x

5 Pesepakbola yang Membangkang Saat Dipanggil Timnas

Minggu, 21 Mei 2017 14:33 WIB
Penulis: Lanjar Wiratri | Editor: Gregah Nurikhsani Estuning

Berseragam Timnas Indonesia tentunya menjadi kebanggaan tersendiri atau bahkan target utama dari banyak pesepakbola Tanah air. Namun dalam berjalannya waktu, rasa bangga ketika dipanggil untuk memperkuat Skuat Garuda perlahan memudar.

Dengan berbagai alasan, segelintir pesepakbola Tanah Air nyatanya memilih untuk mengesampingkan panggilan Timnas dengan berbagai alasan. Sontak keputusan mereka untuk 'membangkang' saat negara memanggil mendapatkan banyak reaski keras dari berbagai pihak.

Meski menjadi target utama sasaran kemarahan rakyat Indonesia karena dianggap tak menghormati panggilan Timnas, namun dalam beberapa kasus pemain tak sendiri memutuskan untuk memperkuat atau mangkir dari panggilan Timnas.

Pihak klub yang menaungi para pemain tersebut terkadang memegang peranan peranan penting di balik mangkirnya pemain saat dipanggil Timnas. Klub terkadang menahan pemainnya untuk memperkuat Timnas dengan alasan masi hmembutuhkan jasa mereka di kompetisi yang tengah berjalan.

Di luar itu semua, mendapatkan panggilan untuk memperkuat Timnas Indonesia merupakan kehormatan bagi setiap pemain. Karena itulah tak pantas rasanya menyia-nyiakan kesempatan itu begitu saja.

Berikut INDOSPORT merangkum deretan pemain yang membangkang saat panggilan Timnas dating kepada mereka.


1. Yohanes Pahabol

Yohanes Pahabol.

Pahabol pernah dipanggil pelatih Timnas Indonesia kala itu, Alfred Riedl, untuk menggantikan posisi Irfan Bachdim yang dibekap cedera di lini depan Timnas Indonesia saat Piala AFF 2016 lalu. Namun, Persipura menolak melepas penyerang berusia 24 tahun tersebut.

Saat itu, turnamen Torabika Soccer Championship (TSC) memang tengah bergulir sehingga pihak manajemen Tim Mutiara Hitam memutuskan untuk tetap mempertahankan Pahabol yang tenaganya masih dibutuhkan tim. Terlebih Persipura terlebih dahuli telah melepas andalan utama mereka, Boaz Solossa untuk memperkuat Timnas kala itu.

"Kenapa momen pemanggilan pemain ke timnas selalu krusial, ini jadi tanda tanya juga buat kami, kami akan pertimbangkan itu, saya pikir kalau dalam keadaan seperti ini akan jauh lebih baik bila ada komunikasi antara staf pelatih timnas dan klub," ujar ketua umum Persipura, Benhur Toni Mano.  

"Ini kompetisi sedang berjalan, bahkan ini pekan krusial karena laga penentuan juara, tiba-tiba ada pemanggilan striker, padahal kita sudah kasih striker terbaik di Indonesia, kenapa mau minta dua pemain dari posisi yang sama? Maksudnya apa ini," tambahnya.


2. Jandia Eka

Jandia Eka.

Kembali karena kebijakan klub, Riedl juga pernah merasakan kemarahan yang masih menjadi pelatih Timnas Indonesia memanggil kipper Semen Padang, Jandia Eka, untuk memperkuat Timnas Indonesia jelang Piala AFF 2016. Riedl bahkan sempat melemparkan komentar tajam pada pelatih Semen Padang, Nilmaizar yang dianggapnya  yang lebih mementingkan timnya dibanding kebutuhan Timnas Indonesia.

Saking kesalnya Riedl sampai mempertanyakan nasionalisme Nilmaizar dan ingin Jandia dihukum larangan bermain di TSC yang kla itu masih bergulir. Kiper berambut gondrong itu dianggap telah membangkang karena tidak memenuhi panggilan Timnas.

