x

Dari Kiper ke Striker, Ini Line Up 11 Pesepakbola Cerdas

Selasa, 18 April 2017 17:20 WIB
Editor: Gregah Nurikhsani Estuning
Otak Encer FC.

Banyak orang yang menganggap bahwa pendidikan tetaplah nomor satu. Tak jarang, mereka menempatkan pendidikan di atas segalanya. Bidang lain seperti olahraga acap kali hanya dinilai sebagai hobi belaka yang tak mendapatkan porsi penting.

Gelar-gelar 'berkelas' seperti dokter, insinyur, fisikawan, sampai ahli kimia dianggap lebih berharga dan istimewa ketimbang atlet olahraga. Karena sifatnya yang bersentuhan dengan fisik, olahraga, termasuk sepakbola, terkadang dinilai tak memerlukan otak encer, yang penting tubuh fit dan tidak rentan cedera.

Memang, pada praktiknya, banyak pesepakbola yang enggan menyelesaikan pendidikan formalnya. Mungkin karena sibuk berlatih dan mengarungi ketatnya kompetisi sepakbola, pendidikan dianggap bisa menghambat aktivitas mereka.

Namun menariknya, beberapa universitas ternama di Inggris menyebutkan bahwa rata-rata pesepakbola profesional adalah figur yang memiliki kecerdasan lebih dibanding mereka yang berkecimpung di dunia kerja biasa.

Tidak sedikit pula dari sepakbola muncul insan-insan terbaik di ranah pendidikan. Beberapa bahkan mendapatkan gelar sarjana sampai doktorat dari universitas.

Fans Manchester City tentu tahu betul Manuel Pellegrini. Manajer berkebangsaan Chile itu ternyata diketahui adalah seorang insinyur. Saat masih aktif sebagai pemain, ia sempat mengenyam pendidikan teknik sipil di Universidad de Chile. Pellegrini juga digosipkan pernah membangun rumah untuk teman-temannya di kampung halamannya.

Kali ini, INDOSPORT menyusun line up yang berisi pemain-pemain dengan kecerdasan di atas rata-rata, termasuk Giorgio Chiellini, Pavel Nedved, sampai The Non-flying Dutchman, Dennis Bergkamp.

1. Shaka Hislop (Kiper - Astronot)

Tanggapan miring seputar jarangnya Inggris menelurkan kiper andal bisa jadi ada benarnya. Pasukan Tiga Singa, kecuali Peter Shilton dan David Seaman, kerap kesulitan menemukan penjaga gawang hebat lagi. Tapi Inggris boleh berbangga hati karena sosok Shaka Hislop.

Shaka Hislop.

Sebelum memutuskan untuk terjun ke dunia si kulit bundar, mantan pemain Newcastle United dan West Ham United itu diketahui pernah bekerja di NASA sebagai astronot.

Gelar sarjana di bidang teknik mesin Hislop dapatkan di Washington, Amerika Serikat. Ia bergabung dengan banyak ilmuwan hebat di Space Station Freedom Project. Sayang, ia memilih untuk membela Timnas Trinidad dan Tobago ketimbang Inggris, negeri kelahirannya.


1. Pemain Belakang

Giorgio Chiellini

Yuto Nagatomo (Bek - Sarjana Ekonomi/Penulis Buku)

Jepang sebagai salah satu negara yang dikenal dengan standar pendidikan paling bagus di dunia membuat Yuto Nagatomo 'kecipratan'. Pemain yang biasa menempati posisi bek kiri itu adalah alumni Doshisha University.

Selain lulus dengan gelar sarjana ekonomi, pesepakbola berusia 30 tahun itu juga menelurkan dua buku. Keduanya ia terbitkan saat masih berseragam FC Tokyo antara tahun 2007 sampai 2011.

Giorgio Chiellini (Bek - Master Ekonomi)

Sebagai seorang bek tengah, Chiellini dituntut untuk pintar membaca permainan, ke mana bola akan dikirim, menempatkan posisi, sampai menahan pergerakan gesit striker. Bek Juventus itu memiliki semua kualifikasi tersebut dan dianggap sebagai bek terbaik di dunia.

Di luar lapangan, bek berusia 32 tahun tersebut ternyata juga dikenal ganas. Chiellini lulus SMA dengan nilai tertinggi, dan memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat perkuliahan.

Kecemerlangan di atas lapangan ia tularkan juga di bangku universitas. Pemain berkepala plontos itu mendapat gelar master di bidang studi Bisnis Ekonomi di Universitas Manajemen dan Ekonomi Turin.

Jean-Alain Boumsong (Bek - Matematikawan)

Saat hijrah ke Newcastle United, publik St. James' Park sempat heran kenapa manajemen tim membelinya dengan harga selangit. Buktinya, ia kesulitan menjajal kerasnya Liga Primer Inggris sebelum akhirnya pindah ke Juventus ketika berkompetisi di Serie B akibat kasus Calciopoli.

