x

5 Kunci Keberhasilan Real Madrid Menjuarai La Liga

Senin, 22 Mei 2017 16:15 WIB
Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
Real Madrid Juara La Liga.

Real Madrid memastikan diri sebagai jawara La Liga Spanyol, pasca mengalahkan Malaga di Estadio La Rosaleda, Senin (22/05/17) dini hari tadi. Kemenangan 2-0 dirasa cukup untuk mempertegas bahwa Los Blancos adalah raja sepakbola di Tanah Spanyol musim 2016/17.

Dua gol skuat Zinedine Zidane masing-masing dicetak oleh dua penyerang andalan mereka saat ini. Sang megabintang Cristiano Ronaldo mampu menggetarkan jala Kameni saat pertandingan baru berjalan 5 menit di babak pertama. Sementara Karim Benzema mengunci gelar La Liga ketika golnya di menit 55 tak mampu dibalas oleh tuan rumah Malaga.

Kemenangan tersebut mengukuhkan diri mereka sebagai yang teratas dalam tabel klasemen La Liga Spanyol. Dari 38 laga yang telah mereka lakoni, 93 poin berhasil mereka torehkan dengan unggul 3 poin dari rival abadi mereka, Barcelona, yang berada di posisi 2.

Dalam perjalanannya menjuarai kompetisi La Liga musim ini, Madrid hanya mengalami kekalahan 3 kali, dengan imbang 6 kali dan 29 kali ‘mencundangi’ lawan-lawannya. Total, 106 gol berhasil mereka ceploskan, dengan 41 kali kemasukan.

Melihat keberhasilan Madrid menjuarai gelar La Liga yang ke-33 ini, INDOSPORT mencoba merangkum beberapa momen penting yang menjadi faktor utama keberhasilan Los Merengues dalam menjuarai La Liga Spanyol.


1. Debut Manis Tanpa Sang Megabintang

Gareth Bale pasca mencetak gol ke gawang Real Sociedad.

Para penggemar Real Madrid dilanda was-was ketika tim kesayangan mereka hendak melakukan laga debut La Liga pada Agustus 2016 lalu. Pasalnya, kala itu Madrid tidak dapat diperkuat oleh sang megabintang Cristiano Ronaldo karena masih mengalami cedera pasca kejauaraan Euro 2016 di Prancis.

Tidak hanya Ronaldo saja, sang penyerang andalan Karim Benzema pun tidak bisa tampil dikarenakan mengalami cedera saat melakukan sesi latihan bersama skuat Los Merengues. Kala itu, dirinya harus absen selama 28 hari dan baru bisa tampil di awal bulan September 2016.

Ditambah lagi, laga pamungkas diadakan di Juan Martinez Munuera, kandang Real Sociedad yang kerap kali merepotkan tim-tim besar La Liga. Zinedine Zidane pun dibuat pusing dengan hal tersebut, dan harus mengakalinya dengan para pemain yang ada.

Beruntung, Los Blancos masih memiliki nama besar macam Gareth Bale. Di pertandingan tersebut, Zidane menggunakan formasi 3 penyerang dengan Bale menjadi tumpuan utama mereka. Hasilnya pun terbukti, dengan terciptanya 2 gol dari mantan pemain Tottenham Hotspur itu.

Marco Asensio dipercaya Zidane untuk mengisi tempat yang ditinggalkan oleh Ronaldo pada sektor sayap kiri. Kepercayaan tersebut pun membuahkan hasil yang manis dengan dirinya turut menyumbangkan 1 gol. Akhirnya, Madrid membuka kemenangan manis di laga perdana dengan menghancurkan tuan rumah Real Sociedad 3-0.


2. Kemenangan 3-0 dalam Derby Madrid di Vicente Calderon

Cristiano Ronaldo melakukan selebrasi pasca mencetak gol ke gawang Atletico Madrid.

Momen keberhasilan Madrid dalam meraih gelar juara La Liga musim ini tak lepas dari kemenangan besar Los Merengues saat menjalani laga Derby Madrid pertamanya di La Liga pada bulan November 2016 lalu.

Di laga tersebut, megabintang Cristiano Ronaldo mencetak hattrick ke jala Jan Oblak. Kemenangan tersebut serasa manis karena berhasil ditorehkan di depan puluhan ribu pendukung Los Rojiblancos.

Selain faktor Ronaldo, kejelian Zidane dalam menggunakan Vazquez untuk menggantikan posisi Karim Benzema juga dapat diacungi jempol. Walau tidak berkontribusi dalam mencetak gol maupun assist, pergerakannya sebagai di sisi kanan lapangan mampu membuat Ronaldo leluasa dalam mencari celah untuk mencetak gol.