"Sudah ada kesepakatan setiap tim memperbolehkan dua pemain untuk Timnas, saya berharap Jandia Eka tidak diperbolehkan turun atau bermain di liga. Itu sebagai bentuk hukuman, harus ada aturan yang ditegakkan,” tegas Riedl kala itu.

Di sisi lain, Nilmaizar membantah dirinya menghalang-halangi Jandia Eka untuk memperkuat Timnas Indonesia. “Saya tidak pernah menghalangi pemain memperkuat Timnas, karena membela tim adalah tugas negara,” ujar Nil kepada INDOSPORT.

Menurut Nil, sebagai seseorang yang mencintai Tanah Air, dia selalu mengizinkan para pemainnya untuk bergabung dengan Timnas.

"Tapi untuk pemain tentu saja harus ada izin dari manajemen. Sampai saat ini saya juga belum mendapat pemberitahuan dari manajemen. Surat pemanggilan saya juga tidak tahu, karena belum pernah ditunjukkan sama saya," jelas pelatih asli Ranah Minang itu.


3. Emil Audero Mulyadi

Kiper Juventus, Emil Audero Mulyadi.

Februari lalu, PSSI gencar melakukan proses pendataan pemain berdarah Indonesia atau asli Indonesia yang berkarier di luar negeri. Salah satu pemain berdarah Indonesia yang menjadi bidikan ialah kiper muda Juventus, yakni Emil Audero Mulyadi.

Penjaga gawang berdarah Italia-Indonesia tersebut dilahirkan di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan memiliki ayah orang Indonesia bernama Edi Mulyadi. Di Juventus, Emil berstatus kiper ketiga sesudah Gianluigi Buffon dan Norberto Murara Neto.

Belum resmi dipanggil untuk mengikuti seleksi Timnas Indonesia, Emil ternyata telah menolak secara halus hal tersebut. Melalui akun Instagram miliknya, kiper 20 tahu tersebut mengisyaratkan lebih memilih membela Timnas Italia ketimbang skuat Garuda.

Emil memposting fotonya bersama skuat Italia dan bendera Italia yang seolah menegaskan dirinya tak berminat bergabung bersama Timnas Indonesia. Ia pun langsung menjadi sasaran caci maki warganet asal Indonesia di akun Instagram-nya .

Banyak netizen yang menyebut Emil merupakan pengkhianat karena tak menghormati panggilan Timnas. PSSI pun tak dapat berbuat banyak karena membela Timnas merupakan hak masing-masing individu dan mereka tak bisa memaksanya.

"Ya tidak apa-apa, kita tidak bisa memaksa pilihan seseorang. Yang kita cari tentu selain pemain yg bagus secara skill, tapi juga pemain yang mau menumpahkan darah untuk Merah Putih dan yang punya jiwa nasionalisme," ujar Direktur Media dan Hubungan Masyarakat PSSI, Hanif Thamrin kepada INDOSPORT


4. Andri Syahputra

Pesepakbola muda Indonesia di Qatar, Andri Syahputra.

Pemain muda Indonesia yang berkarier di Qatar, Andri Syahputra, menjadi salah satu bidikan PSSI saat melakukan pendataan pemain di luar negeri. Namun drama terjadi saat Andri menolak kembali ke Indonesia untuk mengikuti seleksi Timnas U-19.

Dengan alasan pendidikan, orang tua pemain muda berusia 17 tahun tersebut menegaskan jika anaknya tak bisa memenuhi panggilan PSSI. Namun tak berselang lama, Andri diketahui justru memilih untuk memperkuat Timnas Qatar U-18 dalam sebuah pertandingan uji coba melawan Inggris U-19 di lapangan Aspire Football Academy, Qatar, akhir Maret lalu.