Meski begitu, banyak yang tidak mengetahui jika Boumsong memiliki kecerdasan yang baik. Ia memang gagal melanjutkan kuliah kedokterannya karena sulit membagi waktu, tapi kemudian ia pindah jurusan ke studi matematika di mana ia mendapatkan gelar sarjana di sana.

Matthew Lawrence (Bek - Sarjana Sastra)

Mungkin banyak yang tak pernah mendengar nama Matthew Lawrence. Selain karena hanya sering bermain di divisi-divisi guram, bek yang bisa bermain sebagai bek tengah dan kiri ini tidak memiliki karier yang terbilang cemerlang.

Namun di dunia penulisan, Lawrence merupakan ahli di bidangnya. Dikenal sebagai sosok yang cerdas, ia memiliki gelar sarjana di American Literature. Selain itu, ia aktif menulis di beberapa media Inggris, di antaranya adalah Mirror, BBC London, TalkSPORT, 5Live dan The London Paper.


2. Gelandang

Frank Lampard.

Pavel Nedved (Gelandang - Matematikawan)

Lazio dan Juventus pernah memiliki satu gelandang elegan di medio 2000-an awal. Dia adalah si pirang Pavel Nedved. Perannya begitu terlihat (selain karena rambut terangnya) di lini tengah. Sebagai playmaker, mantan pemain Timnas Ceko itu memiliki tendangan geledek.

Di luar lapangan, Nedved diketahui andal dalam hitung-hitungan. Sebagai matematikawan, ia mendapat gelar diploma statistik. Hebatnya, gelar tersebut ia raih saat aktif merumput.

Frank Lampard (Gelandang - Si Profesor)

Di Chelsea, Lampard mendapat julukan Si Profesor karena kecerdasannya yang melebihi rata-rata rekan setimnya kala itu. Bahkan kabarnya, ia memiliki IQ tertinggi dari pesepakbola mana pun.

Bryan English selaku dokter tim Chelsea yang pertama kali mengungkapnya ke publik. Melalui serangkai tes, ia menemukan jika Super Frank memiliki kecerdasan yang 'tak lazim' sebagai seorang pesepakbola. Lampard memang tak memiliki gelar, tapi saat mengenyam pendidikan di Brentwood School, rata-rata nilainya adalah 11 atau A.

Socrates (Gelandang - Doktor dan Politisi)

Mendengar nama Socrates mungkin mengingatkan pada seorang filsuf asal Yunani. Pada zamannya, ia dikenal sebagai orang cerdas berkat penemuannya yang berpengaruh hingga saat ini.

Tapi bukan hanya dari Yunani, di Brasil pun ada pesepakbola bernama Socrates yang sama-sama jenius. Pele bahkan memasukkannya dalam daftar 100 pesepakbola terbaik karena andilnya dalam membawa Tim Samba menjadi runner up Copa America 1983 silam.

Socrates memegang gelar doktor dari Faculdade de Medicina de Ribeirao Preto sebelum meninggal dunia pada 4 Desember 2011 karena keracunan. Ia juga dikenal sebagai politisi andal.

Juan Mata (Gelandang - Sarjana Jurnalistik)

Seorang playmaker membutuhkan kepintaran yang tidak sedikit. Ia harus pandai membaca situasi, mengatur tempo, dan mengalirkan bola dengan cerdik.

Juan Mata adalah salah satu contoh gelandang serang yang memiliki semua karakteristik playmaker. Kepiawaiannya di atas lapangan bisa jadi tertular dari latar belakang pendidikannya yang juga mumpuni.

Pemain Manchester United itu diketahui sebagai lulusan jurusan jurnalistik di Universidad Politecnica de Madrid. Tak puas di satu gelar saja, ia mendaftarkan diri di dua bidang studi populer, yakni marketing dan sports science (ilmu olahraga).


3. Striker

Dennis Bergkamp.

Iain Dowie (Striker - Ilmuwan)

Di balik penampilannya yang gahar, mantan striker West Ham United, Southampton, sampai Crystal Palace itu ternyata memiliki otak yang sangat encer.

Dowie diketahui memiliki gelar master jurusan engineering dari Universitas Southampton. Sebelum memutuskan untuk terjun ke dunia kepelatihan, ia sempat bekerja sebagai ilmuwan di British Aerospace.

Dennis Bergkamp (Striker - Ahli Medis)

Selain dikenal piawai dalam membobol gawang, Bergkamp juga dikenal karena ketakutannya menaiki pesawat terbang. Oleh karena itu ia dijuluki The Non-flying Dutchman.

Namun, di balik ketakutannya itu, tidak banyak yang mengetahui jika ia adalah lulusan jurusan teknik kedokteran University of Bath. Atas keberhasilannya itu, ia mendapatkan gelar teknik medis.

Frank LampardGiorgio ChielliniJuan MataPavel NedvedDennis BergkampBola Internasional

Berita Terkini