saja oleh para pendukung tetapi juga para direksi tim pemilik gelar juara terbanyak Liga Champions tersebut.

Bukan hanya itu, kabar pemecatan ini juga diiringi dengan kabar perseteruan antara pelatih asal Italia ini dengan beberapa bintang El Real seperti David Beckham dan Ronaldo yang sama-sama memutuskan untuk hengkang. Capello dipecat pada tanggal 28 Juni 2007 atau hanya sepuluh hari setelah mengantarkan Real Madrid merebut gelar La Liga ke 30 nya.


3. Carlo Ancelotti (Chelsea)

Siapa yang tidak mengenal Carlo Ancelotti, pelatih yang telah menangani berbagai klub di besar Eropa ini ternyata juga memiliki nasib yang tidak jauh berbeda.

Sukses menangani Juventus dan AC Milan selama beberapa musim membuatnya ditaksir oleh Roman Abramovich untuk menukangi Chelsea dan menggantikan Luis Felipe Scolari yang gagal memuaskan pria asal Rusia tersebut.

Pada tanggal 1 Juni 2009, Carlo Ancelotti akhirnya resmi menjadi pelatih baru Chelsea dengan kontrak selama tiga tahun. Kehadiran Ancelotti juga diharapkan dapat mengembalikan performa gemilang Andriy Shevchenko yang menjadi pemain kesayangan Abramovich. 

Ancelotti memulai musim dengan sangat baik ketika berhasil membawa The Blues meraih gelar juara Community Shield pada awal musim. Chelsea juga berhasil menjadi satu-satunya tim di Liga Inggris yang berhasil menjuarai liga dengan torehan lebih dari 100 gol di akhir musim berkat gaya bermain ofensif dari Ancelotti.

Gelar juara Liga Inggris yang dipersembahkan Ancelotti kepada The Blues pada musim 2009/2010 juga cukup spesial. Bukan saja kembali meraih gelar liga setelah puasa selama tiga tahun, pencapaian ini juga sekaligus menggagalkan upaya Manchester United untuk mencatatkan rekor sebagai kampiun Liga Inggris dalam empat tahun beruntun.

Namun, dimusim kedua Ancelotti gagal membawa Chelsea menjadi juara Liga Inggris. Mereka berada dibawah Manchester United yang kala itu berhasil menjuarai Liga Inggris. Namun, kegagalan ini nampaknya tidak disukai oleh Roman Abramovich. Ancelotti yang gagal melobi Abramovich akhirnya harus rela posisinya tergusur oleh Andre Villas Boas.


4. Roberto Mancini (Man City)

Selain Ancelotti dan Di Matteo yang dipecat Chelsea, nama lain yang diperlakukan secara tidak terhormat adalah Roberto Mancini.

Mancini terbang ke Inggris untuk menahkodai Manchester City pada musim 2009/2010 silam. Kegemilangan Mancini dalam melatih Inter membuat manajeman City bernafsu mendatangkannya ke Etihat Stadium. Pelatih asal Italia tersebut cukup lama bertahan di kota Manchester, tercatat ia menghabiskan tiga musim membela si 'Tetangga Berisik' ini.

Setelah menyumbangkan dua trofi bagi City yakni Piala FA pada tahun 2010 dan liga Inggris ditahun 2011, akhirnya pelatih berusia 52 tahun ini diberhentikan oleh manajemen dimusim selanutnya karena tidak sesuai dengan harapan klub.

Mancini dipecat City pada 13 Mei 2013, tepat satu tahun setelah merayakan sukses menjadi juara Liga Primer Inggris. Manajemen klub menganggap Mancini gagal memenuhi target musim lalu. City hanya mendapatkan hasil merebut tiket ke Liga Champions.

“Klub tidak memenangi gelar liga lebih dari 40 tahun. Saya memenangi gelar juara, Piala FA, Community Shield, dan di musim terakhir, saya kalah di partai final, dan berada di peringkat dua liga," curhat Mancini.

Roberto ManciniFabio CapelloCarlo AncelottiClaudio RanieriRoberto Di MatteoLiga Inggris

Berita Terkini