Reaksi keras langung ditunjukkan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang bahkan sempat meminta PSSI untuk mem-blacklist Andri Syahputra. Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi bahkan secara keras meminta Andri untuk keluar dari Indonesia jika tak mau mempekuat Timnas Indonesia.

"Andri kita doakan mau dipanggil masuk Timnas Indonesia. Kalau dia tidak mau, berarti dia bukan orang Indonesia. Silahkan keluar dari Indonesia," ujar Edy.

Namun seiring berjalannnya waktu, akhirnya terkuak alasan di balik keputusan Andri Syaputra untuk menolak bergabung di Timnas Indonesia dan justru memilih bergabung dengan Timnas Qatar. Kemenpora pun melunak dan meminta agar polemik tak mau bergabungnya Andri ke Skuat Garuda Muda agar segera diakhiri.

"Setelah melalui komunikasi intens dengan Pak Dubes diketahui bahwa Andri masih tetap seorang WNI. Dia bergabung bersama Timnas Qatar adalah sebuah yang wajar dalam hukum Qatar," ucap Sekretaris Menpora, Gatot S Dewa Broto dalam keterangan resminya, Sabtu (01/04/17).

"Dia membela Timnas Qatar hanya sebagai apresiasi dengan status citizenship card. Sehingga dia tanpa harus pindah warga negara untuk membela Timnas Qatar," jelas Gatot.

Namun Andri tampaknya harus menanggung risiko di balik keputusannya untuk tak membela Merah Putih dan memilih Timnas Qatar. Dalam akun Instagramnya, warganet Indonesia masih terus memberikan komentar pedas terkait keputusannya tersebut.


5. Rezaldi Hehanusa

Pemain Persija Jakarta, Rezaldi Hehanusa (kanan) mencoba menghalau tendangan pemain Semen Padang.

Bek muda asal klub Persija Jakarta, Rezaldi Hehanusa sejatinya dipanggil oleh pelatih Timnas Indonesia U-22, Luis Milla. Pemain yang kerap disapa Bule ini diharapkan bisa mengikuti pemusatan latihan kelima yang digelar Milla.

Sayangnya, Rezaldi tidak hadir karena beralasan sedang cedera. Akan tetapi kenyataan berbeda justru terjadi saat dirinya malah bermain membela klubnya Persija Jakarta ketika ditaklukkan oleh Persela Lamongan dengan skor tipis 1-0, Rabu (10/05/17) lalu.

Mengetahui situasi tersebut, Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi mengaku sangat kecewa. Dia pun akan mengusut kasus ini dan menyerankan setiap pemain yang menolak panggilan Timnas Indonesia untuk segera keluar dari Tanah Air.

"Jika ada pemain yang tidak bersedia membela Timnas Indonesia lebih baik keluar dari Indonesia," ucap Edy Rahmayadi.

"Klub juga akan kami tindak tegas. Pemain itu merupakan tanggung jawab klub. Dan jika pemain dipanggil Timnas, itu juga tentu tidak akan merugikan klub," tandas Edy.

Ingin mengakhiri polemik tersebut, Pihak manajemen Persija Jakarta langsung meminta maaf kepada PSSI terkait mangkirnya Rezaldi Hehanusa mengikuti latihan Timnas Indonesia U-22.

"Saya sangat mendukung Rezaldi bergabung dengan Timnas. Kemarin mungkin ada kesalahan dari manajemen, dan kita sudah bikin surat permintaan maaf kepada PSSI," ujar Direktur Utama Persija, Gede Widiade.

Gede menyebut kesalahan serupa tak akan terjadi di masa mendatang. Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Departemen Timnas itu mengklaim manajemen Persija sama sekali tak memiliki niat untuk menghalangi Rezaldi bergabung ke Timnas.

Emil Audero MulyadiTimnas IndonesiaJandia Eka PutraAndri SyahputraYohanes Ferinando PahabolRezaldi Hehanusa

Berita Terkini