3. Garangnya Sang Kapten, Sergio Ramos

Sergio Ramos merayakan golnya ke gawang Barcelona di menit akhir.

Kapten Real Madrid, Sergio Ramos, memang dikenal akan kepiawaiannya dalam mencetak gol. Dirinya tak hanya kuat dalam bertahan, namun juga kerap kali membantu rekan-rekannya dalam mencetak gol-gol penting untuk timnya.

Hal tersebut dapat dibuktikan ketika dirinya mencetak gol di beberapa laga yang menyelamatkan Madrid dari jurang kekalahan. Seperti saat ia mencetak 2 gol kemenangan melawan Malaga di Santiago Bernabeu. Kala itu Los Blancos memenangkan pertandingan dengan skor tipis 2-1.

Tak hanya itu, dirinya juga mencetak gol penyama kedudukan dalam laga El Clasico jilid pertama di La Liga. Bermain di Camp Nou, mantan pemain Sevilla itu mencetak gol di menit akhir pertandingan melalui sundulannya, yang memaksa skor imbang 1-1 menutup laga El Clasico.

Selain itu, 1 golnya ke gawang Deportivo La Coruna dan Real Betis turut serta membuat Real Madrid meraih 3 poin penting. Pasalnya, masing-masing gol yang ia ciptakan kala itu merupakan gol kemenangan. Dirinya mencetak gol di penghujung babak kedua saat mengalahkan La Coruna 3-2, dan Real Betis 2-1.


4. Kejelian Zidane Menggunakan Pemain Lapis Kedua

Skuat Real Madrid merayakan golnya James Rodriguez ke gawang Eibar.

Pelatih Zinedine Zidane memiliki pengetahuan yang pantas tentang kapan waktu yang tepat untuk mengistirahatkan para pemain intinya. Pasalnya, dalam mengarungi kompetisi La Liga Madrid juga disibukkan dengan berbagai kompetisi yang tak kalah penting lainnya, seperti Liga Champions.

Dan, Zidane pun melakukan sebuah keputusan yang tepat ketika dirinya menggunakan pemain mudanya kala berkunjung ke kandang Eibar, dalam laga lanjutan La Liga pekan ke-26. Di laga tersebut, beberapa pemain penting ia cadangkan, seperti Ronaldo, Bale, Marcelo, hingga Toni Kroos.

Keputusan itu pun terbukti dengan kemenangan besar yang mereka raih kala itu. James Rodriguez dan Marco Asensio menjadi bintang dengan masing-masing turut memberikan kontribusi 1 gol, dalam kemangan 4-1 yang mereka raih.

Dimainkannya Nacho Fernandez untuk menggantikan peran Marcelo juga membuahkan hasil. Walau mendapatkan 1 kartu kuning, Nacho mampu memberikan pertahanan terbaiknya kala itu dengan meminimalisir gol yang ada.

Sejak pertandingan itu, skuat Real Madrid lapis kedua mampu menghempaskan beberapa tim seperti Leganes, Deportivo La Coruna, Sporting Gijon, hingga Granada. Dimainkannya pemain lapis kedua jelas memberikan dampak positif untuk para pemain inti dalam menjaga kebugaran.


5. Pelajaran Pasca Kekalahan El Clasico di Santiago Bernabeu

Barcelona merayakan selebrasinya pasca mengalahkan Real Madrid di Santiago Bernabeu.

Kekalahan 2-3 di Santiago Bernabeu atas rival abadinya, Barcelona, jelas menjadi batu sandungan Zidane untuk membawa Madrid menjuarai kompetisi La Liga kala itu. Dirinya pun seakan belajar atas hasil pahit yang ia raih, dengan memokuskan para penggawanya untuk tampil habis-habisan di laga tersisa.

Terlihat, di lima laga terakhir La Liga pasca kekalahan atas Barcelona itu, Madrid memangkas habis lawan-lawannya dengan kemenangan, tanpa adanya hasil imbang atau kekalahan. Di lima laga tersebut pula, para pemain terbaiknya dikeluarkan oleh Zidane untuk menjaga jarak dengan Barcelona yang berada di bawahnya.

Hasil itu pun terbukti dengan terhapusnya dahaga 4 tahun tanpa gelar La Liga. Kemenangan terakhir Madrid atas Malaga pada subuh dini hari tadi menjadi bukti bahwa fokus yang diterapkan oleh Zidane mampu memberikan hasil dengan menjuarai gelar La Liga untuk yang ke-33 kalinya dalam sejarah Los Blancos.

Real MadridCristiano RonaldoSpanyolGareth BaleBarcelonaZinedine ZidaneLaLiga SpanyolKarim BenzemaIscoLucas VazquezNacho FernandezBola Internasional

Berita Terkini